30

2.4K 250 22
                                    

Seumur hidupnya, Min Yoongi mungkin tak pernah membayangkan bahwa dirinya begitu mudah rapuh seperti saat ini---hidupnya seolah dibuat hancur hanya karena seorang wanita. Ia tak pernah menyadari betapa gadis bernama Cha In Ha itu membawa dampak begitu besar pada hidupnya.

Yoongi mungkin bukan pertama kali mengalami sebuah kegagalan. Patah hati dan ditinggal wanitanya sudah pernah dirasakan. Bahkan dengan alasan yang nyaris serupa. Kenyataan bahwa ia kalah telak dengan sesuatu yang disebut impian dan cita-cita. Namun, menjadi serapuh ini adalah yang pertama. Bagaimana ia merasa seolah dunianya ikut dibawa pergi oleh wanitanya itu. Seolah semua semangat dan harapan yang kerap kali diselipkan jika mungkin suatu hari  semua persoalan nya bisa diperbaiki, semuanya jelas hilang bersama gadisnya yang memilih pergi dan menghilang tanpa secuilpun penjelasan atau kalimat perpisahan yang mungkin bisa membuat Yoongi sedikit berlapang hati.

Malam-malam yang dilaluinya penuh intrik bak drama yang kerap kali diejeknya murahan. Bermuram durja didalam kamar---diatas kasur yang biasanya bisa menjadi obat lelah dan pening yang terkadang hinggap, nyatanya kini tak ada obat yang membuatnya sembuh, mungkin pengecualian bila bertemu gadis yang dirindu.

Sama seperti kemarin, kemarin nya lagi, dan kemarin-kemarin yang lalu; Min Yoongi masih menyusun tekad untuk dapat menjumpai In Ha. Berbagai rencana disusun nya seolah menjadi rencana paling matang. Namun fakta bahwa rencananya selalu hancur bahkan sebelum dimulai.

Memikirkan bagaimana cara menemukan tempat tinggal In Ha saja sudah membuat Yoongi pening setengah mati. Sempat bertanya pada beberapa trainee atau orang yang Yoongi anggap mungkin tahu dimana In Ha tinggal. Tapi nahas, jawaban nya tak satu pun sesuai dengan harapan Yoongi.

Pria itu sempat bertanya pada Yoon PD, namun malah ceramah panjang yang ia dapat, sukses membuatnya semakin frustasi. Harapan terakhir saat Yoongi mencoba bertanya pada Seokjin, mengingat pria itu jadi yang paling dekat dengan In Ha. Berharap mungkin saja Seokjin akan jadi malaikatnya disaat Yoongi berada diambang putus asa. Namun, yang didapat jawaban serupa; Chuncheon. Hanya itu tanpa pelengkap.

Ayolah, Yoongi tahu jika Chuncheon mungkin hanya secuil daerah kecil di Negara ini. Jaraknya pun tak seberapa jauh dari Seoul, hanya butuh waktu dua jam hingga menginjakan kaki di daerah itu. Tapi masalah pentingnya adalah; Chuncheon menjadi begitu besar ketika ia harus mencari seorang gadis mungil yang entah berada di sudut chuncheon bagian mana. Terlebih ini bukan sebuah alur drama yang mungkin akan membawa Yoongi dalam sebuah pertemuan kebetulan hanya karena ia punya tekad untuk menemukan gadisnya. Pun pria itu tak punya banyak waktu dan kesempatan untuk menyisihkan satu atau dua jam dari dua puluh empat jam seharinya. Ia tentu punya segudang kegiatan dan tanggungjawab yang harus dipenuhi. Pria pucat itu bukan pengangguran yang bisa mondar mandir---kesana kemari mencari sosok cantik itu. Dan kenyataan tersebut menambah deret frustasinya.

"Besok sampai satu minggu kedepan jadwal kalian kosong."

Satu jam lalu tepat pada pukul sebelas, Lee Sangjin, manager BTX tiba-tiba muncul dengan tiga kotak pizza yang katanya titipan Yoon PD. Pria itu sengaja mampir meski hari ini jadwal BTX telah usai sejak pukul tujuh malam tadi.

"Woah, serius hyung? Jadi aku boleh pulang menemui orang tuaku?" Jungkook berseru semangat dengan mulut penuh tersumpal pizza.

"Pulang kerumah atau menemui teman kalian, itu terserah. Yang penting jangan menimbulkan masalah, oke?"

"Tenang saja, hyung. Semua pasti aman terkendali." Hoseok menimpali tak kalah semangat.

"Kau mau pulang, hyung? bagaimana kalau kita pulang bersama, Yoongi hyung." Ajak Taehyung yang memang berasal dari satu kota yang sama dengan Yoongi, Daegu.

Miracle Of Jealousy  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang