23. My Future Husband?

62K 1.2K 24
                                    

Eh, Masih ada yang mampir baca cerita LOVE AFFAIR gak nih? 😁

Thanks (pake banget) untuk yang udah kasih votmen-nya. luv u, guys.... 😘

_________________________


Alexander memutar kenop pintu kamar Anastasia dan membuka perlahan. Sepasang matanya mendapati putrinya itu tengah berdiri di depan kaca rias yang seukuran tinggi badan. Tampak merapikan pakaian yang dia kenakan.

"Kamu sudah siap?" ucap Alexander saat melangkah masuk kamar.

"Apa aku punya pilihan?" Ucapan bernada sarkastik yang terlontar dari bibir dengan polesan warna peach itu, jelas sekali Anastasia tujukan padanya.
Seakan menyatakan kalau dia memang tak akan memberi pilihan apa pun pada Anastasia.
Putrinya itu memang harus menuruti kemauannya. Dan Alexander hanya mengurai senyum tipis di sudut bibir saat mendapati kalimat Anastasia.

Melangkah mendekat, sepasang tangan Alexander memegang lembut sepasang pundak putrinya itu dari balik punggung. Menatap sosok mereka berdua dari pantulan kaca rias di depannya.

"Lihatlah, kamu begitu cantik seperti Mamamu. Karena itu Papa tidak akan diam, jika ada pria yang mendekatimu hanya untuk merusak kecantikan ini."

"Jika aku cantik seperti Mama, kenapa membiarkan pria lain merebutnya dari sisi Papa."

Dan kalimat sarkastik itu meluncur kembali dari bibir Anastasia. Dia sengaja menyerang Alexander. Hingga mampu membuat pria itu menarik garis senyum di bibirnya.

Meski kali ini terlihat dia paksakan. Bagaimana pun kalimat putrinya yang baru saja terucap itu cukup membuat Alexander terpukul.
Menariknya kembali pada rasa penyesalan yang teramat dalam. Karena telah melepas Clara, meski itu bukan karena pria lain seperti anggapan Anastasia selama ini.

Rahasia terbesar antara dia dengan Clara selamanya akan tersimpan. Dan tak akan membiarkan Anastasia mengetahui alasan sebenarnya tentang perceraian mereka berdua.

"Papa tunggu di ruang tengah. Segeralah turun, karena Papa tidak akan membiarkan calon suamimu menunggu terlalu lama," ucap Alexander.

Mendaratkan satu kecupan di puncak kepala Anastasia. Dan berlalu dari kamar putrinya itu yang langsung melontarkan protes padanya.

"Aku bersedia untuk bertemu dengan pria itu, tapi bukan berarti aku menyetujui soal calon suami. Papa tidak bisa lakukan itu padaku. Aku bukan putri kecilmu lagi, Papa!!"

Kali ini Alexander benar-benar tak peduli lagi dengan nada protes Anastasia. Dia tak ingin dihadapkan pada rasa penyesalan seperti saat harus melepas Clara.

Anastasia harus memilih pria yang baik, yang bisa menjaganya. Bukan seperti Francisco. Pria brengsek yang telah membuat hidup putrinya jadi berantakan dan terhina.

Belum lagi dengan ulah istrinya Jessica, yang semakin berani menyakiti Anastasia. Dan Alexander sudah mulai jengah dengan tingkah orang-orang yang dia anggap jadi perusak kehidupan putrinya itu.

Apalagi desas desus yang menyangkut Anastasia dan Francisco mulai banyak beredar di kalangan relasi bisnisnya. Dan itu sungguh membuat Alexander naik darah.
Jika itu menyangkut dia sendiri, Alexander tak pernah peduli orang lain akan membicarakan hal buruk di belakangnya. Tapi akan berbeda jika itu menyangkut Anastasia.

Sungguh, Alexander ingin sekali membungkam mulut mereka untuk selamanya.

"Maafkan Papa, Ana. Tapi Papa yakin, pilihan ini tak akan salah untuk hidupmu. Karena Papa sangat percaya, dia pria yang baik."

***



Tak sedetik pun papa melepas genggaman tangannya padaku. Seakan menegaskan kalau papa tak akan membiarkan aku lepas darinya. Menjadikan perjalanan dari rumah hingga menuju salah satu resort terbesar di kota ini, terasa sangat menjenuhkan buatku. Membosankan!

Love AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang