↪T i g a p u l u h↩

439 43 2
                                    

“SEKARANGG!!” Perintah Jungkook untuk segera berlari menjauh.

Mendengar perintah Jungkook mereka pun segera berlari dengan secepat-cepatnya agar tidak tertangkap oleh sosok besar yang kini mengejar mereka. Setelah berlari cukup lama akhirnya mereka hampir sampai ke lapangan tengah, tempat dimana teman mereka yang lain berkumpul.

“Kita hampir sampai, tetaplah berlari” Kata Jungkook.

“Kurasa makhluk itu tidak mengejar lagi” Ujar Mingyu.

“Tetap saja kita harus selalu waspada.” Kata Jungkook.

“Itu mereka semua,” Ucap Chaeyeon.

Mereka pun segera menghampiri Junhoe dan yang lain namun, alangkah terkejutnya mereka setelah melihat Bambam yang tergeletak sudah tak bernyawa.

“Jun?”

“Ceritanya panjang kook.” Ucap Junhoe yang sudah paham apa yang akan ditanyakan Jungkook.

Kemudian Junhoe menjelaskan apa yang terjadi disitu secara rinci. Setelah mendengar penjelasan Junhoe, Jungkook kembali menyalahi dirinya sendiri karena tidak mampu menjaga semua temannya dengan baik.

“Lo udah temuin bukunya kok?” Tanya Rose.

“Udah, sekarang kita hancurkan buku itu.”

“Hancurkan?”

“Iya, kita harus hancurin buku itu dan kita semua akan selamat.”

“Lo tahu dari mana kook? Kita disini nemuin klu dan jawabannya ada di kertas ini.” Junhoe menunjukkan sebuah robekan kertas yang tak lain berasal dari buku tua yang Jungkook bawa.

“Hah? Gua ga ngerti jun, gak usah bercanda lo anjing.”

“Kertas itu!? Jangan-jangan?”

“Lo tau ha?”

“Kook, lo pernah buka bukunya kan? Lo pasti tau kan, ada halaman yang hilang. Gua rasa itu halaman yang hilang. Sial gue lupa isi halaman itu.” Jelas Eunha.

“Oh halaman yang robek itu?” Eunha mengangguk.

“Woi jun, lo harus dengerin gua dulu. satu-satunya jalan kita keluar adalah hancurin buku itu. Lo jangan terpedaya sama kertas itu.” Bujuk Eunha.

“Gimana gue tau itu, bukannya lo mau jebak kita?” Ujar Junhoe.

“Lo gak usah macam-macam jun.”

Sorry kook, tapi lo harus nyerahin buku itu. Kalo gak, gua ambil secara paksa.” Ucap Junhoe sambil memainkan pisaunya.

“Lo gila jun,”

“Udah kook, kita turutin aja kata mereka” Usul Mingyu.

“Situasi kita sedang dirugikan.” Lanjut Mingyu.

“Gimana ha?”

“Mau gak mau kita harus kasih”

“HHh-baiklah,” Jungkook memberikan bukunya secara terpaksa.

“Lo salah jun, lo masih punya kesempatan untuk berubah pikiran.”

“Lo gak usah ikut campur kook,”

Kemudian, Junhoe berjalan menjauhi Jungkook sambil membawa buku tua itu. Lalu, ia meletakkan buku itu ke tengah lapangan dan membuka buku itu ke halaman yang hilang. Kemudian, ia menempelkan kertas yang ia temukan itu ke halaman yang hilang dalam buku itu. Sesaat sebelum Junhoe melancarkan aksinya Eunha tiba-tiba teringat akan isi kertas itu dan ia berusaha untuk menghentikan Junhoe. Namun, itu semua sudah terlambat dan hal yang ditakutkan Eunha kembali terjadi.

“JUN, PERGI DARI SANA!” Teriak Eunha.

Tiba-tiba saja Junhoe diserang dari belakang dengan sebilah pisau. Beruntung Junhoe masih bisa selamat karena merespon teriakan Eunha. Pisau yang awalnya mengarah ke kepala Junhoe itu kembali melukai bahu kiri Junhoe setelah pertarungannya melawan Bambam. Junhoe berusaha keras melepaskan pisau itu dan lari dari sana. Disaat ia mau melepas pisau yang ditusukkan cukup dalam, badan Junhoe mematung setelah melihat siapa yang menyerangnya.

“Bba-mbam?” Ucap Junhoe mematung. Begitu juga dengan temannya yang melihat Bambam tiba-tiba bangun dan menyerang Junhoe.

“B-bukannya dia sudah mati?”

Dalam situasi hidup dan mati itu tiba-tiba terlepas tawa yang rupanya sudah ia tahan dari tadi.

“Hahahaha,”

“Kalian ini bodoh atau gimana? Haha,” Lanjutnya.

“Jiho? Jadi kamu?” Ujar Rose yang langsung menjauhi Jiho.

“Iya, dan kalian semua akan mati di tangan gua. Hahahaha” Ujar Jiho sambil mengeluarkan pisau milik Junhoe.

“Bunuh dia Bambam,” Ucap Jiho yang membuat Bambam menarik pisaunya dan bersiap menyerang Junhoe kembali. Disaat Bambam menarik pisaunya Junhoe langsung berlari menjauh sesegera mungkin.

Bambam yang telah menjadi mayat hidup itu kembali mau menyerang Junhoe, tapi kali ini digagalkan oleh Jungkook dengan kayu yang ia genggam. Melihat Bambam terjatuh membuat Jungkook mempertaruhkan nyawanya dengan mengambil pisau yang ada di genggaman Bambam. Berhasil, pisau itu terhempas jauh ke arah Mingyu. Namun, kini nyawa Jungkook dalam bahaya. Bambam yang telah kehilangan pisaunya kini berusaha mencekik Jungkook dengan sekuat tenaga. Melihat itu Junhoe dan Mingyu datang untuk membantu Jungkook untuk mengalahkan Bambam yang kondisinya tidak bisa dijelaskan bahkan dengan science sekalipun.

Di lain sisi Rose, Eunha, dan Chaeyeon berusaha menenangkan Jiho yang sudah kehilangan kendali atas dirinya.

“Jiho, kita ini temen lo. Lo harus sadar” Ujar Rose.

“Jiho, lo gak boleh lupa sama kebersamaan kita.” Ujar Chaeyeon.

“Jiho tolong sadarlah,” Ujar Eunha.

“Gue bukan Jiho, Jiho sudah lama mati. Dan kalian akan menyusulnya” Ucapnya sambil tersenyum.

“Jiho please, lo harus hentikan ini semua.” Bujuk Eunha.

“GUA BUKAN JIHOO!”

“Yang selama ini kalian bilang kebersamaan itu membuat gue muntah. Selama kita bersama yang gue pikirin cuma kematian kalian yang mengenaskan. Hahahahaha” Ucap Jiho.

“Sial, dia sudah pergi terlalu jauh.” Ucap Rose.

“Gimana ini ha?” Tanya Chaeyeon.

“Kenapa lo ngelakuin ini semua!?” Tanya Eunha.

“Haha, lo gak usah berlagak tidak tau. Setelah apa yang lo lakukan ke orang tua gue, lo masih pura-pura gak tau.”

“Dasar sinting, lo masih belum bisa kejadian itu? Lo tau sendiri kan itu hanya kecelakaan yang tidak disengaja. Ayah gue juga meninggal gara-gara kejadian itu. Lo pikir cuma lo yang menderita?” Ucap Eunha tanpa sadar meneteskan air mata.

“Gue gak peduli, yang penting orang tua gue bisa hidup lagi. Gue akan lakukan apa saja”

“Meskipun itu membunuh teman lo sendiri?” Potong Rose.

“Iya, menyenangkan bukan?”

“Dasar gila, lo cuma mentingin diri sendiri.” Umpat Rose.

“Jiho, dengerin gua. Lo harus lupain apa yang terjadi di masa lalu, dan kita mulai lagi persahabatan kita dari awal. Untuk orang tua lo gue minta maaf.” Bujuk Eunha sambil mendekati Jiho.

“Jiho, lo pasti bisa. Lo itu orangnya kuat banget. Ayo kita mulai persahabatan kita dari awal dan lupakan semua kejadian hari ini dan sebelumnya.” Lanjut Eunha yang kini berada di hadapan Jiho sambil mengulurkan tangannya.

“Sudah terlambat ha, gue benci lo.” Ujar Jiho yang diiringi dengan tikaman pisau ia genggam dari tadi.

“EUNHAAAA!!” Teriak Jungkook.

Tidak mempedulikan yang lain Jiho terus menghujamkan serangan ke Eunha hingga ia benar-benar mati. Jungkook yang sangat marah kini berada di hadapannya berniat untuk balas dendam.

“WOI BANGSAT, liat gua sini. Gue mau lihat muka bangsat lo itu sebelum lo mati.”

“Kasihan, andai lo bilang itu lebih awal mungkin hal ini tidak akan terjadi.” Ucap Jiho pelan ke mayat Eunha tanpa menghiraukan Jungkook.

“WOI, LIAT GUAA. Jadi ini yang selama ini lo impikan? Setelah pertemanan kita dan juga Eunha?” Ucap Jungkook marah.

“Hahahaha, liat muka takut lo. Lucu sekali lo maki gue tapi lo takut?” Ucap Jiho tanpa perasaan.

“Iya, ini yang selama ini gua impikan sejak gua kehilangan orang tua gua yang dengan bodohnya mereka menjadi korban buku ini dan mengalami kecelakaan mobil bersama ayahnya Eunha.”

“Untuk Eunha, dia hanya sebuah lalat. Dan gara-gara dia juga orang tua gue jadi korban. Hidupnya gak berarti bagi gua”

“Dasar manusia bangsat, lo cuma mikirin diri lo sendiri.”

“Gua bunuh lo bangsatt” Ucap Jungkook mau menyerang secara frontal. Namun, ditahan oleh Junhoe.

“Lepasin gue jun, gue mau kasih dia pelajaran.”

“Kook, jangan gegabah bangsat. Kalo lo nyerang kayak gitu yang ada lo mati sia-sia.”

“Lo harus tenangin emosi lo kook.”

“Kalau kalian gak berani, biar gue aja yang nyerang” Ucap Jiho sebelum ia berlari sambil mengayunkan pisaunya kearah Jungkook.

Saat melihat Jiho mendekat tangan Jungkook refleks menahan pisau yang Jiho ayunkan dengan tangannya sedangkan Junhoe sudah terlebih dahulu menghindar. Meskipun tangannya terluka cukup parah Jungkook berusaha untuk tidak melepaskan Jiho dari genggamannya agar Jiho masuk jebakan yang Jungkook rencanakan dengan Junhoe.

“Jun, sekarang!”

Dengan sigap Junhoe mengunci pergerakan Jiho dari belakang.

“Apa mau lo bangsat, lo harus mati di tangan gua” Ujar Jiho.

“Argh-lo takut?” Ucap Jungkook dengan darah yang mengalir di tangannya.

“Lo ga bakalan menang dari permainan ini kook, kalian sudah ditakdirkan mati disini.”

“Argh-gak usah bacot lagi, batalkan permainannya!”

“Hahaha, lo pikir gue bisa ngelakuin itu? Sorry kook, tapi gue menang lagi.” Ucap Jiho yang tiba-tiba saja berubah wujud menjadi sosok yang sangat mengerikan dengan gigi runcingnya siap menerkam Jungkook.

“CEPAT BUNUH DIA KOOK, GUE UDAH GAK KUAT NAHANNYA.” Teriak Junhoe yang kesusahan menahan Jiho yang berubah menjadi monster.

“G-gue gak bisa” Ucap Jungkook sebelum Junhoe yang mengunci Jiho terhempas kebelakang.

Jiho yang menunjukkan wujud aslinya pun tidak menyiakan kesempatan ini. Ia pun langsung menyerang dengan giginya itu.

“JUNGKOOK! AWASS!”




CROOT!





“SEKARANG KOOK, BUNUH DIA” Teriak Mingyu yang baru saja melempar pisaunya dan tepat mengarah ke kepala Jiho.

Tanpa berpikir panjang lagi Jungkook langsung mengambil pisau yang masih menancap di tangan kanannya dan menusukkannya tepat ke jantung Jiho yang sedang kesakitan.

Sorry Jiho, tapi gua terpaksa” Ucap Jungkook sambil mengayunkan pisaunya.

Setelah berhasil menusukkan pisaunya Jungkook berlari menjauh dari Jiho yang tampak sangat kesakitan dengan wujud monsternya. Beberapa selang kemudian makhluk-makhluk yang berkeliaran di sekolah itu mengerubungi dan menyerang Jiho secara bersamaan. Kengerian itu berakhir saat tubuh Jiho berubah menjadi abu dan menghilang tertiup angin. Begitu juga dengan buku tua dan Bambam yang dari tadi dijaga oleh Mingyu.

Is it over?” Tanya Rose memastikan.

“Yea, buku nya juga sudah hilang.” Ujar Mingyu.

“Argh-sudah berakhir ya?” Ujar Jungkook yang kesakitan.

“Kook lo gapapa?” Tanya Junhoe.

“Sakit,” Ujar Jungkook sambil melihat mayat Eunha yang tergeletak penuh darah.

“Jun, gimana luka lo?” Tanya Rose khawatir.

“Ini bukan masalah besar.” Jawab Junhoe sombong padahal sakit.

“Woi jun, gak usah sok kuat deh lo.” Ujar Jungkook.

“Liat darah aja lo pingsan,” Goda Jungkook.

“Bacot lo anj-”

PLAAKK!

“Junhoe, language” Ujar Rose yang menjadi candaan setelah semua kejadian yang menimpa mereka.

📘📘📘

Sorry baru update :(

Indigo :The Book -97Line-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang