Aku terhuyung ke belakang karena tangan besar yang mencengkeram erat pergelanganku. Detik itu pula aku tahu bahwa Harry lah yang menarikku. Dia celingak-celinguk sebentar sebelum membawaku ke ruangannya.
" Darimana kau? Aku mencarimu kemanapun ". Tanyanya dengan suara seraknya yang berat dan dingin. Kira-kira Harry marah tidak ya jika aku mengaku baru saja menemui Zayn?
" Umm...aku menemui Zayn di cafe seberang ". Jawabku jujur. Wajahnya berubah kesal, bahkan ukiran rahangnya yang tajam itu mengeras seketika. Terkadang aku risih padanya yang belakangan ini sedikit tempramental.
" Mengapa kau menemuinya? "
" Dia yang memintaku, lagipula aku tidak enak menolaknya karena kau sudah menghajarnya seenak mu saja ". Mendengarku, Harry membuang muka.
Kami berdiam diri sejenak sebelum dia meraih pinggulku untuk menempel padanya.
Ku rasakan miliknya yang keras bergesekan dengan pahaku, sial. Hal pertama yang ada di otakku adalah memilikinya sepuasku di dalam selimut.
" Biar kuberitahu, aku tidak suka gadisku dekat-dekat dengan pria lain yang menginginkannya, bahkan sahabatmu sendiri. Aku tidak suka kau mengecup pipinya ". Katanya pelan namun dengan nada bicara yang kasar.
" Bagaimana kau tahu aku mengecup Troye? "
" Kau tidak perlu tahu. Sudah, kembalilah ke kelasmu dan selesaikan pelajaranmu, aku ingin kau memilih cat untuk malam ini ". Harry mengedipkan matanya dan menciumku singkat. Aku tidak berucap sedikitpun dan keluar dari ruangannya. Aku berani bersumpah bahwa aku tidak akan fokus untuk belajar lagi hari ini.
🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃
" Kau suka warna biru? ". Harry berbisik di sebelahku. Aku mengangkat kaleng cat berwarna biru ini dan mensejajarkannya dengan dada Harry.
" Ya "
Dia menyeringai.
" Tapi warna sialan ini kurang hot "
" Tapi aku menyukainya ". Kataku dan mengerucutkan bibirku, semoga saja dia tidak memaksakan kehendaknya untuk memilih warna pilihannya.
" Percayalah, kau lebih menyukai penisku dari pada warna kesukaanmu itu ". Harry tertawa lebar akan lelucon mesumnya. Dia bahkan sampai tersedak-sedak. Karena kesal aku memukul bisepnya.
" Baiklah-baiklah, kita pakai cat ini ". Ia mengakhiri perdebatan kami dan menggiringku ke tempat khusus yang biasa kami pakai untuk ritual sex buatan Harry ini." Aw ". Rintihku pelan sedikit kesakitan saat miliknya menancap di milikku. Ini kedua kalinya aku melakukan ini bersamanya.
" Aku suka milikmu. Sangat sempit dan sempurna, aku beruntung memilikimu ". Harry berujar dengan tenangnya.
Ia mulai membalurkan catnya ke seluruh tubuhku begitupun tubuhnya. Sesekali ia menengadahkan kepalanya ke atas lantaran aku bergerak aneh sementara miliknya tertanam padaku.
Dia mulai mengontrol diriku untuk naik turun. Sensasi dinginnya cat terasa begitu seimbang dengan gerakan kami. Sepersekian detik berikutnya Harry mengulum bibirku, membawa cairan kental biru ini ke rambutku dan meremasnya, menambah gairah.
Mungkin ingin menggali gairah lebih dalam, dia merubah posisi kami, berada diatasku dan telapak tangannya terasa sedikit panas menampar kulitku. Dia bergerak dengan kasar dan keras.
" Ha--harry bi-saa-- kau lebih pe--lan sedi-kit? "
Harry menyeringai dengan nafasnya yang tersengal-sengal.
" Tidak ". Jawabnya.
Ponselku berdering, secara spontan aku mencoba mendorong Harry dan dia menghentikannya.