13. Anger and Hatred

82.4K 1.6K 24
                                    


Thanks buat semua vote n commentnya...

**

Bagaimana kamu bisa memilikiku, Frans. Jika istrimu Jessica sudah mengancam dan memaksaku untuk jauh darimu. Andai saja kamu tau itu.

Meski nyatanya. Di saat seperti ini, saat kamu memberiku kehangatan cinta, semua itu membuatku seakan tak lagi peduli dengan semua ancaman Jessica.

Karena aku pun ingin kau jadi milikku, Frans ...

*****

Sleeping jas berbahan satin ini lah yang dengan terpaksa jadi pilihan terakhir. Membalut tubuhku usai mandi. Tak ada pakaian yg bisa ku kenakan di dalam kamar ini. Semua hanya pakaian pria milik Francisco. Karena resort ini memang milik dia. Sementara pakaian ku tadi sore sudah jadi basah karena insiden di kolam renang. Dan tentunya pakaian itu tak lagi bisa ku kenakan kembali.

Parahnya lagi aku tak membawa baju ganti. Mengingat sedari awal memang tak ada rencana untuk menginap di resort. Berhubung pakaianku basah semua, alhasil mau tidak mau aku harus menunggu laundry resort mengeringkan pakaian milikku.

Sejenak menatap tubuhku di pantulan kaca. Jadi merasa risih sendiri saat menyadari jika tak mengenakan pakaian dalam. Lekuk payudaraku seakan jadi tercetak jelas dari balik kain sleeping jas yang kini tengah ku kenakan.

Belum lagi, sepasang putingku pun jadi menonjol dengan sempurna. Efek hawa dingin karena tadi terlalu lama berendam di dalam kolam renang.

Bagaimana kalau Francisco melihatku seperti ini? Ahh ... ini jadi sedikit membuatku khawatir. Secara Francisco selalu ....
Ckk, come on, Ana. Buang jauh pikiran ngelanturmu itu.

Huff ..., Okey, jangan panik Ana.
Yah, mudah-mudahan dia tak terlalu memperhatikan tampilanku. Tampilan tubuhku?
Ah ... Tidak, tidak ...
Gosh ..., ini membuat ku gila.

Tokk.. tokk..

Dan suara ketukan pintu itu seketika membuyarkan ketermenunganku. Lebih tepatnya rasa gelisah yang sungguh mengusik. Langkahku seketika terhenti usai beberapa saat lalu mondar mandir tak jelas dengan seluruh prasangka yang menjejali pikiran.

"Ana ..., boleh aku masuk sebentar?" Suara Francisco terdengar dari balik pintu kamar. Dengan cepat aku mengambil inisiatif merapikan sleeping jas yang ku kenakan. Sedikit melonggarkan tali pengikat di pinggang agar bahan satinnya sebisa mungkin tak menempel di tubuh. Berusaha bersikap rileks.

"E-hemm ..., Ya, masuklah Frans," sahutku kemudian. Sosok Francisco kulihat muncul dari celah pintu yang setengah terbuka itu. Ada seulas senyum di bibirnya sebelum kemudian melangkah masuk.

Diam terpaku, sepasang mata Francisco terlihat menatap lekat ke arahku. Bahkan bibirnya sedikit terbuka tatkala manik matanya bergerak pelan seolah tengah menyusuri lekuk tubuhku.

Dan tentu saja saat melihat respon Francisco yang seperti itu membuatku seketika jadi canggung. "Kenapa menatapku begitu?" tanyaku dengan gesture badan yang kini jadi salah tingkah.
Merapikan leher sleeping jas yang mungkin sedikit terbuka.

"Tidak ada." Francisco malah mengurai senyum. Mengusap leher belakangnya dengan tatapan yang masih saja mengarah pasti tubuhku. Ada saliva yang tertelan saat tadi kulihat jakun Francisco bergerak pelan.
Dan respon dia yang seperti itu kembali membuatku gelisah.

"Kamu semakin terlihat cantik dengan rambut basah begitu." Francisco melempar pujian. Hingga mampu mencetak semburat merah di pipiku, menghangat. Membawa jemariku refleks membelai rambut di pundak yang memang masih basah. Sedikit mengibaskan helaiannya.

Love AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang