"Lalu apa, Pak?"
"Ibu Riani menemui kami beberapa tahun kemudian. Setelah Aku dan Sari menikah, dan memiliki putera yang ... Kami sendiri tidak tahu anak siapa gerangan sebenarnya pria itu!" nada suara Pak Dayat meninggi. Wajahnya merah padam.
"Mengapa Bapak akhirnya mempersunting Bu Sari?"
Pak Dayat tersenyum getir.
"Cinta ... Sekali lagi cinta lah yang mengalahkan segalanya. Cinta tak melihat apa yang terlihat oleh mata, cinta hanya bisa dilihat oleh hati, dan itu, Saya yang mengalaminya, meski .... Saya tetap yakin jika pria itu bukan Anak Saya ..." lanjutnya.
"Ariani datang menemui Kami, beliau menceritakan segalanya. Ternyata... Iriani mengandung ketika Dia pergi, perempuan malang itu mendapat perlakuan yang serupa seperti kami. Michael, laki-laki biadab itu memperkosa Ibu Iriani. Dan tragisnya, itu dilakukan di depan mata Rianti, dan Orang tua Mereka, sebelum Iriani pergi ke Malaysia."
Didi diam terpaku, lidahnya kelu dan gadis itu hanya bisa menjatuhkan Air mata.
"Apakah benar-benar ada, orang sejahat itu di dunia ini?" gumam Didi begitu saja.
Pak Dayat tersenyum getir sekali lagi."Dunia sudah berada di akhir jaman, Kemuning... Beruntunglah bagi Kau dan kalian yang dibekali ilmu Agama sejak dini. Pertahankan Kemuning, agar tak sesat jalan..." jawab Pak Dayat dengan bibir bergetar.
Didi mengangguk, Ia menatap Pak Dayat dengan rasa iba."Bapak, bolehkah Aku katakan jika ... Sesungguhnya Aku tidak paham dengan alur ceritamu. Terlalu banyak masalah yang terjadi di masa lampau. Sedang Aku, hanya ingin tahu tentang Edward dan Muti ..." ujar Didi.
"Kau takkan mengerti karena Saya belum selesai menceritakan semuanya, Kemuning ... Anak jaman sekarang selalunya tidak sabaran," ujar Pak Dayat seraya terkekeh.
Didi tersenyum, wajahnya memerah. Benar kata Orang Tua itu, Ia terlalu sibuk menyela, sementara cerita pria tua itu masih bergulir.
'sabar Didi ...'
Bathinnya.
"Ini memang rumit. Saya dan Sari menikah, melahirkan seorang putera dan anak kami tak memiliki kemiripan sedikitpun denganku. Wajah pria biadab itu benar - benar melekat pada putra kami. Sari membenci anak kami, setiap kali melihat anak itu, Sari histeris. Membuat Saya benar-benar ftustasi menghadapinya. Belum lagi menghadapi gunjingan tetangga, yang membicarakan tentang kehadiran putra kami. Hingga pada akhirnya... Saya memutuskan untuk memberikan anak itu kepada seseorang..." lanjut Pak Dayat.
Didi mengangguk-angguk. Nampaknya Ia mulai memahami."Lalu Ibu Ariani?" tanya Didi pelan. Ia takut Pak Dayat kembali menyindirnya.
"Ariani pulang, membawa kabar duka dan... Membawa Seorang Anak dalam gendongannya..." jawab Pak Dayat.
"Anak Michael?" tanya Didi lagi.
Pak Dayat menggeleng."Tadi sudah Saya ceritakan di awal. Tapi entahlah, sebab kabarnya terlalu simpang siur. Dan setelah kepergiannya ke Malaysia, Ibu Ariani konon katanya menikah. Namun tak lama mereka bercerai karena, ternyata Ariani sedang mengandung saat itu," jawabnya.
"Bagaimana nasib Michael dan Rianti serta anak-anaknya?"
"Itulah tugasmu, Kemuning..." jawaban Pak Dayat membuat dada Didi terasa sesak.
Tugas? Apa yang harus ia perbuat? Didi bahkan tidak tahu keberadaan mereka semua dan cerita tentang Mereka.
Lalu, kenapa sekarang Mereka menimpakannya pada Didi?"Saya dan Sari mencurigai jika Edward... Dia adalah Cucu kami ..."
Didi membekap mulutnya sendiri."Edward? Ya Allah... Demi apapun Aku bingung, Pak Dayat," keluh Didi.
"Apakah Kau tidak curiga dengan Muti, Pak Dayat?"
Pak Dayat mengangguk.
"Sekali lagi, itu adalah tugasmu, Kemuning. Edward dan Muti adalah Dua orang yang kami curigai ada hubungan erat dengan Saya, Sari, Ariani, Michael dan Rianti..." jawabnya.
Serumit itu ...
*
"Apa bekal yang harus kubawa sebagai petunjuk, untuk mencari tahu siapa diantara Mereka yang Cucu Nyai Sari, Pak Dayat?" tanya Didi akhirnya.
"Siapapun yang mempunyai watak seperti Michael, barang tentu dialah orang yang Kami cari!" jawab Pak Dayat.
Didi terdiam, jika memang Edward benar adalah Cucu Nyai Sari, sudah tentu itu tidak mungkin! Perilaku Edward sangat jauh dari apa yang diceritakan Pak Dayat soal Michael kepadanya.
Muti?
Bukankah akhir-akhir ini sikap Muti teramat aneh?
Apa mungkin, jangan-jangan... Benar jika Muti lah Cucu dari Sari dan Michael?
Bagaimana jika bukan dari keduanya?
Bukankah Rianti dan Michael juga memiliki Dua Anak?
Bagaimana jika ternyata Edward atau Muti adalah Anak dari Rianti dan Michael?"Bagaimana, Kemuning?" tanya Pak Dayat. Membuyarkan lamunan Muti.
"Pak ... Mengapa kalian menyebutku dengan sebutan Kemuning?" tanya Didi, sebelum ia menjawab pertanyaan Pak Dayat tadi.
"Kemuning, adalah sebuah nama yang Aku dan Sari persiapkan untuk buah hati kami kelak, ketika itu. Namun hingga saat ini, kami tidak diberi keturunan. Karena Dokter sudah memvonis jika Saya, memang mandul..." jawab Pak Dayat pelan.
Matanya menerawang jauh, dan seakan mengingatkannya pada kisah lampau Puluhan tahun yang lalu.
Jelas sudah, jika Anak yang dikandung oleh Sari ketika itu, memang benar-benar bukan anaknya."Ma... Maafkan Aku jika pertanyaanku membuat Bapak harus mengingat lagi hal-hal buruk di masa lampau..." ungkap Didi.
Pak Dayat hanya tersenyum kecil."Saya sudah tidak butuh kehadiran seorang Anak. Terlebih kejadian yang terjadi pada pasangan renta itu, seakan menggambarkan situasi kelam yang selalu menghantui pikiran Saya. Biarlah... Saya menikmati semuanya ini, Kemuning..." jawabnya. Begitu bijaksana dan terdengar tulus ikhlas.
"Tapi Pak... Mengapa Nyai Sari akhirnya kembali ke rumah itu?" lanjut Didi.
"Ibu Ariani menyerahkan seluruh harta miliknya dan Almarhum kedua orangtua nya kepada kami, sebelum perempuan itu pergi entah kemana."
Didi sedang mengingat beberapa hal. Waktu itu, ada perempuan misterius berbicara padanya. Apa mungkin, perempuan tua itu adalah anak dari Ibu Ariani?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Eksekusi
Mystery / ThrillerSeperti Kepiting, tenang, namun mematikan. Tak mengusik, tak mengganggu, namun Capitnya akan mencengkeram kuat, ketika Ia dalam keadaan tak aman. Seperti kasih sayang, tulus, penuh cinta dan pengorbanan. Namun akan menjadi petaka, ketika Kau memaksa...