TIDAK PEKA
Janganlah pernah berpikir tidak ada seorang pun yang mencintaimu di dunia ini. Ketahuilah, kedua orang tuamu dengan tulus mencintai serta menyayangimu tanpa alasan dan tanpa tapi.
-Dashabira Aqmarelzha-☠☠
"Minggir jalannya! Gak liat orang lagi ngepel?!"
Zenco mengomel saat Shabira tidak sengaja berjalan ke arah tengah.Mengerutkan dahi sejenak, Shabira merasa sebelumnya ia sudah berjalan di tepi, lalu mengapa kini ia berjalan di tengah?
Mengacuhkan bahu, Shabira segera meminta maaf."Maaf kak, gak liat." Shabira menjawab jujur. Toh, dia benar-benar tidak melihat Zenco sedang mengepel disini.
Zenco menyeringai kecil. "Mata lo di dengkul sih."
Aneth yang sendari tadi ada di samping Shabira lantas maju satu langkah dan bersiap menghujam Zenco dengan sederet kalimat panjang.
"Kak, dia kan udah minta maaf, maafin kek! Bukan malah ngatain kayak gitu!" Ujarnya sambil berkacak pinggang. Bibir Aneth juga mengkerut serta air muka cewek itu yang malah terlihat lucu daripada menyeramkan.
Seusai Aneth menyelesaikan ucapannya, Zenco mengangkat sebelah alisnya -Membuat cowok itu terlihat semakin tampan juga sexy.
"Bilang ke temen lo, punya mata tuh di pake jangan dijadiin pajangan doang." Seperti biasa, laki-laki itu selalu berujar dingin jika sudah berhadapan dengan makhluk keturunan Hawa. Kalimat yang cowok itu lontarkan juga sarkastik tidak seperti dia berujar kepada teman-temannya.
Putus asa, Aneth berdecak sebal kemudian mengajak Shabira pergi dari sini. Shabira hanya menurut tanpa protes, gadis itu juga diam saja dari tadi bahkan sama sekali tidak merespons ucapan nyelekit Zenco seperti yang sering ia lakukan kepada Dimitry, selalu mengomel. Ah... bicara soal Dimitry, mungkin penyebab Shabira malas berbicara saat ini karena cowok itu.
"Ayo Bi, kita lewat tangga tadi aja. Males gue lewat sini, ada manusia tapi hatinya dicolong maling."
Sepanjang jalan menyusuri koridor, Aneth tak henti-hentinya mendumal bahkan sesekali merutuki kakak kelas pemilik julukan 'Kutub Es Jaya Barga' itu. Aneth mendumal sementara Shabira diam membisu.
Cewek itu sama sekali enggan untuk berbicara saat ini. Mood nya seolah turun drastis kala kejadian di gudang tadi.
Entahlah, sehabis berdebat dengan Dimitry tadi seolah telah menguras habis energinya. Shabira jadi malas untuk mengobrol dengan semua orang. Ketika kembali lagi ke kelas juga Shabira langsung menjatuhkan kepalanya di atas meja lantas cewek itu terlelap hingga bel pulang. Akibat kecapekan ya begitu.
☠☠
"Sayang... opo koe krungu... jerit e atiku... mengharap engkau kembali, sayang... nganti memutih rambutku! Ra bakal luntur tresno ku!"
Sederet kalimat berisi lirik lagi dangdut fenomenal yang dinyanyikan oleh penyanyi dangdut tanah air menggema di seluruh penjuru warung Mbok Juleha. Bahkan lagu ini menggema hingga ke jalan raya depan warung Mbok Juleha yang terbilang cukup sepi ini.
Cetta dan Romel seperti biasa selalu menyetel lagu dangdut sambil berjoget anti malu di pekarangan warung. Kedua cowok itu sama sekali tidak peduli apabila ada orang lain yang melihat tingkah konyol mereka berdua. Yang terpinting adalah mereka hepi tiada tara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remedy
Teen FictionMarcello Dimitry. Cowok populer di sekolahnya dengan tingkat keabstrakan yang tinggi. Agak aneh memang, terkadang Dimitry terlihat sangar, terkadang gesrek, terkadang menyebalkan dan lain sebagainya. Menjabat sebagai ketua geng membuat dia sedikit...