SURAT RAHASIA LAGI
Aku yakin, kamu semua pasti memiliki penggemar rahasia, hanya saja kamu tidak menyadari keberadaannya.
Pesanku cuma satu, hargailah usaha seseorang jika kamu ingin dihargai juga.
-Remedy-☠☠
Ini aku buatin roti bakar. Jangan lupa dimakan ya kak. Semoga kakak suka.
-UnknownLagi-lagi diatas meja seorang Dazenco Athalarik terdapat sebuah kotak makan berwarna hitam dengan selembaran post-it yang tertempel di bagian tutupnya. Zenco mengernyit sesaat sebelum akhirnya tangan kanannya meremas kertas post-it tersebut lalu ia buang ke sembarang tempat.
Ini bukan untuk kali pertama, Zenco mendapatkan makanan dari penggemar rahasianya itu. Sudah sejak setahun silam, setiap pagi Zenco menerima makanan dari sang penggemar rahasia. Namun, makanan itu tidak pernah laki-laki itu makan, alhasil dia berikan kepada teman-temannya. Makanan yang Zenco terima juga selalu bervariasi setiap harinya. Seperti, spaghetti, nasi goreng, roti bakar, pancake ice cream, waffle, burger, roti cane dengan kuah curry, dan sebagainya. Ugh, lezat sekali ya!
Sungguh merugi, kamu Zenco.
Kebanyakan yang sering menghabiskan jatah bekal Zenco adalah Cetta, karena hanya cowok itu yang getol setiap pagi ke kelas Zenco hanya untuk meminta makanan bekal milik Zenco.
Kata Cetta, daripada tuh bekal dibuang, mending buat gue. Lumayan juga, bekal nya enak-enak makanannya. Aman deh duit jajan gue tiap hari.
"ASSALAMUALAIKUM WAHAI KALIAN PENGHUNI SURGA!" Suara lantang milik Cetta menggelegar ke seluruh penjuru kelas XII IPS 5. Sontak saja seluruh pasang mata langsung mengarah ke sumber suara.
"WA'ALAIKUMSALAM WAHAI CETTA PENGHUNI NERAKA!" Jawab Ryan yang tengah megecek semua kolong meja, siapa tahu ada topi nganggur. Kan lumayan bisa betak.
"ASTAGFIRULLAH," Cetta mengelus dada, "NAUZUBILLAH MINDZALIK YA ALLAH!" Lalu menjerit dengan ekspresi pongo nya.
Seketika semua orang yang ada disana tertawa padahal tidak ada yang lucu sama sekali. Atau mungkin wajah Cetta terlihat lucu seperti badut mampang makanya pada tertawa?
Kursi disamping Zenco kebetulan kosong, entah pemiliknya ada dimana tetapi ada tasnya disini. Cetta terduduk dengan tidak santainya. Kedua tangannya ia silang di belakang leher lalu menolehkan pandangan ke arah Zenco sambil menaik turunkan kedua alisnya bekali-kali membuat Zenco bergidik memandang temannya itu.
"Mana sini bekel lo, gue yang abisin. Daripada dibuang, keenakan kucing ntar, mending buat gue biar gue yang enak." Katanya sambil tersenyum lebar disertai kedua alis yang dinaik turunkan.
Tiba-tiba saja sebuah ide melintas dalam benak Zenco.
"Ngomongnya yang bener dong! alus dikit sama kakel, baru dah gue kasih." Zenco membalas bermaksud menjahili teman gesrek nya ini. Alih-alih berbicara dengan halus, Cetta justru mendumal.
"Ah, Kentut," Cetta bergumam membuat Zenco lantas terkekeh, "lo mah kaga pantes dipanggil kak, pantesnya dipanggil kek, kakek!" Tawa Zenco semakin menjadi meski hanya lelucon receh dari seorang pemilik nama lengkap Lasta Gillicetta, tapi mampu membuat perut Zenco sakit akibat tertawa.
"Noh, ambil. Abisin sekalian." Titah Zenco ketika tawanya mereda. Dengan semangat 45, Cetta mengambil kotak makan tersebut lalu membuka tutupnya. Matanya berbinar begitu mengetahui menu bekal Zenco hari ini adalah roti bakar rasa coklat kacang, kesukaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remedy
Teen FictionMarcello Dimitry. Cowok populer di sekolahnya dengan tingkat keabstrakan yang tinggi. Agak aneh memang, terkadang Dimitry terlihat sangar, terkadang gesrek, terkadang menyebalkan dan lain sebagainya. Menjabat sebagai ketua geng membuat dia sedikit...