IBLIS ATAU MANUSIA
"Cinta itu butuh balasan bukan alasan."
-Remedy-☠☠
"ANJING LO, PETRA!" Dari kejauhan laki-laki itu segera mempercepat langkahnya. Giginya bergemeletuk, kedua tangannya mengepal kuat serta tatapannya setajam duri kaktus.
Mendengar panggilan tersebut membuat Petra geram dan semakin menjadi. Lantas Petra menarik tangan Shabira lalu mengunci Shabira dengan posisi mengarahkan pisau lipat tadi tepat di leher Shabira -selayaknya seorang penjahat yang ingin menggorok leher musuhnya.
"Sekali lo melangkah, nyawa nih cewek bakal melayang." Sontak Zenco menghentikan langkahnya sejauh dua meter dari tempat Petra berdiri. Entah apa motif Petra sampai-sampai Shabira yang tidak bersalah dijadikan 'mangsa'.
"BENER-BENER LO YA, SAKIT JIWA!" Zenco membentak, rasanya ingin sekali dia menghabisi Petra kalau saja tadi dia tidak di ancam, "lepasin tuh cewek! Urusan lo sama Alcatraz, gak usah bawa-bawa orang lain! Rendahan cara lo, bangsat!" Zenco mengamuk geram dengan tindakan Petra yang seenaknya itu. Tatapannya menajam, kepalan tangannya juga semakin kuat.
Shabira hanya bisa pasrah sembari berdoa dalam hati semoga cowok jahat ini segera tobat. Air matanya juga sudah berlinang membanjiri pipinya.
Petra tersenyum miring, melihat sekilas ke arah Shabira lalu berujar, "kalo lo mau dia selamat, berlutut sekarang juga di hadapan gue! Ini bukan perintah melainkan pilihan. Kalo lo mau dia selamat tanpa lecet sedikitpun, silahkan berlutut di depan gue. Tapi kalo lo gak mau," lagi-lagi Petra tersenyum miring bagai tokoh antagonis dalam sinetron, "jangan harap dia bakal selamat."
Zenco semakin geram, "DASAR IBLIS LO!" Cowok itu berniat melangkah maju untuk menghabisi Petra, namun yang terjadi adalah kedua tangannya dicekal olah seseorang menyebabkan dirinya tidak bisa bergerak.
"APA-APAAN NIH! Lepasin gue, anjing!" Hardik Zenco seraya berusaha melepaskan diri dari Niall -seseorang yang mencekal tangannya kini. Baik Niall maupun Petra sama-sama melempar tatap penuh ati kemenangan.
"Cih, beraninya keroyokan aja bangga!" Zenco berdecih, "sini lo maju, duel sama gue, one by one!"
"Sttt diem kaga usah bawel. Bos gue kalo udah marah, serem." Niall menyahut terdengar seperti bisikan tetapi juga tidak terdengar seperti bisikan sih karena Petra masih dapat mendengar apa yang Niall ucapkan.
Lantas Petra sudah tidak 'menyandera' Shabira lagi. Pisau lipatnya juga sudah ia masukkan kembali ke dalam saku celananya. Shabira sekarang bebas. Setelahnya Petra berjalan tegap seraya menebar senyuman licik mengarah ke Zenco. Ditantang seperti tadi, mana mungkin seorang Oziano Jopetra menolaknya!
"Lo ngajak gue duel?" Tanyanya meremehkan disertai senyuman tipis di wajahnya. "Oke."
"Yel, pegang dia!" Suruh Petra kepada Niall.
"My pleasure, bosq!" Niall membalas. Kedua tangannya semakin memegang erat tangan Zenco agar tidak terlepas.
Lantas Petra meninju wajah Zenco berkali-kali lalu memukul perut Zenco tanpa ampun. Cowok itu sama sekali tidak peduli dengan Shabira sekarang karena rencana awalnya telah berhasil. Ya, rencana menyandera salah satu murid Jaya Barga demi memancing anggota Alcatraz untuk menolongnya.
Shabira kalang kabut, cewek itu tidak tahu harus berbuat apa selain menangis sejadi-jadinya dan menjerit menyuruh Petra menghentikan hal keji itu.
"ASTAGFIRULLAH BERHENTIIII! GUE BILANG BERHENTI!" Teriak Shabira yang sama sekali tidak diindahkan oleh Petra. Kelakuan Petra semakin menjadi, dia menendang, dan memukul Zenco berkali-kali hingga menyisahkan noda lebam dimana-mana. Tak sampai disitu, Petra mencengkram kerah seragam Zenco lalu berkata,
KAMU SEDANG MEMBACA
Remedy
Teen FictionMarcello Dimitry. Cowok populer di sekolahnya dengan tingkat keabstrakan yang tinggi. Agak aneh memang, terkadang Dimitry terlihat sangar, terkadang gesrek, terkadang menyebalkan dan lain sebagainya. Menjabat sebagai ketua geng membuat dia sedikit...