17

2.3K 252 0
                                    

Pada akhirnya kebohongan akan menyisaka sebuah penyeselan. Bertanya pada diri sendiri kenapa harus mencari alasan ketika jujur pasti lebih baik. Sama hal nya seperti yang dialami Yoongi saat ini. Berdiri mematung dibalik pintu kamar mandi. Bertanya pada diri sendiri tentang kenapa dirinnya yang tidak menjelaskan alasan sesungguhnya ia pulang terlambat dari yang telah dijanjikan. Padahal alasannya juga bukan sesuatu yang buruk, justru sebaliknnya---alasan yang patut diacungi dua jempol atau bahkan diberi pujian karena menyelamatkan orang lain. Tapi bagi Yoongi orang yang diselamatkan itu adalah masalahnnya. Rasannya tak ingin ada nama orang itu diantara dirinnya dan In Ha untuk alasan apapun.

Yoongi pada akhirnya memilih bergegas berdiri dibawah aliran air. Membersihkan dirinnya. Ingin segera merebahkan tubuh lelahnnya sambil memeluk istrinnya. Ah, pasti sangat nyaman.

Sedangkan dikamar, In Ha masih memandang selembar nota yang ia temukan disaku celana suaminnya. Menelisik setiap tulisan didalamnya. Tanggalnya menunjukan tepat hari ini, bahkan waktu pembayaran dilakukan tepat pukul dua belas lewat dua puluh menit, menggunakan kartu kredit atas nama Min Yoongi. Jadi bukankah bisa dipastikan bahwa suaminnya baru saja tidak jujur pada dirinnya? Tidak mengatakan alasan sesungguhnya mengapa Yoongi pulang selarut ini.

In Ha memang tak suka saat Yoongi berhubungan dengan Min Hye untuk alasan apapun, rasannya tak ada ungkapan rela bagi In Ha. Namun In Ha juga manusia yang sudah tentu punya toleransi. Pasti mau mendendengarkan alasan Yoongi atas bukti yang ditemukan pada saku celanannya. Tapi jika sudah seperti ini, ada hal yang coba ditutupi oleh Yoongi. Entah apapun alasannya itu In Ha merasa lebih dibohongi dan tentu ada rasa sakit yang sudah pasti menggerayangi.

Harum semerbak tercium saat Yoongi keluar dari kamar mandi. Aroma vanilla kesukaan In Ha bercampur dengan veromon khas Yoongi. Berpadu menjadi aroma maskulin juga menenangkan yang sulit digambarkan. Membuat In Ha sejenak teralihkan dari fikiran yang mengganjal akan suaminnya.

In Ha buru-buru memasukan kertas nota tersebut kedalam saku piamanya. Melemparkan pakaian kotor Yoongi pada keranjang disudut kamar mandi, kemudian beralih pada lemari mengambil piama milik Yoongi.

"Gommawo." Ucap Yoongi saat In Ha memberikan piamanya. In Ha hanya tersenyum sekilas kemudian berbalik menuju tempat tidurnya. Membaringkan diri memunggungi suaminnya yang tengah berganti dengan pakaian tidurnnya.

Yoongi membaringkan tubuhn setelah pakaian tidur melekat sempurna pada tubuhnnya. Memeluk istrinnya dari belakang. Pun In Ha tak menolak, tak juga memberi reaksi apapun meski matannya masih terbuka sempurna. Kantuknya tentu telah pergi sejak Yoongi kembali tadi. Tapi entah mengapa kejadian malam ini membuat In Ha enggan balas memeluk suaminnya seperti biasa. Kecewannya terlalu mendominasi. Sesak dihatinnya membuat ingin tetap diam.

☆☆☆☆☆

Satu minggu setelah ultimatum dari Yoon PD. In Ha dan Yoongi tak lagi bertemu sejak saat itu. Bukannya memilih berpisah atau hidup sebagai orang asing. Keduannya masih sebagai sepasang kekasih. Hanya sedang melakukan perenungan. Berfikir keputusan apa yang baik untuk masing-masingnnya.

Saat itu---satu minggu yang lalu. Semua yang dikatakan Yoon PD adalah sebuah kebenaran. Fakta. Dan sebuah realita, yang meskipun belum terjadi namun pasti terjadi kelak. Yang pada akhirnya membuat Yoongi dan In Ha memilih berfikir sementara untuk kemudian mencari jalan keluar yang tepat. Tak ingin ada yang menyakiti atau tersakiti. Karena faktanya keduannya memang saling cinta. Itu sih sudah barang tentu. Masing-masingnnya ingin tetap berada dalam situasi sebelumnya. Saling memiliki meski dalam sulit. Punya status sebagai kekasih meski jarang bertemu. Saling cemburu sampai berbuat kalut. Inginnya seperti itu terus. Tapi saat ini situasinnya berubah. Yoon PD memberikan dua pilihan paling kejam yang pernah ada. Jika ingin tetap bersama---mengalah. Salah satu diantara kalian harus menyerah pada mimpi kalian. Tapi jika impian kalian masih jadi prioritas disini---akhiri. Begitu kurang lebih pilihan yang diberikan Yoon PD. Tak ada yang menguntungkan. Dan untuk pertama kalinnya Yoongi merasa membenci sosok Yoon PD yang padahal selama ini selalu dianggap sebagai ayahnya sendiri. Yoon PD terlalu menekan. Membuat rasa benci mendominasi sisi lain seorang Min Yoongi.

Miracle Of Jealousy  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang