Satu

14.3K 404 21
                                    

Laila pov

Yuppp perkenalkan nama ku Laila. Biasa di panggil Ella. Entah mungkin lidah orang Inggris yang kaku kalo disuruh panggil aku Illa.. Jadii ya begitulaah maklumim ajaaah. #gila

Ngomong- ngomong soal aku nih ya. Aku itu cewek paling sopan, paling santuun, paling cantik, paling pinter, suka menabung, suka menolong (baca: bandel) seantero jagad perpondokan.

Upps. Pondok? Berarti aku santri donk? Eh bukan-bukan. Di sini aku bukan santri loh ya. Aku anak baru. Kenapa aku bisa berada di sini? Itu karena di paksa. Sekali lagi DI-PAK-SA. And do you know about dipaksa? Yah begitulah semuanya serba tidak enak. Sama juga nih dengan status santri ku yang di paksa.

Sebenernya aku nggak terlalu ambil pusing tuh sama paksaan itu. Karna walaupun aku di sini yang penting uang saku aku lancar. Dan satu nggak mikir lagi sama yang namanya sekolah.

Tau nggak sekolah itu apa? Ya itu tuh. Yang mewajibkan orang buat cari si X itu diantara angka-angka yang ah siall!!! Ngejelasinnya aja aku gak bisa. Pokoknya ya itu deh. Sesuatu yang bikin aku pusing SERIBU keliling.

Tiba-tiba.

"Kriiiiiiingggg!!!!!!!!" Suara keras yang ngagetin aku banget.

***

Abbad pov

Bel telah berbunyi saatnya aku harus masuk ke kelas. Memberikan materi pelajaran ahlaq di kelas awwal santri putri. Dengan membawa salah satu kitab rujukan di tangan aku mulai melangkah menyusuri tangga kantor pusat milik Pon-Pes. Misbahu Shudur.

Ya. Disinilah aku di besarkan. Di lingkungan pesantren. Oleh dua orang yang paling aku sayangi. Abi dan umi. Beliau adalah pendiri dari PP. Misbahu Shudur ini.

"Assalamu'alaikuum, Gus." Ucap mereka satu persatu sambil menyalami ku dengan ta'dzim.

Mereka adalah beberapa dari santri-santri abi. Mereka sangat menghormati beliau. Begitupula denganku mereka juga sangat menghormatiku. Tampak dari cara mereka ketika bertemu denganku.

Mereka menyalamiku dan memanggilku dengan embel-embel 'Gus' didepan nama panggilanku. Abhan.

Ya. Meskipun sebenarnya tidak ada perbedaan kedudukan di mata Yang Maha Esa. Namun entah mereka memanggilku dengan cara seperti itu. Yang membuatku hmm risih sebenernya.

Ku terus melangkahkan kaki. Menuju tujuanku semula. Tiba-tiba aku di kejutkan oleh suara dibelakangku.

"Klontanggg!!!!"

Cinder-ella di PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang