↪E m p a t↩

1.5K 162 5
                                    

Hembusan angin bercampur dengan rintikan hujan menyelimuti indahnya pemandangan di sore ini. Aku berjalan tanpa ragu-ragu menyusuri jalanan yang sudah tak bisa didefinisikan sebagai indah. Merahnya matahari pun sudah tergantikan dengan terangnya rembulan yang berpadu dengan dinginnya udara dan rintikan hujan menjadikan malam itu semakin kelam. Aku terus menyusuri jalan itu hanya dengan berbekal mantel tebal berwarna merah muda dan juga deretan lampu yang menerangi sepanjang jalan itu.

5 menit telah berlalu namun Aku belum tiba di tempat yang Aku tuju. Jalanan ini sangat panjang seakan-akan tidak memiliki ujung, hanya sebuah cahaya yang sangat terang yang dapat Aku lihat di depan sana. Tetapi entah kenapa jarak ini semakin lama semakin menjauh. Malam semakin menunjukkan sisi gelapnya yang membuatku sangat ketakutan. Namun ini semua sudah terjadi, sudah terlalu jauh Aku berjalan, lagipula Aku penasaran akan ujung dari jalan ini. Di tengah-tengah perjalananku Aku melihat seorang wanita bersama seorang pria sedang berjalan di depan ku. Jarak kami tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh. Kemudian wanita itu menoleh kebelakang menampilkan wajah cantiknya sama seperti dulu. Ya Aku mengenalnya dia adalah Kim Jiho sahabat ku sejak kecil.
Tunggu dulu bagaimana Jiho bisa ada disini apakah ini fatamorgana? Batinku dalam hati. Melihat mereka berjalan semakin cepat dan menjauh membuatku berlari mengejar mereka. Namun nihil mereka sudah lenyap dimakan oleh gelapnya malam. Aku pun hanya bisa menunduk ditengah gelapnya malam yang hanya disinari oleh cahaya rembulan dan juga lampu jalan. Tanpa sadar mata ku mulai memerah dan pipiku sudah basah oleh air mata. Aku frustasi. Namun setelahnya Aku mendengar ada suara-suara yang Aku kenal sedang memanggilku. Awalnya Aku menghiraukan suara itu, tetapi entah kenapa suara itu semakin keras. Kemudian Aku melihat sekelilingku dan Aku baru menyadari bahwa Aku disini. Sendirian....

📘📘📘

16.11

"Udah lah kook, Eunha baik-baik aja kok." Jaehyun mencoba menenangkan Jungkook.

"Lo gak tau perasaan gue." Jungkook bergelinang air mata.

"Gue tau perasaan lo, Jiho hilang gue ngerti gimana rasanya. Tapi gue tetep kuat jadi lo juga harus kuat kook." Bujuk Jaehyun.

Jungkook meenguasap air mata nya kasar, kemudian ia berusaha tersenyum kepada seluruh temannya yang dari tadi mengkhawatirkannya.

"Nahh gitu donk, cowo itu kuat." Ucap Jaehyun.

"Makasihh, tapi sejak kapan Jaehyun kita yang dulu jadi Jaehyun teguh?" Tanya Jungkook yang membuat mereka semua tertawa renyah.

"Lo tu abis nangis-nangis gitu sempet-sempetnya ngelawak." Goda Rose.

"Bacot lo."
Lagi-lagi mereka tertawa. Itulah persahabatan susah senang bareng. Semoga persahabatan ini tetap berlangsung hingga kita sudah gendong anak

"Permisi, kalian temen-temennya Eunha?" Suara dokter yang menangani Eunha.

"Iya, bener dok," Jawab mereka serempak.

"Saya mau ngasih tau kalo Eunha nya sudah sadar dari komanya, jadi kalian boleh liat dia tapi jangan berisik." Ucap dokter itu.

"Siap dok."
Tanpa menunggu aba-aba mereka segera menyerbu kamar Eunha dan melihat Eunha masih tertidur lemas.

"Eunha, lo bisa denger gue kan?" Jungkook memastikan sembari menggenggam tangan Eunha.

"Lo sekhawatir itu sama gue kook," Ujar Eunha lirih.

"I-iya gue khawatir sama lo. Gak Cuma gue juga sih tapi kita khawatir sama lo."

"Ha, lo tadi kenapa kok bisa pingsan terus koma?" Tanya Mingyu

"Gak tau gyu, gue lupa kenapa gue bisa pingsan tadi." Jawab Eunha. "Oh ya,"

"Oh ya apa?" Chayeon menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Indigo :The Book -97Line-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang