31. The Secret of Melody

44.5K 1K 51
                                    

Makasih buat semua pembaca yang belum sempat baca cerita ini dan mampir buat kasih vote dan komentarnya.

Buat pembaca lama, maaf kalian akan sering dapet notif. Karena Love Affair saya Re-Publish dengan beberapa revisi. Biar lebih enak dibacanya.
Silakan mampir lagi kalau ingin baca ulang. 😁

Btw, langsung dibaca aja ya ... mudah-mudahan enggak bikin boring lanjutan ceritanya. Dan selalu ditunggu votmen dari kalian.
Lupyu ... Gaesss... 😘

____________________________

"Diantar ke arah tujuan mana, Nyonya?"

"Jalan saja. Nanti saya beri tau arahnya."

"Baiklah."
Dan pria muda itu mengangguk tanda mengerti. Seiring Taksi warna silver yang dia tumpangi melaju membawanya berlalu dari area restoran.

Tempat yang harus segera dia tinggalkan sebelum ada seseorang yang akan mengenali dirinya.

****************

Suara berdecit dari Porsche 988 silver milik Francisco, cukup memekakkan gendang telinga. Saat laju mobil yang berkecepatan tinggi itu terhenti mendadak di pelataran rumah besar miliknya.

Mematikan mesin mobil dan segera keluar menuju ke dalam rumah. Bukan untuk mencari Jessica. Karena wanita itu pasti akan menghilang setelah apa yang sudah dia lakukan pada Anastasia.
Dan akan lebih sulit untuk menemukan keberadaannya.

Untuk itu lah Francisco kembali ke rumah besar. Dengan satu tujuan, memastikan keberadaan anak itu. Melody.
Dia kunci dari semua kerumitan yang baru saja dihadapi Francisco.

"Mira!!" teriak Francisco dengan tergesa. Memanggil baby sitter Melody itu. Suara kerasnya menyeruak, memenuhi tiap sudut ruang di rumah besar yang terkesan hampa dan dingin.
Jauh dari rasa hangat yang ada di dalam lingkungan sebuah keluarga.

"Mira!! Kamu dengar tidak!" sekali lagi Francisco meneriakkan nama baby sitter yang tak kunjung menemuinya di ruang tamu.
Francisco merasa enggan bila  harus menjelajahi rumah itu, setelah dia tinggalkan sebulan yang lalu usai pertengkaran hebatnya dengan Jessica.

Oleh karena itu, Francisco merasa jadi antipati dengan seisi rumah. Meski secara hukum, rumah itu juga miliknya. Harta bersama.

Tak mendapat respon apa pun, dengan terpaksa sepasang kaki Francisco berayun menapaki anak tangga menuju kamar Melody.
"Sial, bahkan baby sitter itu pun juga mulai membangkang padaku. Ingin jadi musuhku juga?" gerutu Francisco kesal.

Baru seperempat dari setengah lingkaran anak tangga yang dia tapaki, sepasang mata Francisco mendapati gadis 20 tahunan yang sedari tadi dia teriakkan namanya terlihat tergopoh menuruni anak tangga menuju ke arahnya. Langkah Francisco pun terhenti.

Menatap tajam pada sosok yang mengenakan seragam baby sitter warna biru muda-nya itu, yang kini sudah berdiri di hadapan Francisco. Perawakan gadis itu tak begitu tinggi, bahkan di saat dia berdiri di dua anak tangga yang letaknya lebih tinggi dari Francisco.
Membuat posisi badan mereka berdua kini jadi terlihat sejajar.

"Kamu kemana saja. Aku panggil berulang kali, tapi tidak ada sahutan. Apalagi segera datang menemuiku. Apa kamu sudah tidak menghargai Tuan mu ini lagi!" Suara keras penuh amarah yang terucap dari mulut Francisco membuat Mira hanya bisa menekuk kepala. Tertunduk patuh.

"Maafkan saya, Tuan. Bukan bermaksud tidak patuh, tapi tadi saya sedang menenangkan Nona Melody. Seharian ini dia menangis terus dan tidak mau makan."

"Jadi Melody ada di rumah?" ucap Francisco penuh penekanan. Ingin memastikan. Mira yang semula tertunduk, mengangkat kepala. Menatap dengan ragu ke arah Francisco. Dan satu anggukkan pasti, dia berikan sebagai jawaban.

Love AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang