"Su--sunbae?"
In Ha luar biasa terkejut saat mendapati presensi seorang pria berdiri tepat dihadapan nya. Meski wajah pria dengan mata dingin itu tertutup masker, In Ha jelas mengenal betul tatapan itu. Apalagi saat matanya hilang menyipit. In Ha yakin pria itu sedang tersenyum dibalik maskernya.
Pria itu berjalan mendekat ke arah In Ha. Menarik sebuah kursi plastik dan duduk tepat disampingnya, "ternyata benar kau. Kupikir aku hanya salah melihat." Katanya sambil melepas masker hitam yang dikenakan.
"Oh sunbae, kenakan lagi maskermu! Bagaimana kalau orang-orang mengenalimu!?"
Pria itu mengedarkan pandangan nya keseluruh penjuru tenda kedai. Mendapati lumayan banyak orang yang berada ditempat itu, "ah benar juga," dan kembali mengenakan masker pada wajahnya, "ngomong-ngomong, apa yang kau lakukan disini?"
"Bukankah seharusnya aku yang bertanya padamu, apa yang sunbae lakukan disini? Dimana managermu? Kenapa keluyuran dikeramaian sendirian?"
Pria itu memutar bola matanya. Malas karena pertanyaan nya dibalas dengan lebih banyak pertanyaan, "bukankah seharusnya kau dulu yang menjawab pertanyaanku?"
In Ha tersenyum sekilas, "ini kampung halamanku, sunbae. Tempat tinggalku. Sekarang giliranku, apa yang lakukan disini?"
Pria itu masih menatap In Ha dengan tatapan yang nampak datar. Kepalanya mengangguk sekilas memahami keberadaan In Ha ditempat ini, "kau mungkin lupa, tapi seharusnya kita punya jadwal syuting di tempat ini. Chuncheon."
In Ha diam sejenak. Kepalanya memperoses ingatan tentang hal yang disebutkan pria tadi. Sampai akhirnya wanita itu mengangguk dan berseru, "ah ya ya, kita punya jadwal syuting di tempat ini," In Ha menggelengkan kepalnya cepat, "maksudku seharusnya kita punya jadwal syuting ditempat ini." Ralatnya.
Mata datar itu kembali menyipit. Dibalik masker hitamnya, In Ha yakin pria itu tengah kembali tersenyum, "hm, seharusnya kalau kau tidak tiba-tiba mundur dari produksi."
In Ha hanya mengangguk dan tersenyum sekilas tanpa menanggapi.
"Kalau aku boleh tahu, kenapa tiba-tiba memutuskan mundur dari prodiksi film ini? Bukankah ini awal dari semua kerja kerasmu, In Ha--ssi?"
In Ha menatap tepat kearah mata pria itu. Yong Junhyung sekilas berkedip beberapa kali karena merasa canggung ditatap penuh atensi seperti itu, "semua ini bukan nya tiba-tiba kuputuskan, sunbae. Hanya saja aku yang baru berani mengambil keputusan ini sekarang."
"Maksudmu? A--aku tidak begitu pahan dengan maksud perkataanmu."
In Ha menghela napas sejenak, "aku ingin berhenti dan mundur dari semuanya. Dari kerja keras yang selama ini aku lakukan."
"Maksudmu, kau mundur sebagai trainee? Meninggalkan agensimu? T--tidak, maksudku kau tidak akan menjadi aktris?"
In Ha mengangguk dengan segurat senyum penuh keterpaksaan.
"Tapi kenapa? Kenapa tiba-tiba memutuskan hal seperti itu?"
"Sudah kubilang ini tidak kuputuskan dengan tiba-tiba, sunbae. Semuanya sudah kupikirkan matang-matang. Hanya saja aku baru berani mengambil keputusanku saat ini."
Junhyung membuka maskernya. Kali ini ia tak ragu untuk menatap wanita dihadapan nya. Masa bodo dilihat atau dikenali orang lain. Memang apa yang harus ditakutkan saat dirinya hanya mengobrol, "tapi apa alasan nya? Maksudku, kenapa kau berakhir dengan keputusan semacam ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle Of Jealousy ✔
Romance(UNDER REVISION) Sometime bakal spam kalian dengan re-publish cerita yang sudah direvisi demi kenyamanan membaca para readers. Sebuah kisah sederhana tentang bagaimana cinta dapat mengalahkan banyak hal. Min Yoongi, idol ternama, pria dengan pendiri...