15. Disappointment

64.8K 1.3K 6
                                    

Jangan lupa terus Vote dan kasih komentarnya. thanks....

*******

Jangan lagi berada di dekatku, Joshua. Sosok ini kini semakin terlihat hina di hadapanmu.
****


Ponsel di depanku sedari tadi ku biarkan berdering. Bahkan berulang kali harus meriject nada panggil itu. Berpuluh pesan chat mungkin juga sudah masuk di ponsel, dan tak ada satu pun yang ku baca. Karena semuanya dari orang yang sama. Francisco Brayden.

Bayangan masa lalu yang tiba-tiba muncul kembali dalam ingatan, sungguh membuatku harus berusaha keras melupakannya. Meredam semua kebencian, amarah dan rasa kecewa yang begitu mendalam.

Di tambah lagi satu pengkhianatan yang sudah dilakukan Ellena padaku. Itu jauh lebih menyakitkan.
Bagaimana bisa sahabat yang selama ini aku percaya bisa menyimpan aib hidupku ternyata dia ...

Ahh ..., Ellena...

Dan untuk yang ke sekian kalinya Ellena pun juga tak pernah berhenti mengusik. Berusaha mengajak bicara. Meski aku masih saja tetap pada pilihan melakukan aksi diam padanya.

"Ana, sudah berhari hari kamu diamkan aku seperti ini. Kalau ingin marah, marah saja. Karena aku memang yang salah. Tapi please, jangan libatkan Joshua dengan kemarahanmu. Dia hanya berusaha untuk melindungimu."

Ellena terus saja meracau di hadapanku. Sementara aku tak memperdulikannya. Menyibukkan diri dengan mannequin. Menyelesaikan desain dress yang beberapa hari ini memang terbengkalai. Karena tak bisa fokus dengan pekerjaanku di Boutique.

"Aku terpaksa menceritakannya pada Joshua, karena tidak ingin masa depanmu jadi semakin hancur hanya untuk pembalasan masa lalu itu. Aku percaya Joshua bisa menjagamu dengan baik karena dia pria baik-baik. Dia tulus mencintaimu, Ana."

Sederet kalimat Ellena terdengar menusuk. Tanganku jadi gemetar hingga terhenti begitu saja saat hendak mengambil gambar desain. Ada rasa pedih yang teramat dalam menyeruak seketika di batin ini.
Mengalihkan pandangan dari mannequin ke arah Ellena yang berdiri di sampingku. Menatapnya lekat.

"Kamu tau, Elle. Karena Joshua pria baik-baik, aku masih ingin menjaga harga diri ini di hadapannya. Membungkus rapat masa lalu yang kelam itu. Tapi nyatanya kamu justru membuka aibku pada Joshua. Dan itu menjadikanku semakin hina di hadapannya.
Satu-satunya harga diri yang selama ini ku pertahankan kini sudah tak ada lagi, Elle."

Ku ucap sederet kalimat itu dengan suara tergetar. Ungkapan kepedihan hati atas rasa kecewa yang begitu mendalam.
Aku tahu maksud baik Ellena padaku. Tapi dia tak pernah bisa mengerti atas beban hati ini.

Untuk sebuah alasan, kenapa aku memilih jalan yang semua orang anggap itu salah.

"Ana ..., sungguh aku tak bermaksud menghancurkan harga dirimu di depan Joshua. Aku hanya ..."

"Semua sudah terjadi," selaku, ke arah Ellena. Seiring jemariku menyurut air mata yang bergulir di pipi. Kali ini tak bisa ku kendalikan lagi untuk tak menangis. Karena sudut hati ini tengah merasakan sakit yang begitu menusuk.

"Bukan kah sedari awal semuanya memang ada di jalan yang salah? Jadi ... biarkan saja seperti ini." Ku lukis senyum getir di bibir. Seakan aku tengah menertawakan hidupku yang kini kian hancur.

Ellena menatap kecewa atas kalimatku. "Ana ..., please jangan pernah anggap dirimu serendah itu. Kamu tidak pernah salah. Pria itu lah yang harusnya ...."

"Cukup, Elle!" ku tekan nada bicaraku. Tak ingin Ellena semakin jauh membahas masa lalu yang sungguh ingin ku lupakan. Apalagi saat sepasang mataku menangkap sosok Joshua yang baru saja datang dan kini melangkah menuju ke arah kami berdua.

Love AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang