Memulai pagi dengan melamun adalah hal yang menakjubkan, dimana kau sendirian, tidak ada yang mengganggu, kau bisa bernafas dengan puas tanpa harus menahannya. Aduh, kenapa lamunanku terdengar konyol begini? Abaikan lah.
Apa yang akan ku lakukan hari ini ya? Aku bosan. Sejak aku bangun, aku tidak kemanapun hanya duduk di balkon kamarku memandangi pohon besar yang berada tepat di hadapanku.
" Ya, Elle? ". Jawabku setelah ku dengar ponselku berdering.
" Kau bisa datang ke rumahku? aku sendirian disini. Kakakku akan pulang besok karena dia menginap di rumah kekasihnya. Kumohon, Meghan! Aku sangat kesepian ". Rengeknya di seberang sana. Aku terkikik kecil meresponnya.
" Oleh sebab itu kau harus mencari seseorang yang bisa menemanimu kapan saja, Elle ". Dia menghela nafas dan mengejekku.
" Ayolah, itu menggelikan, kau tahu? "
" Ya, baiklah tunggu aku di sana ". Aku mematikan sambungannya secara sepihak dan mengambil jaket ku, juga membekaliku dengan barang-barang yang mungkin akan berguna yaitu uang.
Ku dapati Shawn yang sedang bermain video game dengan televisi yang menyala dan dia tidak menontonnya. Aku merutukinya dalam hati sebelum berpamitan padanya.
" Hey, aku akan pergi ke rumah Elle. Kau jaga rumah beserta isinya, kalau ada apa-apa, tidak apa-apa ". Kataku dan aku kebingungan sendiri dengan apa yang ku ucapkan. Astaga, aku ini kenapa sih?
" Kau mabuk? ". Tanyanya seraya mengernyitkan wajahnya padaku.
" Tidak. Aku ini gadis baik-baik mana mungkin aku mabuk. Sudahlah aku pun bingung dengan ucapanku, bye, Shawn "
" Jangan pulang terlalu sore! ". Teriaknya karena aku sudah jalan duluan tanpa meminta izin darinya, lagipula aku sadar Shawn tak dapat melarang ku.
🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄
" Holy fuck! ". Umpatku saat ada mobil yang dengan seenak bokongnya menghalangi jalanku. Untungnya aku menginjak remnya kalau tidak kiamat sudah. Aku keluar dengan kasar dan menggedor-gedor kaca mobilnya.
Kaca mobilnya perlahan-lahan diturunkan dan ekspresi ku jadi datar saat tahu siapa orangnya.
" Apalagi? Kau mau membalas dendam? ". Tanyaku ketus seraya menyingkir mempersilakannya untuk keluar dari mobilnya yang sama sialannya dengan pemiliknya.
" Aku hanya ingin berpamitan padamu. Aku tahu bukan kau yang melaporkan ku dan yeah aku ingin minta maaf juga "
Aku terdiam. Mencerna segala ucapannya.
" Kau mau kemana? ". Aku tak menggubris apapun tentang kesalahannya, secara alami aku merasa sedih dia akan pergi, bagaimanapun juga pasti rasanya akan aneh hari-hari kedepannya akan ku lalui tanpa si pengganggu Styles yang sudah ku kenal ini. Bisa dibilang kami teman, meskipun aku tak akan sudi mengakuinya di depan siapapun.
" Entahlah, aku ingin keluar kota untuk mencari pekerjaan yang sama, menjadi guru adalah keinginanku sejak dulu. Satu hal lagi, tolong jangan beritahu siapapun itu, hanya kau yang tahu permasalahan ini, Meghan. Aku berharap banyak padamu ". Aku menelan ludahku ku. Aku lalu memeluknya dan itu mengejutkanku.
" Aku harap kau dapat merubah sikapmu dan semoga dapat meraih apa yang kau inginkan. Mr. Styles aku juga ingin minta maaf selama ini aku kasar padamu ". Jari tanganku menghapus air mataku sebelum ku lepaskan pelukanku, dia tak membalas pelukanku jadi aku dengan sesegera mungkin mengakhirinya ditambah lagi aku merasa malu.
Ku dapati Mr. Styles yang tersenyum dan dia masuk begitu saja ke mobilnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi. Mobilnya melesat jauh ke depan dan aku merasa kehilangan.
🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄
" Hey, mengapa wajahmu murung begitu? ". Elle menginterupsi lamunanku yang tak mengikuti alur film sama sekali.
" Kau tak suka filmnya? Aku bisa menggantinya jika kau mau ". Ia melengkapi dan ku balas dengan gelengan." Tidak. Aku menyukainya hanya saja pikiranku sedang kacau "
" Oh ya? Ceritakan padaku! ". Nah ini dia hal lainnya yang tidak ku sukai dari seorang Elle fanning. Dia pasti akan memaksaku untuk buka mulut.
" Entahlah, Elle. Pikiranku lari kemana-mana ". Aku membaringkan diriku di ranjangnya dan menonton langit-langit kamarnya.
" Contohnya? "
" Astaga, bisa tidak kau tidak perlu mendesak ku? Aku sedang pusing, Elle ". Elle mengerucutkan bibirnya dan memicingkan matanya.
" Apa ini ada kaitannya dengan Mr. Styles? ". Apa? Bagaimana bisa si pirang ini tahu?
" Kau ini bicara apa? ". Ku sembunyikan raut wajahku yang mulai khawatir tapi si pirang ini masih tetap pada pendiriannya.
" Well...ku dengar dia mengundurkan diri dari sekolah kita, ya...siapa tahu saja kau sedih karena dia tidak mengajar lagi, bukan begitu? Hahaha... aku yakin kau sudah dengar berita menyedihkan itu ". Ocehnya. Aku tak merasa tersinggung dan ku tarik sebuah kesimpulan bahwa orang-orang tahu dia akan pergi tapi mereka tidak tahu apa yang membuatnya pergi.
" Aku justru baru mendengarnya darimu, tapi itu jelas berita bagus, itu artinya dia tidak perlu lagi menonjolkan bokongnya itu di depan kelas "
🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇
Aku kembali ke rumah di saat petang. Seperti biasanya Shawn menghilang untuk membawa dirinya pergi bersama teman-temannya yang tidak berguna itu. Batinku frustasi, aku sendiri tidak mengerti mengapa begitu tidak mengikhlaskan Mr. Styles pergi. Tidak biasanya seseorang dapat memenuhi pikiranku seperti ini.
Tapi aku yakin nanti bisa bertemu dengannya lagi, tentu saja. Dad berteman dengan ayahnya, bahkan teman dekat. Suatu hari nanti jika Mr. Styles akan menikah pasti kami di undang. Shit. Mengapa memikirkan itu membuat rongga dadaku menyempit?
Ku hentikan pikiranku yang terus-menerus memikirkannya untuk beralih memikirkan apa isi sebuah kado di dekat jendelaku. Batinku bertanya-tanya sekaligus khawatir. Jangan-jangan itu bom!
Ku tarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan diriku yang selalu berlebihan dan suka berfantasi. Menghampiri kotak itu dan membukanya dengan sekali sobekan. Aku tercengang mendapati banyak sekali fotoku. Ada fotoku waktu datang ke pesta ulang tahun Mr. Styles juga waktu aku tertidur. Dan salah satunya ada wajah Mr. Styles terpampang di sana. Oh yang satu ini pasti saat dia menginap disini. Jadi ku ambil kesimpulan ini semua darinya, mungkin agar aku tak melupakannya, entahlah.
Harus ku apakan ya? Ku simpan? Ku pajang? Ku buang? Ku makan? Ah tidak. Lebih baik aku menyembunyikannya. Kalau sampai ada orang yang tahu bisa bahaya. Bisa-bisa mereka berpikir aku ada sesuatu dengan Mr. Styles.
Akhirnya ku putuskan untuk menyembunyikannya di bawah lipatan-lipatan bajuku.
Oke tahu deh ini short chapter. Eyke nge-stuck cynn. Sorry juga karena chapter ini membosankan. Tapi jangan lupa buat vomments ya