21

2.4K 279 7
                                    

Cahaya matahari menelungsup masuk kedalam kamar In Ha melalui celah gorden, membuat silaunya terpaksa membangunkan In Ha dari tidur lelapnya. Beberapa kali matanya dikerjapkan untuk membiasakan dengan cahaya silau matahari.

Pagi ini rasanya berbeda. Tubuh In Ha terasa lebih bugar dari biasanya. Mungkin karena tidur panjang yang hampir lebih dari duabelas jam. Ya. Sejak pertengkarannya dengan Min Yoongi kemarin, In Ha memilih mengurung dirinya didalam kamar tanpa memperdulikan apa yang selanjutnya dilakukan Min Yoongi. Sempat mendengar suara mobil yang meninggalkan rumah, namun tak mendengar apakah mobil itu kembali atau tidak, karena In Ha pasti sudah terlelap.

In Ha mulai terbiasa dengan situasi paginya. Melirik sekilas jam yang bertengger diatas nakas menunjukan pukul tujuh tepat---waktu rata-rata ia bangun.

In Ha ingin menggeliatkan tubuhnya, menghilangkan sedikit rasa pegal karena tidurnya yang terlampau lama. Namun saat hendak menggerakan tubuh, ia merasa sesuatu menahannya. Dilirik perutnya yang ternyata terdapat tangan yang melingkar begitu erat. Tak usah tanya siapa pemilik tangan seputih susu itu, tentu suaminya.

Kemarin seusai pertengkaran konyol yang seharusnya tak perlu terjadi itu, Yoongi memilih menenangkan kepalanya. Berkendara tanpa arah hanya untuk menghirup udara segar. Sempat berkunjung ke apartemen Seokjin, namun tidak diwaktu yang tepat karena ia tengah bersama calon istrinya. Yoongi mana mau dijadikan kambing conge. Pun akhirnya menghubungi Hoseok yang durhakanya menolak ajakan bertemu Yoongi, membuat Yoongi tak ada pilihan selain menghabiskan waktunya sendiri didalam mobil sambil menyaksikan pemandangan sungai Han yang tidak begitu menarik dimata Yoongi. Ya, tukang tidur semacam Yoongi pasti lebih memilih pemandangan kamar dengan kasur dan bantal yang bersaut minta ditiduri, ketimbang pemandangan alam.

Saat malam mulai menjelang, Yoongi memutuskan untuk pulang karena tak tahu lagi harus kemana. Pun dirinya sudah lelah dan mengantuk karena setengah harinya dihabiskan tak jelas didalam mobil. Lagi pula ia masih punya masalah yang harus diselesaikan dengan istrinya.

Setibanya dirumah, Yoongi mendapati seluruh rumahnya gelap, bahkam lampu teras rumahnya pun tak dinyalakan. Yoongi sedikitnya panik sendiri, berprasangka buruk tentang keadaan istrinya, membuatnya lari terbirit kedalam rumah yang juga masih dalam keadaan gelap gulita.

Yoongi menyalakan beberapa lampu sebelum melesat menaiki tangga menuju kamarnya. Dengan tergesa membuka pintu kamar yang akhirnya membuatnya bernafas lega karena mendapati istrinya yang tengah terbaring nyenyak diatas tempat tidur.

Yoongi perlahan menghampiri tempat tidur, langkahnya dibuat teratur dan begitu pelan---takut membangunkan istrinya. Ia berlutut memandangi wajah sang istri yang tertidur dengan lelap. Lagi, Yoongi merutuki dirinya karena membuat mata sang istri tampak sembab---dan Yoongi benci itu.

Pria itu menyeka untaian rambut In Ha yang menutupi cantik wajahnya. Membelai pipi sang istri dengan lembut sebelum mendaratkan sebuah kecupan hangat di kening sang istri.

"Maafkan aku." Gumamnya dengan tatapan sendu.

Yoongi bangun dan melangkah menuju arah sebelah tempat In Ha tidur. Kemudian ikut membaringkan dirinya disamping sang istri. Sedikit mengangkat tubuh sang istri untuk masuk kedalam dekapannya. In Ha sempat menggeliat kecil karena perlakuan Yoongi. Namun setelahnya justru menelusupkan tubuhnya semakin erat pada Yoongi, membuatnya tak perlu bersusah payah mendapatkan pelukan dari sang istri.

Begitulah kira-kira tentang bagaimana pagi ini In Ha terbangun dalam kukungan Yoongi pada tubuhnya.

In Ha membalikan tubuhnya untuk menatap presensi pria tampan yang masih terlelap itu. Matanya yang tertutup rapat dengan bibir yang sedikit terbuka mengeluarkan dengkuran halus yang menenangkan. Sungguh sebuah pemandangan pagi yang selalu membuat In Ha bersyukur karena bisa selalu melihatnya, dan hanya ia yang bisa melihatnya.

Miracle Of Jealousy  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang