My Cry

105 16 1
                                    

Ku melihat cahaya di balik ordeng yaaa benar sudah menjelang pagi dan aku belom menutup mata untuk beristirahat.

Drrrt.

Jandi : ShinHye kenapa kamu tidak masuk lagi ? Apa kamu sakit ? Setelah pulang sekolah aku akan mampir ke rumah mu ya ?

Jandi menyadari ada yang aneh dari ku karena tidak biasanya aku menghilang tanpa kabar.

ShinHye : datang saja :) aku hanya sedang merasa tidak enak badan Jandi, Terima Kasih sudah menghawatirkan ku :)

Dia belom membalas pesan ku mungkin pelajaran tengah di mulai.

Aku berdiri dan menatap diriku dari arah kaca. Lihatlah ShinHye betapa sedihnya dirimu. Dan aku mulai merasa tersakiti lagi tangisan pun terdengar lagi hingga tak sadar aku telah memukul kaca itu.

Ting! Ting!

Bunyi bel berbunyi berkali kali. Aku pun berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang apa mungkin Jandi tapi tidak mungkin karena ini masih jam pelajaran.

Setalah ku buka kunci perlahan ku buka pintu dan ternyata orang di balik pintu adalah Park Jimin.

Dia terkejut melihat ku yang penuh dengan air mata dan darah di tangan ku karena memukul kaca tadi.

" ShinHye kamu kenapa!!! " Tanyanya dengan panik. Aku pun berlari dan memeluk tubuh Jimin tanpa memikir panjang dan Jimin membalas dengan lembut dengan muka khawatirnya yang melihat ku seperti ini.

Jimin membawa ku mundur untuk menutup pintu dan mendudukkan ku di sofa ruang tamu. Dia mengambil obat dan secepat mungkin menahan darah yang terus mengalir setelah dia memperban tangan ku Jimin mulai menatap ku dengan dalam seakan ingin tau apa yang terjadi kepadaku.

" Aku takut " dengan nada gemetar yang tercampur dengan air mata.
" Aku ada disini untuk mu " dengan mengarahkan tangannya yang mulai menghapus air mata ku dengan tarikan lembut di tangannya aku merasakan pelukan hangat yang dari dulu ku harapkan.

Dia masih memeluk ku dan mengusap rambut ku dengan lembut. Mata ku mulai layu tak lama aku merasa gelap tidak merasakan apa apa lagi.

Park Jimin POV.

Perasaan ku tidak enak terus menerus ku memikirkannya. Dan aku memutuskan untuk ke rumahnya.

Aku membuka gerbangnya dan mulai berjalan kearah rumahnya.

*Bunyi sesuatu yang terdengar hingga luar*

Aku pun berlari mendengar suara keras itu secepat mungkin ku pencet bel rumahnya.

Ayolah ShinHye bukakan aku pintu aku khawatir dengan mu.

Tak lama bunyi kunci terdengar perlahan pintu terbuka. Tunggu kenapa aku melihat tetesan darah saat pintu terbuka lebar ku dapatkan ShinHye berdiri dengan muka merah mata sembab dan dengan tangan berdarah.

Aku terkejut melihat dirinya seperti merasakan sakit yang amat dalam.
" ShinHye kamu kenapa!!! " Tanya ku panik. Dia tanpa menjawab berlari ke arah ku dan memeluk ku. Aku merasakan badan yang bergetar seperti ketakutan aku membalas pelukannya dengan lembut ku bawa mundur dia untuk menutup pintu.

Dan ku duduki dia di sofa ruang tamu langsung ku berlari setiap sudut rumah untuk mencari obat untuk tangannya. Aku mendapati obatnya aku berusaha menahan darahnya setelah berhenti aku mengambil obat dan mulai mengobati tangannya.

Setelah ku obati ku menatap matanya dengan dalam untuk mencari tau ada apa dengannya.

Lalu aku mendengar suara lirih dari mulut mungilnya itu " aku takut " lirihnya. " Aku ada disini untukmu " balas ku dengan menarik lembut tangannya untuk ke dalam pelukan ku.

Ku tau dia belom tidur semalaman jadi ku biarkan dia tertidur. Aku mulai mengangkat badannya untuk ku bawa ke arah kamarnya.

Ku letakan dia di tempat tidur yang sedang tertidur pulas. Dan ku lihat sekitar kamarnya ada beberapa beling kaca aku langsung membereskannya menjauhi barang - barang yang berbahaya di hadapannya.

Setelah ku bereskan semua ku duduk di samping tempat tidur melihat dia tertidur lelap. Ku genggam tangannya yang tak berdaya. Ku bisikan di telinganya " ShinHye aku mencintaimu akan kah aku bisa bersamamu " bisikku.

ShinHye POV.

Ku mendengar ku mendengar itu. Jimin kenapa kau mengatakan itu kenapa.

Ku membuka mata pelan - pelan dan ku mendapatkan senyum manis itu lagi.

" Apa yang kamu katakan tadi becanda ? " Tanya ku dengan menatap matanya. " Kamu mendengarnya ya " dengan menghela nafas dan tersenyum.

"Aku sungguh mencintaimu ShinHye" dengan suara yang lebih lembut.
Aku menundukkan kepala ku yang berusaha mencerna perkataan jimin.

Apa ini!! Apa ini sebuah mimpi. Tuhan jika ini mimpi tolong bangunkan aku tuhan aku takut untuk memulainya lagi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. * Hai semua aku sudah up lagi semoga kalian suka ya dan jangan lupa mengikuti ku dan beri bintang 🌟 terima kasih 😊 *

For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang