Aku merasakan bahwa aku tidur dengan sangat nyenyak semalam.
Dan aku membuka mata aku melihat Jimin masih terlelap.
Aku baru sadar bahwa semalam aku sudah melakukannya.
Aku meraih pakaian ku dan memakainya kembali.
Aku membiarkan Jimin terlelap sedangkan aku berjalan ke dapur menyiapkan sarapan untuknya.
Aku tersenyum mengingat kejadian malam itu yang membuat ku menjadi sangat aneh.
Sudah selesai menyiapkan sarapan aku berniat untuk membangunkan Jimin.
" Jiminie bangun ayo kita sarapan " ujarku.
Tidak berkata apa apa dia menarik ku dan memeluk ku hingga aku kembali jatuh ke tempat tidur.
" Aaaaa jiminie bangun lah ayo kita sarapan aku sangat lapar " rengekku.
Tak berfikir panjang dia langsung mencium bibir ku.
Aku merasakan ini seperti malam itu yang membuat ku melemah.
Aku membalas ciumnya semakin dalam ciuman itu dia melumat bibir ku dengan lembut.
Dia menarik badan ku ke atas badannya masih dengan posisi mencium ku.
Aku melepas ciuman itu perlahan dan melihatnya.
" Sudahlah ini masih pagi ayo sarapan aku lapar apa kamu tega menguras semua tenaga ku " rengekku yang berhasil membuat dia tertawa.
" Oke oke ayo kita sarapan " dengan berusaha bangun karena aku masih duduk di atas badannya.
Dia memelukku dengan sangat senang aku merasakan dia bahagia.
" Terima kasih sayang kamu mau mengalah untukku malam itu " dengan lembut.
Aku hanya tersenyum dan bangun menariknya dari tempat tidur.
Aku berjalan duluan karena dia sedang memakai baju.
Kringgg kringgg.
Bunyi telpon membuat ku berbalik badan dan berjalan kearah telpon tersebut.
" Hallo " ~ ShinHye
" Hai sayang beruntung kamu yang mengangkatnya, apa kabar kamu ? Apa kamu tidak rindu denganku " dengan suara yang membuat ku membulatkan mata." Hallo sayang apa kamu masih disana haii kenapa diam saja " katanya lagi
Aku terdiam membulatkan mata dan mulai berkaca kaca mataku.
" ShinHye siapa yang telpon ? " Jimin yang berjalan mendekati ku.
Aku langsung bergegas menutup telpon dan mengusap mata ku.
" Aaaaa tidak hanya salah sambung saja " ujarku.
Jimin tidak percaya dia tahu bahwa aku sedang berbohong.
Aku tau dia tidak percaya langsung ku tarik tangannya ke arah meja makan.
" Ayo aku sudah lapar " manjaku.
Jimin hanya mengikuti ku.
Saat aku selesai makan Jimin menarik tangan ku dan menatap ku dengan tajam.
" Siapa tadi yang telpon " dengan lembut.
Aku terdiam menatap matanya.
" ShinHye!! " Dengan nada tinggi yang membuat ku kaget.
" Itu ... Dia ... Emmm ... Taehyung " dengan suara ketakutan.
Jimin kaget dapat ku lihat dia sangat marah.
Aku menangis dan Jimin melihat ku seperti orang ketakutan.
Jimin langsung menarik ku dan memeluk ku kencang.
" Maaf kan aku, aku tidak bermaksud untuk membentak mu " dengan rasa bersalah.
Aku kembali tenang mendengar Jimin mengatakan itu.
" Ya sudah kita keluar yuk kamu mau kemana ? " Tanya Jimin
" Emmm ke mall aja yuk udah lama tidak main main ke mall " manjaku.
" Oke kamu mandi sekarang gih " dengan senyumnya itu yang membuat ku tidak bisa berpaling darinya.
Jimin POV.
ShinHye berjalan ke kamar untuk bersiap siap.
Aku bergegas meraih ponsel ku dan menelpon sekertaris ku.
" Hallo aku butuh bantuan mu " tegasku.
" Iya pak apa yang saya bisa bantu " ~ sekertaris
" Tolong pantau siapa yang akhir akhir ini menelpon ke rumah saya " ujarku.
" Baik pak " ~ sekertaris
Ku matikan ponsel ku dengan amarah yang tidak terima kalo memang benar taehyung masih mengganggu ShinHye.
"Awas kau taehyung habis kau dengan ku!! " Dalam hati.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. Drrrrtt drrrrtt
Ponsel ku bergetar.Sekertaris
Langsung aku mengangkat ponselku.
" Pak yang sering menelpon ke rumah bapak adalah Kim Taehyung "
Benar dugaan ku.
" Tolong kirim kan nomornya dan pantau dia jangan sampai dia menemui istri ku!! " Tegasku.
" Baik pak "
Telpon mati ShinHye datang.
" Ada apa ? " Dengan wajah bingung.
" Aaaaa tidak ini hanya sekertaris ku menelpon " berusaha menyembunyikan darinya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. Up up sudah makasih sudah membaca maaf kalo garing dan jangan lupa bintang komen dan votenya yaaa 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
For You
FantasyKonten Dewasa 18+ Dia merasakan dirinya sudah tidak lama untuk menjalankan ini semua Kapan ini semua berakhir indah ? Akankah aku harus tersiksa seperti ini untuk merasakan bahagia.