{9} Persit

3.5K 171 12
                                    

'Trang'

'Treng'

'Brak'

Suara gaduh itu membuat Arga terpaksa membuka matanya. Ia melihat jam yang masih menunjukkan pukul 4 pagi. 'Berisik sekali, siapa sih?' pikir Arga. Ia beranjak dan segera mencari asal muasal kegaduhan tersebut.

Ia melihat ruangan dapur yang sudah terang. Arga terus mendekatinya hingga terlihat Kanaya yang sedang berjongkok mencari sesuatu.

"Kanaya?" tanya Arga. Kanaya menengok dan tersenyum, rambutnya terurai. Wajahnya terlihat natural.

"Kak Arga? Kebangun ya gara-gara aku berisik?" tanya Kanaya yang kembali sibuk mencari sesuatu.

"Kamu cari apa?"

"Aku cari pisau" sahutnya tanpa melihat Arga. Mendengar itu, Arga menghampiri Kanaya dan ikut membantu mencari pisau tersebut.
Kanaya menatap Arga yang berjongkok disampingnya. Ia membulatkan matanya dan berpikir kenapa lelaki ini menghampirinya.

"Udah, gak apa-apa, biar aku aja yang cari" ucap Kanaya mendorong tubuh Arga perlahan. Namun Arga tersenyum dengan tangan yang lincah menyingkirkan semua peralatan yang berada didalam lemari.

Adzan subuh telah berkumandang, sudah 30 menit Kanaya mencari benda tersebut namun tak kunjung menemukannya. Arga beranjak pergi untuk bersiap menunaikan sholat subuh berjamaah di masjid batalyon.

Tak berselang lama, Arga telah siap dengan baju koko abu yang tadi malam ia pakai. Kanaya masih saja sibuk mencari pisau didapur.

"Sudah, tidak usah dicari! Sholat dulu aja nanti waktunya keburu habis! Aku sholat di masjid. Assalamu'alaikum" ucap Arga sembari melangkah menjauhi Kanaya. Kanaya tidak menghiraukan apa kata Arga. Hanya saja ia tidak lupa menjawab salam dari Arga.

~~~

"Assalamu'alaikum" panggil Arga sembari membuka pintu rumah yang tidak dikunci. Ia menjinjing sebuah kresek hitam yang berisi seikat sayuran dan bahan masakan.

'Waalaikumsalam!' terdengar suara sama-samar yang menjawab salam dari arah dapur. Arga celingukan mendengar suara itu dan segera mengetahui bahwa Kanaya masih didapur untuk mencari pisau.

Ternyata benar, kini dapur lebih terlihat seperti rumah yang telah diserang bom. Berantakan dan acak-acakan. Penggorengan pun telah sampai didekat kamar mandi dan cangkir-cangkir berserakan seperti sendok.

"Ya Allah Kanaya! Kenapa kamu berantakin semuanya sih?" Arga merasa tubuhnya lemas melihat semua ini. Kini rambut wanita itu telah terikat namun tidak dengan benar, tubunya dipenuhi dengan keringat.

"Kan aku sudah bilang, aku cari pisau! Kalau gak ada pisau nanti potong bahan masakan gimana? Mau pakai gigi kamu?" tanya Kanaya. Arga menarik nafasnya dalam-dalam. Dan menurunkan pandangannya.

"Aku sudah beli pisau dan bahan masakan tadi, ini!" ia menaruh bungkusan kresek hitam itu diatas meja makan. Wajahnya terlihat kesal dan lelah melihat Kanaya. "Bereskan barang-barangnya, masak dan nanti kamu siap-siap buat rapat pertama kamu sebagai persit. Ingat, pakai PSK nya, jangan sampai tertukar!" ucap Arga menegaskan. Ia tidak mau menahan malu karena Kanaya salah kostum lagi.

Kanaya mendelik ketika melihat Arga yang duduk dimeja makan. Ia terlihat rapih dengan seragam PDL lengkap dengan sepatu.

'Dasar! Barusan aku pel lantai udah diinjak lagi sama jenggelnya!' gerutunya dalam hati. Ia kesal, melihat Arga yang tampaknya lebih tenang daripada dirinya yang terlihat kerepotan kesana-kemari membereskan rumah dan menyiapkan perlengkapannya untuk rapat nanti.

"Kamu hafal kan mars persit?" tanya Arga. Kanaya yang tampaknya lusuh pun terbelalak mendengarnya. Apakah perlu ia menghapal mars persit itu? Pikirnya.

Ada Negara Diantara Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang