Begitu pelajaran matematika yang payah ini selesai, aku merenggangkan otot-otot ku dan membereskan mejaku. Asyik, sebentar lagi aku akan mengisi perutku dengan burger favoritku di cafetaria.
" Silahkan istirahat tapi Ms. Mendes? ". Ugh....kenapa lagi dengan si bodoh ini? Dia suka sekali menyebutkan nama belakangku!
" Ya, Mr. Styles? ". Aku bertanya dengan setenang mungkin. Dia memamerkan lesung pipinya, sedikit memaku tatapanku. Well...dia manis juga. Huh? Apa yang kupikirkan?
" Ikut aku ke ruangan ku! "
" A-apa? "
" Ya, karena aku meminta bantuan mu untuk membawakan buku-buku ini ". Oh...tapi kan di kelas ini banyak laki-laki. Apa aku terlihat begitu kekar sehingga pantas membawakan setumpuk buku tebal milik seisi kelas ini?
" Baiklah ". Ucapku seraya menggidikkan bahuku. Aku lalu melirik Troye dan Elle yang lagi-lagi tertawa di atas penderitaan ku.
" Nikmati momen burukmu bersama Mr. Styles, Meghan! ". Elle meledekku. Tapi Troye mengerucutkan bibirnya. Dia cemburu? Yang benar saja!
Aku memutar bola mataku dan menghampiri meja Mr. Styles. Dia membawakan setengah dari setumpuk buku ini dan aku setengahnya lagi. Aku lalu mengikutinya berjalan menuju ruangannya yang ternyata berada di dalam perpustakaan yang tidak ada orang sama sekali.
" So, selain menggantikan Mrs. Nelson mengajar, kau ternyata menggantikannya juga untuk mengurus perpustakaan? ". Tanyaku sambil membenahi posisi buku yang hampir meleset jatuh.
" Ya ". Jawabnya tanpa menoleh padaku sama sekali. Akhirnya kami sampai di ruangannya dan aku meletakkan buku-buku ini di atas meja.
" Well... aku permisi, Mr. Styl-- ". Aku berbalik dan ternyata ia sedang mengunci pintunya. Mulutnya menyeringai lebar dan aku jantungan seketika.
" Mr. Styles aku harus keluar-- "" Sshhh ". Ia mendesis padaku dengan jari telunjuknya yang menempel pada bibirku.
" Jangan berisik! ". Tuhan selamatkan lah aku darinya. Sejujurnya aku sudah curiga akan sikapnya yang sedikit genit." Kau perlu bantuan apalagi, Mr. Styles? ". Aku berbisik.
" Tidak aku tidak butuh bantuan lagi, aku hanya akan memberimu imbalan karena telah membantuku ". Perlahan-lahan aku merasa lega. Kalau begitu kenapa harus menegangkan suasana? Orang aneh!
" Kemarilah! ". Mr. Styles menyuruhku untuk duduk di kursinya. Dengan ragu aku hanya mengikuti perintahnya." Umm... sejujurnya aku tidak memerlukan imbalan, apa aku boleh pergi sekarang? Teman-teman ku bisa saja mencariku kesini "
Mr. Styles memamerkan ekspresi wajah seperti tertarik akan ucapanku barusan lalu ia tergelak. Apa yang lucu dari ucapanku?
" Biarkan saja mereka kesini, apa yang salah dari itu? ". Benar juga. Tapi itu kan hanya alasanku saja agar aku bisa pergi dari tempat ini. Berada di ruangan seperti ini hanya berdua dengannya membuatku merasa seperti akan di introgasi oleh polisi.
" Baiklah aku mulai mengkhawatirkan itu, kita harus melakukannya dengan cepat ". Dia merubah ekspresinya menjadi serius. Jantungku lalu menghentak-hentak saat Mr. Styles merayapkan tangannya di sekujur pahaku." Mr. Styles? "
" Ya, Meghan? Tenanglah sayang ini akan menyenangkan! ". Aku menggeliat tidak nyaman saat ia mulai membuka kancing celanaku dan memasukkan tangannya. Jari-jarinya menggeliat di kemaluanku. Keparat! Pria ini sangat mesum!
" Bagaimana? Kau menyukainya? "" Mr. Styles bagaimana jika ada orang yang memergoki kita? ". Rasa cemas menjalar begitu cepat. Bisa-bisanya guru baru ini melecehkan ku dengan mudahnya dan tololnya aku menerimanya.