{15} Perasaan Semu

3K 189 2
                                    

Mata Kanaya terpejam, ia tak sanggup menatap Arga yang seperti ini. Ia takut.

Deg..

Deg..

'Tunggu! Apa barusan? Zina? Aku zina sama siapa maksudnya?' batinnya bertanya-tanya.

Kanaya mendorong tubuh Arga dengan cepat. Lelaki itu menghela nafas panjang dan terus menatap Kanaya dengan tatapan menyeramkan itu, dimatanya terlihat seperti ada api yang berkobar-kobar.

"Maksudnya aku zina?" tanya Kanaya dengan penuh rasa kecewa. Sejiji itukah Arga memandangnya sehingga ia menganggapnya hanya seorang penzina?

"Sekarang jelasin, siapa laki-laki itu?" tanya Arga dengan penuh penegasan.

"Laki-laki? Maksudnya siapa?" tanya Kanaya gemas. Ia benci raut wajah Arga yang seperti akan membunuhnya.

"Jujur aja, tadi kamu sama laki-laki didepan cafe Erash" tegas Arga menatap Kanaya seolah ia tak percaya.

"Depan cafe? Kapan aku didepan cafe?"

"Kanaya aku cuma minta kamu untuk jujur! Kamu kan yang tadi ciuman didepan cafe dengan laki-laki itu? Aku ingat baju yang kamu pakai!" ucap Arga yang kembuat Kanaya tercengang.

"Apa? Ciuman? Kapan aku ciuman?" ucap Kanaya menatap benci Arga.

Kanaya pergi. Ia tak mau melihat wajah Arga lagi, perempuan itu duduk sendiri dikursi teras rumah. Rintikan hujan masih menjadi tirai dingin malam ini.

Bagaimana bisa Arga berpikir seperti itu padanya? Melihat dirinya berciuman dengan orang lain? Bahkan hanya Arga lah orang pertama yang mencoba menciumnya. Apa maksudnya? Ngotot mencium seseorang hanya karena khayalan konyolnya.

"Orang gila!" gumam Kanaya kesal. Namun sebuah pemikiran terbesit dalam otaknya. Akankah Arga cemburu? Benar! Sepertinya Arga mulai cemburu, ia takut kehilangan Kanaya. Meskipun sulit sekali untuknya mengaku.

"Untuk kejadian tadi,, aku minta maaf" suara itu tiba-tiba saja muncul dari ambang pintu rumah yang terbuka. Kanaya menoleh dan tersenyum. Awalnya ia memang benci, ia sakit hati dengan sikap Arga. Namun sekarang, ia tahu jika Arga telah cemburu.

"Gak apa-apa"

"Boleh aku duduk?"

Kanaya mengangguk, pandangannya tak lepas dari hujan didepannya. Dingin memang, tapi setidaknya untuk malam ini entah mengapa hatinya terasa sedikit lega.

"Kak Arga kenapa sih?"

"Hah?"

"Ngaku aja! Kak Arga cemburu?" seloroh Kanaya yang membuat Arga tertegun. Ia terlihat kikuk saat ini.

"Enggak, apaan cemburu. Kalau memang itu kenyataan, oke sana pergi aja!" ucap Arga kaku.

"Aku cuma mau mengingatkan. Gak pantas seorang istri melakukan itu bersama orang lain, apalagi kamu ini istri prajurit. Ingat! Harga diri suami ada pada istri!" timbalnya lagi, ia keukeuh pada pendiriannya bahwa apa yang ia lihat memang nyata terjadi.

"Tapi aku enggak, wlee!!" Kanaya memeletkan lidahnya. Kini malah lelaki itu yang tak mampu menatap wajah Kanaya. Dadanya terlalu berdebar.

Kanaya diam-diam tersenyum melihatnya. Memang benar, jika Arga kini tengah mencemburuinya.

*****

Ditengah hutan rimba, tempat kami ditempa
Infanteri selalu siap sedia
Acara hari ini selalu silih berganti
Infanteri selalu berseri-seri

Ada Negara Diantara Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang