Hari ini adalah tahun ketiga aku bersekolah disini. Kurang lebih satu tahun terakhir ini aku akan memakai waktu semaksimal mungkin untuk belajar. Tidak ada lagi kata main-main. Aku tidak ingin mengecewakan Dad jika nilaiku sampai payah nanti.
Melangkahkan kakiku, mataku memencar mencari keberadaan Elle dan Troye, sahabatku. Banyak wajah-wajah baru disini, pastinya mereka juniorku. Setelah menangkap keberadaan dua makhluk itu yang tengah mengobrol di salah satu bench , aku dengan segera menghampiri mereka.
" Kau ini selalu saja datang tepat waktu ". Troye mulai mengomentari ku. Yang dimaksud dengan tepat waktu adalah aku selalu datang kurang satu atau dua menit dari pukul 7 lewat 15 menit.
" Ya...hanya untuk hari ini, mungkin besok aku akan datang pukul 8 haha ". Kekeh ku. Elle memutar bola matanya.
" Cih...kau bilang mau berubah ". Sindirnya.
" Lihat saja nanti ". Kataku tak peduli dan memandangi cat mengkilap pada kuku jariku.
" Well...ku harap guru sains baru itu dapat membuatmu semangat ke sekolah ". Mata Troye berbinar-binar. Apa maksud ucapannya?
" Sudahlah jangan heran begitu, kau akan tahu nanti, ayo! ". Troye berdiri dan merangkul bahuku untuk ikut berkumpul di aula bersama semua murid di sekolah ini.☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀
" Kalian dengar itu? Semua orang membicarakannya ". Elle terkikik geli dan memasukkan sesuap salad ke mulutnya. Ia mengibaskan rambut pirangnya ke belakang.
" Oh astaga! Meghan kau harus lihat! Itu dia disana berdiri di belakangmu! ". Kau tahu, seberapa hebohnya itu, aku tak akan peduli. Toh...guru baru itu juga manusia. Ketahuilah banyak manusia tampan di dunia ini dan aku sama sekali tidak tertarik akan kehebohan ini.
" Troye...kau lah yang paling tampan jadi aku tak mau melihatnya, oke? ". Ujarku acuh dan menghajar donat coklat milikku yang masih utuh. Percayalah padaku, keberadaan makhluk tampan seperti Troye dan Shawn--kakak ku sudah sangat cukup. Sayangnya Troye itu gay jadi tidak mungkin aku menyukainya apalagi berharap menjadi gadisnya.
" Oke...kau selalu saja seperti itu. Aku bingung dengan seleramu, awas saja jika kau sampai tertarik dengannya. Ingat besok kelas pertama kita adalah sains ". Elle mengingatkanku. Aku tetap tidak peduli dan hanya mengacungkan jempolku.
Besoknya
Aku mengetuk-ngetukkan pulpenku di meja. Guru yang menyebabkan kehebohan itu belum menampakkan batang hidungnya. Bukannya penasaran dengan dirinya hanya saja aku sudah hampir mati karena bosan. Kami memiliki ketua kelas terburuk disini, dia kelewat disiplin jadi siapapun yang ribut di jam pelajaran walau tak ada guru sekali pun akan dilaporkan kepada wali kelas. Menyebalkan bukan?
Kepalaku menoleh ke sekelilingku saat para gadis penghuni kelas ini menahan nafasnya terkejut. Ternyata karena guru baru itu sudah memasuki kelas ini.
Aku mengernyit.
Serius? Dia gurunya? Dia bahkan lebih cocok di sebut buronan daripada guru.
Tubuhku menegang saat matanya menatapku. Demi menutupi rasa aneh yang menjalar dari dalam diriku, aku pun menunduk. Aku lalu melirik Elle dan Troye yang duduk sejajar denganku. Elle yang jelas seorang wanita wajar menatap kagum guru itu, sedangkan Troye...harus ku akui terkadang aku masih merasa aneh akan sikapnya.
Ayolah, Meghan! Dia gay!
Aku mendongak lagi kedepan saat guru itu menepuk kedua tangannya meminta perhatian, padahal semua orang memang memperhatikannya, termasuk aku. Ia menjernihkan kerongkongannya.
" Oke selamat pagi semuanya. Namaku Harry Edward Styles dan aku pengganti Mrs. Nelson sebagai guru sains. Umurku 24 dan tidak ada salahnya kan jika aku mengencani salah satu dari kalian? ". Mulutku menganga begitu ia mengedipkan matanya entah pada siapa. Oh menjijikkan. Guru macam apa itu? Kini semua gadis berteriak histeris kecuali aku tentu saja dan ada yang menggantikan ku untuk berteriak yaitu Troye.