↪D u a p u l u h t u j u h↩

322 46 4
                                    

“Jun?”

“Kenapa lo Rose?” Tanya Junhoe khawatir. Rose yang tak kuat untuk bicara langsung menunjuk ke arah ruangan yang baru saja ia masuki. Dengan rasa penasaran tinggi Junhoe memeriksa apa yang terjadi, dan pada akhirnya ia menemukan tubuh Lisa yang sudah tak bernyawa.

“Rose, lo bisa ceritain apa yang terjadi?” Tanya Junhoe.

“Gua gatau jun, tadi gue sempet pisah buat nyari lo.” Jelas Rose.

“Hah, nyari gue?”

“Gue tadi denger lo teriak, gue pikir lo dalam bahaya”

“Lo serius kan Rose?”

“Lo gak percaya sama gue jun?”

“Bukan gak percaya, tapi sekarang keadaannya berbeda.”

“Sumpah bukan gue yang bunuh” Ucap Rose. “Percaya sama gue jun,” Tegasnya.

“Iya-iya gua percaya, by the way dimana Bambam?”

“Gua gak tau jun, mereka pencar kali. Nah itu Bambam.” Tunjuk Rose.

“Woi, dari mana aja lo? Lo gak tau Lisa kenapa?” Mendengar perkataan Junhoe membuat raut muka Bambam berubah.

“Hah? Lisa? Kenapa Lisa?”

“Mending lo periksa aja sendiri,” Tunjuk Junhoe ke ruangan tempat Lisa dibunuh.

Kemudian Bambam memeriksa apa yang dimaksud Junhoe dan kaitannya dengan Lisa. Begitu Bambam memasuki ruangan itu, ia mendapatkan pemandangan yang sangat mengerikan dimana pacarnya Lisa sudah tergeletak tak bernyawa dengan tubuh penuh luka tusukan. Melihat itu semua membuat Bambam shock dan menyesal telah meninggalkannya sendirian.

“Bambam, Lo gapapa?” Tanya Junhoe.

“Maaf semuanya, ini salah gue. Seharusnya tadi kita gak pisah.”

“Ini semua bukan salah lo kok,” Ujar Rose.

“Makasih Rose, tapi sama aja gue merasa bersalah atas kematian Lisa.”

“Lo tadi dari mana?” Tanya Junhoe ke Bambam.

“Gua nyari semua klu yang ada untuk menyelesaikan permainan ini.” Jawab Bambam.

“Lo udah dapet klu nya?”

“Belum, yang pasti permainan ini seperti puzzle dan buku yang kita cari adalah kepingan puzzle yang terakhir. Yang kita belum tahu harus kita apakan buku itu” Jelas Bambam.

“Kenapa lo gak cari klu disana?” Junhoe mengisyaratkan ke Rose untuk berada di belakangnya.

“Hah? Gua gak ngerti jun,”

“Lo pasti tau kalo Lisa dapat salah satu klu nya. Dan lo bunuh lisa agar klu tersebut tidak ada yang tau.”

“Apa maksud lo? Lu nuduh gue bunuh Lisa? Buat apa bajingan. Jelas-jelas gua dari tadi gak disini.”

“Cih, gak usah ngeles lo, lo kan pembunuhnya?” Junhoe menghela napas. “Lagipula kalo lo bener-bener nyari gak mungkin lo gak nemuin ini.” Junhoe menunjuk kertas yang sedang ia genggam.

“Hahaha, pinter juga lo jun. behubung kalian sudah tau yang sebenarnya. Ini saatnya kalian mati.” Ujar Bambam sambi mengeluarkan pisau yang sudah ia siapkan.

“J-jun gimana ini?” Tanya Rose panik.

“Lo lari aja, biar gua yang lawan dia.”

“Tapi jun,”

“CEPAT LARI!” Perintah Junhoe ke Rose.

“Wah, dermawan sekali hati lo jun. Lo gamau dia liat kematian lo yang mengenaskan ya?”

“Cih, bukan gue yang mati, tapi lo.”

Mendengar itu Bambam langsung berlari kearah Junhoe dengan pisaunya. Pada serangan pertama Junhoe bisa menghindar dan berhasil memukul balik Bambam. Bambam dengan emosi menyerang balik Junhoe dan berhasil melukai kaki nya. Keadaan semakin memanas dan Bambam melancarkan serangan lagi, tapi kali ini Junhoe telat menghindar yang membuat bahu kirinya tertancap pisau yang Bambam pegang.

“Hh-gimana rasanya? Hhh-sakit kan?”

“Argh, dasar psikopat.”

“Haha, itu memang gua. Dan inilah saat lo untuk mati.” Bambam berusaha menarik kembali pisau yang menancap di bahu Junhoe, namun sebilah pisau sudah lebih dulu menusuk jantung Bambam hingga ia tewas.

Sorry, tapi gue terpaksa ngelakuin ini. Beristirahatlah dengan tenang. Bambam” Ucap Junhoe lirih sambil melepaskan genggamannya kepada Bambam yang sudah tak bernyawa.

Kemudian Junhoe pun terjatuh lemas dengan menggenggam pisau yang sudah berlumur darah.

“JUN, LO GAPAPA?”

16/4/15. 19.19
Bambam died.

S

atu jam sebelumnya

“Woi jun, bentar dulu. Kalo diliat-liat lo bawa pisau ya?” Tanya Jaehyun.

“Loh June, lo bawa pisau?” Tanya Jiho.

“Gua bawa aja, siapa tau kita butuh.”

📘📘📘

Indigo :The Book -97Line-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang