R E M E D Y

3.8K 613 1.7K
                                    

SMA BHAKTI MULYA

Tiga kata diatas tertulis dengan jelas di sebuah papan yang tersangkut di gapura sekolah dimana DImitry dan teman-temannya berada saat ini. 

"MAJU LO SINI! JANGAN BISANYA NGUMPET DI KANDANG DOANG! SEGALA SOK-SOK-AN NYARI RIBUT GILIRAN DI SAMPERIN CIUT! CIH, SAMPAH!" Cowok berjaket jins biru itu berseru dengan lantang seraya berdecih diakhir kalimatnya.

Cowok itu bernama Marcello Dimitry yang kini tengah berada di depan pagar sekolah musuh yang tadi seenak jidat menantang anak-anak Alcatraz untuk bertempur. Padahal tadi anak-anak Alcatraz sedang enak menikmati nikmatnya sajian semangkuk indomie di kantin sekolah. Namun dengan rasa tidak santun salah seorang musuh bebuyutannya beserta geng abal-abalnya menggebrak-gebrak pagar sekolah SMA Jaya Barga. 

Dimitry beserta anggota Alcatraz lainnya juga melakukan hal yang sama seperti yang musuhnya lakukan terhadap Jaya Barga.

Dua satpam yang tengah bermimpi disiang bolong tiba-tiba saja terlonjak kaget. Lantas mereka langsung mengecek keadaan riuh di gerbang.

"WOY PETRA! KELUAR LO!" Untuk yang kedua kalinya Dimitry berseru tak kalah lantang sampai urat lehernya terlihat jelas. Dalam manik mata cowok itu tergambar sangat jelas emosi meluap-luap yangg tengah dirasakannya sekarang.

Anggota Alcatraz lainnya juga melakukan hal yang sama seperti yang Dimitry lakukan. Mereka mendobrak, menendang, bahkan ada yang memanjat pagar tinggi SMA Bhakti Mulya sangking kesalnya. 

Dimitry tidak suka diremehkan, maka dari itu ia dan anggota Alcatraz lainnya menerima tantangan dari Petra.

"Astagfirullahalazim." Salah satu satpam itu nyebut setelah melihat segerombolan pasukan yang mengerubungi gerbang sekolah.

"Punten nyak, ini kalian pasti mau cari den Petra nyak? aduh punten nyak sekali lagi, den Petra nya teh sudah pulang dari tadi." Guru dan karyawan bahkan satpam juga sudah mengetahui perseteruan antara SMA Jaya Barga dengan SMA Bhakti Mulya. Lebih tepatnya perseteruan antara geng terkuat dari masing-masing sekolah tersebut.

"Tai kayak Petra gak usah dibela pak, gak ada pantesnya. Kalo bapak gak mau bukain gerbang sekarang juga, kita semua gak akan segan-segan buat dobrak gerbang sekolah ini." Kali ini Aglero yang berucap. Cowok itu mengenakan pakaian kaos hitam serta celana abu-abu yang masih melekat.

"BAKAR AJA SEKALIAN!" Salah seorang dari mereka berceletuk.

Tiba-tiba saja guru bidang kesiswaan keluar menghampiri kericuhan yang ada di depan gerbang. Sementara itu para siswa-siswi yang masih berada di area sekolah menyembunyikan diri di kelas ataupun ruangan manapun supaya terhindar dari aksi perseteruan antar kelompok geng pelajar.

"Ada apa lagi ini? bukannya kita telah sepakat tidak ada yang boleh membuat keributan di area sekolah?" Guru itu berceloteh mengingatkan antar kesepakatan yang telah dibuat oleh kedua belah pihak beberapa bulan lalu.

"Si sampah duluan yang cari gara-gara disekolah kami, wajar kan kalau kami marah dan datang kesini mencari dia." Zenco membuka suara. Biar nakal tetapi rasa kesantunan kepada yang lebih tua masih tetap terjaga. Hal Itu terbukti dari gaya bicara formal cowok itu.

"WOY UPIL PETRUK, KELUAR LO BAGONG!" Cetta menyambar diikuti yang lainnya.

"AH KUTIL BURUAN KEK LO KELUAR!" Ini Dimitry yang bilang.

"PETRA... KELUAR LO BANCI!" Romel pun ikut menyahut.

Alcatraz masih saja mengebrak-gebrak serta menendang pagar sekolah SMA Bhakti Mulya dengan ganasnya. Baik guru bidang kesiswaan maupun kedua satpam itu sendari tadi masih berusaha menenangkan rombongan anak Alcatraz sebisa mungkin. Mereka juga tidak ada yang mau membukakan gerbang karena takut nantinya malah membuat keributan di dalam sekolah. Lebih bahaya lagi.

Dengan gaya santai serta menebar senyuman meremehkan, Petra datang ke tiitik kericuhan sambil bertepuk tangan tiga kali.

"Akhirnya lo semua dateng juga. Masih punya nyali ternyata kalian, hebat." Petra bertepuk tangan lagi diakhir kalimatnya. Tak lupa senyum meremehkan juga tercetak jelas di bibirnya.

"GUE GAK BUTUH BASA BASI! ALCATRAZ SIAP DIMANA PUN DAN KAPAN PUN KALO LO LUPA!" Dimitry berteriak lagi seolah pita suaranya tak kenal lelah walau sendari tadi berteriak kencang.

"Biar gue tebak, pasti sekarang geng cupu lo itu lagi pada berdoa kepada Tuhan supaya kali ini kalian menang kan? ya kan, makanya lo sengaja ngulur waktu," DImitry tersenyum miring, "emang ya kalo dasarnya cupu sampai kapan pun juga tetep cupu!" Kalimat terakhir yang Dimitry ucapkan berhasil membuat napas Petra memburu, tatapannya menajam serta kedua tangannya terkepal kuat disamping saku celananya.

"DEXTER! KILL 'EM NOW!" Semua anggota Dexter yang sendari tadi mengumpat di area luar sekolah lantas keluar dan langsung  menyerbu Alcatraz dengan ganas. Mereka mengumpet bukan karena takut melainkan mereka hanya mengikuti rencana dari Petra. Ya, rencana buatan Petra adalah mengumpet terlebih dahulu sembari menunggu emosi musuh memanas lalu menyerbu musuh disaat timing yang pas.

Perlu kalian ketahui, petempuran ini hanya berlangsung sebentar di area gerbang sekolah SMA Bhakti Mulya. Karena hampir setengah dari anggota Dexter kabur yang otomatis Alcatraz mengejarnya. Kaburnya anggota Dexter ini dengan maksud megajak Alcatraz untuk tempur di lapangan deket Taman Nusa agar mereka dapat leluasa melancarkan aksinya.

Selepas dari kepergian dua gengster tersebut, guru bidang kesiswaan SMA Bhakti Mulya seketika pingsan.

☠☠

Terima kasih semua yang sudah menyempatkan waktunya membaca prolog REMEDY.

Remedy started on Septembre 5th 2018

Semoga kalian suka sama cerita baru aku ini, amin. Jangan lupa vomments juga yaa hehe biar aku tambah semangat nulisnya.

Ini baru awal, mari kita pantau bersama-sama bagaimana keseruan dari kisah RIL ini. Dijamin bakal banyak kejutan nantinya 😉😉

Much love,

Badrani Tatsbita
Penulis amatir yang demennya bikin cover doang daripada nulis cerita.

RemedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang