Kalau boleh, aku ingin pergi secepatnya dari tempat ini. Sudah hampir satu jam lamanya aku menunggu Harry yang di gusur secara paksa oleh gadis pirang yang sedang berulang tahun itu. Gadis itu menghentikan tindakan Harry yang bisa dibilang kurang ajar dilakukan di lorong gelap tadi dan sialnya dia membawa Harry entah kemana dan aku tidak boleh ikut. Gadis itu membentak ku untuk diam ditempat sedangkan Harry menatapku dengan meyakinkan diriku agar menunggunya dengan tenang.
Tapi disinilah aku, diam dengan perasaan yang tidak enak sedari tadi. Dan parahnya masih menunggu disini.
" Hey! Apa yang kau lakukan disini? ". Seorang pria datang dan aku kesulitan mengenalinya. Tapi suaranya sudah pernah ku dengar sebelumnya, kurasa dia salah satu teman Harry di booth tadi.
" Aku menunggu Harry, dia memintaku untuk menunggu disini ". Jawabku, pria ini lebih mendekat lagi dan menyenderkan punggungnya ke dinding sambil bersedekap santai. Ia diam sebentar sebelum menarik nafas panjang beberapa kali.
" Aku kasihan padamu, semua orang tahu bahwa kau adalah salah satu murid Harry yang sialnya dijadikan kekasih olehnya. Tapi Harry bukan pria yang baik untukmu, buktinya dia sedang bercinta dengan Jade sekarang ". Untuk beberapa alasan, aku diam. Antara percaya dan tidak, tapi ini sudah membebaniku sejak tadi.
" Bisa kau beritahu aku dimana mereka? "
" Aku akan menunjukannya padamu ". Pria ini mulai berjalan dan aku mengekor. Kami harus melewati lautan manusia yang masih saja menggoyangkan tubuh mereka mengikuti irama musik.
Tibalah kami disebuah pintu berwarna putih tulang dan aku dapat mendengar suara desahan dengan jelas dari sini.
" Dengar, aku akan pergi sekarang juga, tapi aku tidak mau kau memberitahu Harry bahwa aku yang menunjukkan ke brengsekannya padamu, kau tahu aku menolongmu ". Teman Harry ini berbisik lalu pergi. Lain kali aku akan mengucapkan terimakasih padanya.
Setelah sekian lama berdiam diri dengan sekujur tubuhku yang merinding, aku pun menyentuh knop pintunya yang entah kenapa ku yakini tak terkunci.
Dan benar, pintu ini terbuka dan hal menjijikkan pertama yang kulihat adalah, Jade sedang memegang kontrol dengan Harry yang ada dibawahnya. Mereka tak menyadari keberadaan ku. Tapi aku tidak tinggal diam, aku melepaskan heels ku dan melemparkannya hingga melesat pas ke punggung gadis jalang yang bernama Jade itu.
Mereka berdua menoleh dan aku memilih untuk bertelanjang kaki pergi dari tempat terkutuk ini, memudahkan ku untuk berlari. Suara Harry yang meneriaki namaku terdengar begitu jelas tapi aku mengabaikannya. Dia memang tak pantas untukku. Bisa-bisanya dia mempermainkan ku seperti ini.
" Meghan? "
Wajah yang begitu familiar ini menghentikan langkahku yang hampir menyentuh pintu keluar.
" Z-zayn? "
" Hey? Apa yang kau lakukan disini? Dan kau menangis? ". Dia menyentuh pipiku dan menghapus air mataku. Aku tak punya banyak waktu untuk ini jadi aku pun menyeretnya keluar. Mengajaknya untuk bersembunyi di rentetan mobil-mobil, seperti yang pernah kulakukan saat menghindar darinya.
" Meghan, bisa kau jelaskan padaku? "" Ya, aku berjanji akan menjelaskannya padamu tapi tolong berhentilah bertanya dan bawa saja aku dari sini, aku butuh tempat bersembunyi ". Kataku dan Zayn diam. Suara Harry masih terdengar karena dia mencariku keluar.
" Bukankah dia gurumu? Jadi kau sedang bersembunyi darinya? Bersamaku? ". Zayn lagi-lagi bertanya dan aku memendam seluruh kekesalanku.
" Ya, sekarang bantu aku untuk pergi dari sini tanpa ketahuan olehnya "