30. Melody's Calling.

52.2K 961 30
                                    

Selalu ditunggu vote dan comment dari kalian semua.
Makasih juga yang sudah mampir baca kisah cinta Annastasia, Francisco dan Jessica.
Lupyu, guys .... muach... 😘😁

_________________________

"Francisco, apa yang kamu lakukan?" Anastasia menggerakan badan hendak bangkit dari kursi. Tapi Francisco dengan sigap menahan sepasang pundak Anastasia. Membuat dia jadi terduduk kembali di kursinya tanpa bisa bergerak sedikit pun.

Memacu detak jantung Anastasia jadi bergerak lebih cepat dari sebelumnya. Merasakan debaran aneh. Yang seolah mengisyaratkan jika dia berada pada posisi seperti ini, maka Francisco tak akan melepaskannya.

Insting waspada seketika mengoneksi pikiran Anastasia.
"Kamu mau apa?" lirihnya kemudian.

**********

Mendapati kalimat bernada curiga yang baru saja aku lontarkan padanya, seketika mengubah ekspresi Francisco jadi sedih.
"Bisakah, tak mengucap kalimat itu, Ana? Karena ... Kamu seakan menuduhku akan menyakitimu, " keluhnya dengan suara lirih.

Melihatnya merajuk seperti itu, seketika mengubah ekspresiku yang semula menegang kini jadi menarik garis lengkung di bibir. Tersenyum. Bahkan kemudian tertawa lirih.

"Lihatlah wajahmu itu. Bahkan sekarang jadi terlihat seperti anak kecil yang sedang menginginkan sesuatu. Menginginkan hal yang sama, meski kali ini dengan mimik wajah yang berbeda.
Bukan lagi seorang Francisco Brayden yang biasanya selalu dipenuhi gairah yang menggelora."

"Kamu menyindirku?" dengan tatapan sendu, Francisco meluruhkan sepasang tangannya dari pundakku. Kepalanya tertunduk. Dan sedetik kemudian ...

"Aaagh ..., Kekasihku baru saja menyakiti hati ini." Francisco menghempaskan punggung pada sandaran kursi. Kepalanya tengadah sementara tangan kanannya mencengkeram dada.
Berakting tak ubahnya seperti orang yang sedang menahan nyeri. Kesakitan.

Melihat tingkah tak biasa dari pria 37 tahun di depanku ini, spontan aku tak lagi bisa menahan tawa.
"Astaga ..., Francisco. Please, berhenti membuat lelucon konyol di hadapanku. Tingkahmu itu ... Ya, Tuhan, kamu berhasil membuatku mulas menahan tawa. Sungguh, sikapmu sangat kekanakan, Francisco. Seperti bocah," ucapku diantara derai tawa yang masih meluncur di bibir.

Ya, Tuhan ...
Tingkah konyol pria ini tak berubah. Sama seperti saat kami pertama kali bertemu, 20 tahun yang lalu.
Di saat dia selalu berhasil membuatku tertawa seperti ini. Meski ...

Franscisco menghentikan aksi konyolnya saat tak lagi mendengar tawa lirih di bibirku. Dia seketika memberi tatapan bingung, saat mendapati aku yang hanya duduk terdiam menatap ke arahnya dengan ekspresi yang sangat datar.
Hingga menarik Francisco untuk bicara.

"Ck, padahal baru saja aku senang melihatmu tertawa. Tapi kenapa sekarang, kamu ..."

Segera ku hentikan kalimat Francisco dengan memberi satu kecupan manis di sudut bibirnya. Bertahan untuk sekian detik, hingga aku bisa melihat manik mata elangnya itu menatap lembut padaku.
"Terimakasih, sudah membuatku bahagia hari ini," ucapku kemudian.

Mengulas senyum simpul di sudut bibirku. Meski ku sadari benar jika satu kecupan manis yang baru saja aku berikan pada Francisco, bukan untuk menghentikan kalimatnya. Namun, aku justru ingin segera mengenyahkan sisi gelap dari pria di depanku ini. Yang sesaat lalu bayangan itu kembali melintas di benakku.

Satu kenangan buruk yang begitu kuat bersarang di otakku tanpa bisa aku menghapusnya.

"Akan aku lakukan apa pun, jika itu bisa membuatmu bahagia. Kamu begitu berharga untukku, Ana," ucap Francisco.
Dia letakkan telapak tangannya di sisi wajahku. Lalu ibu jarinya bergerak memberi sentuhan dengan begitu lembut.

Love AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang