38

2.5K 226 4
                                    

Setiap kesulitan itu akan mudah jika dilalui bersama. Saling menggenggam, pun saling menguatkan satu sama lain. Bukan salah satunya berdiri di depan, dan yang lain akan berdiri dibelakang. Melainkan sama-sama berjalan sejajar, beriringan dan berbagi kekuatan. Saat salah satunya merasa lemah, maka yang lain akan mengirimkan bentuk kekuatan lain pada si lemah. Maka dengan itu, setiap kesulitan akan terasa lebih mudah untuk dilalui.

Hambatan itu sejatinya mulai terasa lebih nyata. Pertentangan itu nyaris menghadang disetiap langkah yang hendak dipacu. Bisikan-bisikan penuh cibiran bernada tak suka yang kentara itu tak lagi datang diam-diam. Semuanya diucapkan tepat didepan mata, lengkap dengan ekspresi penuh penghinaan.

Pun mereka yang dulu pernah berteriak mengatasnamakan cinta, kini berubah menjadi si pembenci. Mengorek setiap keburukan, hingga lupa bahwa seburuk-buruknya orang pasti punya kebaikan. Semua itu berubah dalam sekejap, hanya karena seseorang yang mereka sebut sebagai idola telah berubah, idolanya kini telah membagi cintanya untuk orang lain.

Bukankah itu nampak seperti ironi? Mencintai dengan sebuah syarat, bukanlah mencintai. Itu hanyalah sebuah fantasi yang kau dalihkan menjadi sebuah perumpamaan atas nama cinta. Oh, beruntuhlang mereka yang masih bisa mencintai idola nya meski keadaan nya telah berubah.

Mungkin kalian pernah dengar perumpamaan akan kehidupan seorang idola yang dikatakan bahwa hidupnya milik publik, milik penggemar, milik banyak orang. Namun lebih dari pada itu, kehidupan seorang idola adalah mutlak milik dirinya sendiri. Semua orang punya hak tertinggi atas hidupnya sendiri, tanpa terkecuali. Bahkan ketika itu menyangkut seorang idola sekalipun.

Maka, atas dasar pemikiran itulah, Min Yoongi memilih berjalan pada kehendaknya sendiri. Kehilangan banyak penggemar adalah sebuah guncangan tersendiri untuknya. Namun disisi lain, kini ia memiliki orang-orang yang mencintainya dengan ketulusan. Mereka yang telah teruji untuk tetap bertahan dalam keadaan apapun. Mendukung dan menerima keputusan apapun yang coba dibuat Min Yoongi untuk hidupnya. Mereka yang lebih dari apapun, memilih untuk melihat kebahagian Yoongi dengan caranya sendiri. Ya, disisi Yoongi masih ada orang-orang seperti itu. Maka, baginya itu lebih dari cukup.

****

Cha In Ha PoV

Ini sudah jadi pekan ke tiga puluh dua. Bulan ke delapan sejak hari itu. Hari dimana aku memutuskan untuk kembali pada Min Yoongi. Banyak hal yang terjadi dalam delapan bulan yang terasa singkat ini. Kehidupanku berjalan dengan banyak liku yang kadang membuatku jatuh. Tapi tak jarang banyak hal yang membuatku punya banyak kekuatan untuk bertahan.

Dalam delapan bulan yang kulalui, banyak hal yang terjadi padaku. Kehidupan yang perlahan berubah. Sedikit demi sedikit mulai menemukan banyak hal yang kuinginkan. Menjalani satu persatu list keinginan yang telah kususun dalam setiap baris buku harian kehidupanku. Hingga akhirnya, kini aku menemukan sebuah hal yang benar-benar kuinginkan dalam hidupku.

Bukan hal besar seperti kembali menjadi seorang aktris. Atau keinginan-keinginan lain yang terdengar mewah. Aku menemukan bahwa ada sebuah hal sederhana yang benar-benar menarik perhatianku belakangan ini, yaitu; belajar membuat kopi. Ya, barista. Aku benar-benar tertarik tentang hal berbau kopi belakangan ini. mungkin itu juga sebabnya kenapa aku selalu tertarik memperhatikan dua orang barista yang bekerja di caffe kecil di Chuncheon, kampung halamanku. Kukira hanya menyenangkan saat melihat mereka mengolah kopi. Ternyata aku punya ketertarikan tentang hal itu.

Bersama dengan minatku pada kopi, aku akhirnya memutuskan untuk belajar membuat kopi. Mengambil sebuah kursusu barista yang kulakukan setiap akhir pekan saat waktu kuliahku libur. Ya, sekarang aku kembali menjadi seorang mahasiswi. Meski terbilang cukup terlambat untuk kembali mengejar pendidikan, namun kurasa terlambat lebih baik dari pada tidak sama sekali.

Miracle Of Jealousy  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang