{12} Tetangga bin Ajaib

3K 173 12
                                    

"Kanaya cepat sedikit! Kenapa lama sekali?" tegas Arga.

Arga memegang sebuah parcel buah yang akan ia berikan pada tetangganya, Yulia.

Kanaya datang dari kamar dengan tergopoh-gopoh, ia terlihat sangat feminim dengan rok over all berwarna cream dan kemeja putih sebagai dalamannya.

"Sabar dong! Semua kan butuh proses!" ucap Kanaya dengan mata yang mendelik. Ia berjalan meninggalkan Arga lebih dulu.

Lelaki itu mengerucutkan bibirnya ketika melihat siluet Kanaya yang menjauhinya. Ia mendesah kesal, karena Kanaya selalu saja membuatnya merasa bodoh. Namun, sekarang ia tidak ingin berdebat. Lebih baik ia mengalah dan mengikuti apa yang wanita itu inginkan.

~~~~

"Assalamu'alaikum?" sapa Arga.

Pintu rumah terbuka dan menampakkan seorang perempuan yang mengenakan kaos putih polos dan celana hot pants. Bella sengaja berlenggak-lenggok didepan Arga, namun lelaki itu malah mengabaikannya dan tersenyum.

"Ih bang Arga? Masuk bang" ia tampak kegirangan saat ia mendapati Arga adalah si pemilik suara yang mengucapkan salam itu.

"Eh iya Bel makasih. Ayo Kanaya masuk" Arga menarik lengan Kanaya yang bersembunyi dibelakang tubuh Arga.

Mata perempuan itu terus saja mendelik saat melihat Kanaya yang tersenyum dan menganggukkan kepalanya kepada Bella, sikap polosnya membuat Bella semakin merasa jijik melihat Kanaya yang seakan dia tidak memiliki dosa apa-apa padanya.

Mereka berdua duduk dikursi ruang tamu. Kanaya mengernyitkan dahinya, ia melihat suasana rumah yang seperti kapal pecah. Mengapa seperti ini? Ia kira semua tentara adalah penyuka kebersihan dan kerapihan, namun ternyata tidak semua tentara seperti itu, pikirnya.

Seorang bayi perempuan datang dengan membawa sebuah kue biskuit susu ditangannya. Dengan langkah yang tertatih-tatih akhirnya gadis kecil itu melabuhkan tubuhnya pada kaki lenjang Kanaya.

"Hai sayang, sini sama tante" ucap Kanaya sembari menyodorkan tangannya. Gadis kecil itu terus saja mengoceh dan menaikkan kedua tangannya, seolah ia ingin menggapai tubuh Kanaya.

"Ndong! Ndong" ucapnya gemas.

"Dia minta digendong tante!" ucap Arga tersenyum saat melihat bayi mungil yang baru saja belajar berjalan itu. Dia adalah putri satu-satunya Yulia dan Engki. Arga sudah terbiasa untuk menggendong dan sekedar mengasuhnya berkeliling komplek saat ia masih lajang.

"Sayang minta digendong? Yuk sini! Upp sayang" Kanaya mengangkat tubuh bayi perempuan itu.

Kanaya terlihat sangat penyayang. Ia merapihkan rambut gadis kecil itu dan terus menciumi pipinya. Begitupun dengan bayi tersebut yang tampak sangat menikmati dekapan hangat dari Kanaya.

"Kamu suka anak kecil?" tanya Arga spontan. Pertanyaan yang sebelumnya akan ia urungkan akhirnya terlepas secara tidak sengaja.

Kanaya menengok dan menganggukkan kepalanya dengan cepat. Rautnya menampakkan bahwa ia memang memiliki hati yang tulus. Jantung Arga yang sebelumnya berdebar keras akibat frustasi karena pertanyaannya itu akhirnya tersenyum melihat ekspresi Kanaya.

"Aku pengen ada anak kecil yang temani aku, aku bosan jika dirumah sendirian" jelas, lontaran kata itu membuat jantung Arga kembali berdebar dengan begitu keras, melebihi debaran sebelumnya.

"Anak kucing mau?" tanya Arga dengan mantap.

Kanaya menatap Arga dengan kesal. Bisa-bisanya lelaki itu bergurau dirumah tetangga berlidah silet itu.

Ada Negara Diantara Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang