NOMOR TAK DIKENAL
"Jalan-jalan ke Manado.
Sebelum pulang mampir ke Bunaken.
Ngapain lo semua baca kayak pantun?
Orang gue cuma ngasih tau."
-Marcello Dimitry-☠☠
"CETTAA BALIKIN MINUMAN GUE IH!" Seru Shabira berusaha meraih botol minumnya.
"Sini, ambil kalo bisaaa!" Shabira mengejar sementara Cetta berlari menghindar. Postur tubuh Shabira yang terbilang pendek, membuatnya kewalahan meraih botol minum berwarna soft pink miliknya yang kini ada di tangan Cetta.
"Makanya, tinggiin tuh badan. Kuntet amat lo, Bi." Cetta meledek.
"CETTA IH! BALIKIN MINUMAN GUEEE!" Tak bisa dipungkiri bahwa emosi Shabira saat ini sudah mencapai ubun-ubun. Tinggal menunggu meledak saja.
"Gak, ambil aja sendiri." Ketika Shabira berusaha meraih, Cetta malah mengoper botol itu ke Aglero, "Ro, tangkep, Ro!" Lantas Aglero dengan sigap menangkap botol minum tersebut.
"AGLEROOO! IH, BALIKIIIIN!!"
Seluruh pasang mata yang menyaksikan tertawa terbahak di tempat duduk mereka masing-masing tanpa ada niatan ingin membantu Shabira. Malahan, mereka mengabadikan momen ini ke snapgram masing-masing. Sengaja mereka tidak mau membantu, karena kalau mereka membantu Shabira, nanti momen receh ini usai. Kan jadi tidak seru lagi.
"Dim, tangkep nih, Dim." Dari Aglero, mengoper lagi ke Dimitry. Tiga cowok rese itu malah tertawa-tawa kesenangan, terutama Cetta, cowok itu malah menjulurkan lidahnya ke arah Shabira sembari memasang wajah menyebalkan.
"DIMI, CETTA, AGLERO! NANTI TUMPAH IH!" Omel Shabira yang hanya dianggap angin lalu oleh mereka bertiga, "Awas aja ya kalo tumpah, ganti gak mau tau!"
Shabira berlari kesana-kemari, karena setiap Shabira mengarah ke Cetta, Cetta langsung mengoper botol minum itu ke Dimitry, giliran Shabira ke arah Dimitry, cowok itu malah mengoper ke Aglero. Begitu terus hingga Shabira naik darah. Ralat, sudah naik darah malah.
"Gampang, nanti gue ganti, berapa sih? Paling seribu." Ceplos Dimitry asal.
"SERIBU PALEDUT! Balikin, nggak!"
"Nggak!"
"ANETHHHH, TOLONGIN GUE NAPA, NETHH!"
"Enggak mau ah, lagi seru nih kita-kita ngereceh." Lalu Aneth memasang wajah tanpa dosanya. "Ye gak, Nes?" Lanjut Aneth seraya meminta persetujuan pada Ranesha yang ada di sampingnya. Ranesha pun mengangguk antusias.
"YHAAA, MAMPUS LO GAK ADA BEKINGAN." Sahut Dimitry.
Ketiga cowok itu terus-terusan menjulurkan lidah ke arah Shabira bermaksud meledek. Rasanya Shabira ingin menendang muka mereka satu-satu hingga mental ke pluto!
KAMU SEDANG MEMBACA
Remedy
Teen FictionMarcello Dimitry. Cowok populer di sekolahnya dengan tingkat keabstrakan yang tinggi. Agak aneh memang, terkadang Dimitry terlihat sangar, terkadang gesrek, terkadang menyebalkan dan lain sebagainya. Menjabat sebagai ketua geng membuat dia sedikit...