{7} Welcome to new life

3.8K 192 3
                                    

Arga mengajak Kanaya menuju sebuah rumah diantara deretan rumah sama yang berwarna hijau pupus, sama seperti kantor Arga saat mereka melakukan pengajuan. Dengan dua orang anggota TNI yang membantu mereka membawa beberapa koper besar milik Kanaya.

"Ini dia rumah kita. Assalamu'alaikum" Arga membuka pintu rumah dan langsung memasukinya. Diikuti dengan Kanaya yang selanjutnya dua anggota TNI yang ikut membantu. Mata Kanaya lincah melihat sekitar rumah yang tampak sejuk.

'Rapih

Bersih

Terawat'

Oceh batin Kanaya saat mendapatkan gambaran dari apa yang ia lihat. Terlihat beberapa foto yang terpajang didinding. Satu yang membuat Kanaya merasa tertarik untuk melihatnya. Sebuah foto yang bertengger dilemari tv. Foto itu terlihat bersama beberapa anggota TNI, dan yang membuatnya merasa tertarik adalah seorang wanita berseragam Polwan. Cantik sekali wajahnya.

"Sayang, ini kamar kita" teriak Arga dari dalam kamar. Kanaya memalingkan wajahnya dan segera menghampiri Arga. Ia masuk kedalam sebuah kamar yang ukurannya sedikit lebih kecil dari kamarnya di rumah.

'Apa? Kita tidur disini? Gak ada kamar lain apa?' batin Kanaya. Kanaya menautkan alisnya dan meminta Arga untuk menjelaskan perkataannya.

"Ada rekan kerja aku diluar. Gak enak kalau mereka tahu" bisik Arga. Ternyata Arga berpura-pura bersikap mesra pada Kanaya layaknya pengantin baru lainnya. Ia tidak mau image nya rusak karena pernikannya dengan Kanaya.

Kanaya menghembuskan nafasnya. Lega sekali ketika mendengar untaian kalimat penjelasan Arga barusan. Ia kira, ia harus tidur satu kamar dengan Arga.

Kanaya melihat tidak ada yang perlu ia rapihkan selain bajunya. Rumah ini sudah sangat rapih dan bersih. Kini ia hanya perlu untuk beristirahat.

Sejak daritadi, pertanyaannya terus menyelubungi pikirannya. Ia ingin sekali mengetahui siapa polwan yang ada disamping Arga difoto itu. Ia rasa, wajahnya tidak asing, namun dimana ia menemuinya?

'Lihat dimana ya? Perasaan aku belum pernah ditilang' batin Kanaya. Tapi, biarlah pertanyaan itu hilang dengan sendirinya.

Kanaya memejamkan matanya dan akhirnya ia tertidur pulas. Sedangkan Arga tengah sibuk untuk menyetrika seragamnya yang akan ia pakai nanti sore untuk menghadiri sebuah rapat.

"Kanaya! Nanti kamu hafalin mars persit ya" teriak Arga dari dalam kamar. Seperti biasanya, ketika Arga memanggil Kanaya, tidak ada suara sahutan dari wanita itu.

Arga keluar dari kamar dengan seragam rapih yang telah membalut tubuhnya, wangi parfumnya yang khas tercium menyeruak diseluruh ruangan. Arga melirik Kanaya yang sedang duduk disofa depan tv. Yang ia lihat hanya bagian atas dari kepala belakangnya. Ia pikir Kanaya sedang memainkan ponselnya hingga ia begitu fokus dan tidak menjawab permintaannya. Tampaknya Arga sangat buru-buru hingga berjalan sembari memasangkan jam tangan.

"Kanaya, kamu hafalin mars persit ya!" pintanya lagi. Namun lagi dan lagi tidak ada suara yang menyahutnya. Arga mendekati Kanaya dan terus memanggil namanya.

Ia melihat tubuh Kanaya yang tidak berdaya. Ia tergeletak diatas sofa dengan mata terpejam.

Arga meninju jidatnya. Lagi-lagi wanita itu tertidur saat ia sedang berbicara. Baru saja pukul 2 siang ia sudah terlelap tidur dengan merdekanya.

'Sabar Arga sabar!' batinnya. Ia terus menarik nafas dalam. Disisi lain ia merasa kasihan melihat Kanaya yang tidak berdaya. Mungkin wanita itu lelah dengan perjalanannya dari Jakarta menuju Bandung.

Arga bergegas pergi. Sebenarnya ia takut meninggalkan Kanaya sendiri dirumah. Ia takut kalau Kanaya membutuhkan sesuatu, bagaimanapun juga ini adalah lingkungan baru baginya. Namun, ini sudah kewajibannya untuk pergi. Ini adalah bukan hal seberapa dibanding nanti jika ia harus meninggalkan Kanaya berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

Ada Negara Diantara Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang