Chapter 12

12.1K 331 5
                                    

Aku mencampakkan tasku ke sembarang arah. Aku mendapati ada koper dan tas ransel berukuran besar yang ku pastikan adalah milik Shawn tergeletak di dekat anak tangga di pintu masuk.

Perasaanku campur aduk.

" Shawn? "

" Shawn? ". Aku terus saja berteriak-teriak memanggilnya tapi tidak ada sahutan sampai aku menemukannya sedang makan di ruang makan.

" Shawn? Hey, kau mau pergi kemana? ". Dia menatapku dengan tatapan polosnya, masih dengan sendok yang menyumpal mulutnya.

Dia mengunyah sebentar lalu menelannya.

" Jadi, dad belum menghubungimu? "

" Menghubungi apa maksudmu? ". Shawn meraih gelas berisi air putih itu dan meminumnya hingga habis, dia lalu bersendawa tepat di depan wajahku dan aku memukulnya plus mencubit pahanya, tapi dia hanya tertawa. Selalu saja.
" Dasar jorok! "

" Aku akan pergi untuk melakukan praktik ku, maaf tidak memberitahumu juga lebih awal tapi memang ini sangat mendadak, adikku sayang "

Aku terdiam, tak lama aku menangis. Sungguh, aku tidak bisa jauh-jauh dari Shawn.

" Hey, jangan menangis, cengeng! ". Peringatnya berusaha membuat kelucuan tapi aku malah semakin menangis.

" Jadi aku akan sendirian? dad bahkan belum jelas kapan pulangnya ". Shawn terlihat risih mendengar rengekan ku yang kekanakan.

" Ughh..dad. seharusnya dia sudah menghubungimu. Baiklah-baiklah biar kuberitahu, jadi kau akan tinggal bersama Harry, pakaianmu sudah ada dirumahnya, tadi aku sendiri yang mengantarnya. Ini perintah dad, dia tidak mau kau sendirian ". Tadinya aku memang kesulitan memberhentikan tangisanku tapi sekarang aku berubah menjadi marah. Maksudku benar-benar marah. Aku ingin sekali mendorong meja makan ini hingga jungkir balik.

" Apa? Kalian pikir aku akan sudi tinggal dengannya, demi Tuhan, kenapa kalian berpikir begitu? Aku bahkan tidak memiliki hubungan yang cukup baik dengannya ". Suaraku terdengar begitu lantang diruangan ini. Shawn sedikit menganga melihatku yang kini sedang berdiri dan mengibaskan tanganku secara dramatis.

" Sudahlah, Meghan. Ini kemauan dad, kau tahu sendiri Damon bukan orang lain bagi keluarga kita jadi ya, kau harus mau. Lagipula Harry akan mau membantumu untuk belajar "

Oke lengkap sudah. Jika begini, apa yang dapat dilakukan oleh seorang Meghan?

Aku merampas air minum yang baru saja dituang lagi oleh Shawn dan meneguknya hingga habis lalu berlalu ke kamarku.

Tidak ada pilihan lain, jadi aku akan membawa barang-barang lain yang akan ku butuhkan. Semoga saja tidak akan lama.

Ku dengar langkah kaki yang mendekat dan tanpa melihatnya, aku sudah tahu siapa orangnya.

" Kumohon jangan marah, kau dititipkan disana juga karena dad belum bisa memastikan kapan dia pulang "

" Ya, aku tahu. Memangnya kau tidak lihat apa yang sedang kulakukan, huh? ". Shawn terkekeh kecil dan mengacak-acak rambutku.

" Baiklah. Kita bisa pergi sekarang "

☀☀☀☀☀☀☀☀🌇🌇🌇🌇🌇🌇

Setelah berpamitan dengan bibi Rane, Shawn mengendarai mobilnya untuk mengantarku ke rumah sementara itu. Jantungku berdegup dua kali lebih kencang karena aku bingung harus bersikap seperti apa begitu bertemu dengan Harry nanti.

Setelah sampai Shawn juga mengantarku hingga ke dalam rumah milik Harry. Keadaannya masih sama yaitu sepi.

" Hey! ". Harry datang dengan pakaian santainya. Menyapa Shawn dengan gelagat yang begitu bersahabat.
" So kau akan berangkat sekarang? "

My Bitchy TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang