SHABIRA DAN RYAN
"Cinta itu butuh kepastian bukan penantian. Cinta itu butuh rasa bukan sekedar frasa. Cinta itu satu dan itu kamu."
-Remedy-"EAAAK!"
-Marcello Dimitry-☠☠
Pukul 05.30, gadis cantik berambut putih keemasan itu sudah terduduk manis di bangkunya. Dia sengaja datang lebih pagi dari biasanya. Kelas masih sepi, hanya dirinya saja di sini bersama hembusan angin pagi yang menyejukkan. AC di kelasnya kalau jam segini memang belum dinyalakan, kalau kata guru-guru sih 'biar anak-anak merasakan udara pagi yang sejuk dulu'. Penjaga sekolah baru akan menyalakan AC pada pukul 05.45.
Shabira mengeluarkan buku catatan harian miliknya yang berwarna soft pink ke atas meja. Buku catatan hariannya juga ia custom sendiri sehingga terdapat namanya 'Dashabira Aqmarelzha' di bagian sampul buku. Mengambil pulpen dari dalam tempat pensilnya lalu Shabira mulai menorehkan goresan indah di halaman kosong buku diary-nya tersebut.
Goresan indah berupa puisi yang selalu gadis itu torehkan di setiap halaman buku diary nya tersebut. Pasti kalian tidak menyangka, kan? Jangan salah gini-gini sewaktu Sekolah Dasar hingga SMP, Shabira selalu menang jika diikutkan dalam ajang lomba menulis atau pun membaca puisi.
Dalam diam, aku termenung
Mendekap rindu kian terbendung
Ingin bertemu tetapi aku bingung
Lantas hanya menyimpan di dasar relungAku rindu...
Atas serangkaian momen yang pernah kita jalin bersama
Momen bahagia yang selalu dipenuhi canda dan tawa
Ketulusanmu membuat hari-hariku indah tanpa disengaja
Dan keindahanmu bagaikan langit di kala senjaTeruntuk kamu,
Bintang sang surya.16 Januari 2019
Tertanda,
DashabiraSetelah selesai, Shabira membaca ulang hasil karya puisi buatannya. Dia terkekeh geli sendiri kala membacanya. Dia merasa dirinya seolah seperti budak cinta yang terlalu mengharapkan seseorang. Entah mengapa Shabira ingin menulis puisi bertema seperti itu, Shabira sendiri tidak tahu. Gadis itu hanya menuangkan apa yang ada di otaknya saja.
"Geli sendiri dah gue," umpatnya
Lantas Shabira memasukkan buku catatan hariannya ke dalam tas lagi. Menutup ritsleting tasnya lalu berjalan keluar kelas dan menumpu kedua tangan pada tembok pembatas koridor. Memandangi siswa-siswi yang perlahan mulai berdatangan memasukki pintu gerbang.
☠☠
Sehabis 'perang' balas dendam kemarin, kebanyakan anak-anak Alcatraz tidak masuk sekolah hari ini. Termasuk, Dimitry, Cetta, dan Aglero. Walau sebenarnya Romel juga tidak masuk, tetapi karena Romel beda kelas jadi kita fokus terhadap Dimitry, Cetta dan Aglero saja ya?
Bangku mereka kosong karena sering ditinggal oleh pemiliknya. Entah itu bolos, sakit beneran atau izin beneran, yang jelas ketiga anak biadab itu sering kali tidak masuk kelas. Lihat saja kolong meja mereka, telah banyak sarang laba-laba di sana. Selain tukang bolos, mereka juga jorok, kolong meja yang seharusnya di gunakan untuk menyimpan buku atau alat tulis sementara malah dijadikan tempat sampah oleh mereka. Beberapa bungkus plastik makanan serta minuman pasti akan mendekam selama berminggu-minggu di sana, kalau saja petugas piket tidak membuangnya.
Shabira dan Aneth sedang asik mengobrol mengenai keadaan Zenco yang sejak kemarin tidak masuk sekolah. Ada kabar katanya Zenco belum sepenuhnya pulih makanya hari ini cowok itu juga tidak masuk sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remedy
Teen FictionMarcello Dimitry. Cowok populer di sekolahnya dengan tingkat keabstrakan yang tinggi. Agak aneh memang, terkadang Dimitry terlihat sangar, terkadang gesrek, terkadang menyebalkan dan lain sebagainya. Menjabat sebagai ketua geng membuat dia sedikit...