↪D u a p u l u h l i m a↩

364 51 12
                                    

“Jae, jangan becanda lo,” Ujar Mingyu.

“Sumpah, ini bukan gue.” Ucap Jaehyun sambil mempelihatkan isi pesan itu.

Setelah melihat pesan yang diterima Jaehyun, Jungkook langsung mengecek pintu gerbang yang merupakan satu-satunya jalan keluar mereka. Benar saja, seperti yang ada di pikiran Jungkook. Gerbang itu terkunci. Jungkook pun mencoba untuk menghubungi satpam sekolah untuk membukakan gerbangnya. Tentu saja hal itu tidak terjadi, karena ponsel yang digenggamnya tidak menerima sinyal apapun. Dengan keadaan pasrah, Jungkook kembali ke kantin tempat teman-temannya berada.

“Gimana kook?” Tanya Chaeyeon. Jungkook tidak menjawab. Mengetahui apa yang terjadi Junhoe segera mendekati Jungkook dan menenangkannya.

“Kook, jangan khawatir. Kita pasti bisa lewatin ini bersama.” Kata Junhoe.

Guys, gue mau cerita.” Ucap Jungkook yang kemudian membicarakan soal buku itu kepada yang lainnya. Ia pun juga minta maaf karena telah merahasiakan ini.

“Tenang aja kook, ini semua bukan salah lo” Ucap Lisa.

“Iya kook, lo gak boleh salahin diri lo gitu. Seharusnya kita yang minta maaf lo jadi nanggung beban seberat itu.” Ujar Mingyu.

“Kook, lain kali kalo ada masalah bilang-bilang ke gue. Lo tu kebiasaan ya kalo punya masalah dipendem melulu.” Ucap Eunha marah.

Sorry ha, gue gamau buat lo khawatir.”

Ditengah perbincangan mereka ponsel Jaehyun kembali berbunyi dan menampilkan sebuah pesan yang tak lain adalah peringatan bahwa permainan akan segera dimulai.

“Mau gak mau kita harus selesaikan permainan konyol ini. Dan pulang dengan selamat” Ucap Junhoe menyemangati.

Guys, gue bacain peraturan permainannya.” Ucap Jaehyun yang kemudian terkejut dengan yang ia baca. “Guys, peraturan permainan ini cuma satu. Disini tertulis kalo kalian gak boleh mati.” Lanjut Jaehyun.

“Hah? Yang bener lo jae?” Ucap Mingyu.

“Seriusan, coba kalian lihat sendiri.” Jaehyun memberikan ponselnya.

Fuck, bajingan itu sudah kelewatan.” Umpat Mingyu kesal.

“Sabar gyu,” Ujar Jaehyun.

“Gimana gue bisa sabar, permainan ini bisa bunuh kita semua. Lo dah gila ya?” Mingyu Emosi.

“Situasi udah kayak gini lo coba diem aja dah. Gak usah bacot.” Ucap Jaehyun panas.

“Napa lo? Gasuka?”

“Udah woi, kenapa kalian malah berantem sih.” Lerai Junhoe.

“Daripada kalian berantem gak jelas gitu mending kita bahas permainan ini.” Ujar Chaeyeon.

“Jae, gak ada informasi lain tentang permainan ini?” Tanya Chaeyeon.

“Gak ada,”

“Buku,” Saut Jungkook yang kini menjadi pusat perhatian. “Permainan ini pasti ada hubungannya dengan buku itu. Tidak salah lagi.” Ujar Jungkook yakin.

“Jiho, lo tahu kan buku itu?” Tanya Jaehyun.

“Buku? Mungkin itu punya kakak gue, kalian ngambilnya di rumah kan?” Ucap Jiho yang diangguki Jaehyun.

“Jadi kalian mau belajar nyuri ya?” Ucap Rose terutama kepada Junhoe.

“Lah, kok gua ini ide nya Jungkook. Gue mah ngikut aja.” Junhoe membela diri.

“Napa main lempar ke gua dah, Jiho sorry ya udah ngambil barang lo tanpa ijin.”

“Iya gapapa kook,”

“Kook, sekarang rencana lo apa buat nyari buku itu.” Ujar Mingyu.

“Gimana kalau kita berpencar mencari di setiap sudut sekolah ini.” Usul Jungkook.

“Berpencar?” Ucap Lisa.

“Iya, nanti gue bagi-bagi per kelompok. Tapi yang terpenting kalian harus saling menjaga dalam kelompok itu. Kita gak tahu hal apa yang akan kita hadapi nanti.” Jelas Jungkook.

“Ide yang bagus kook,” Ujar Rose.

“Oke, kalo gitu gue langsung bagi aja ya.” Ucap Jungkook.

“Yang pertama Bambam, Lisa, Rose.” Ucap Jungkook. “Terus Junhoe, Jiho, Jaehyun” Lanjutnya. “Dan yang terakhir gue, Eunha, Mingyu, Chaeyeon.”

“Kook, lo kok gitu sama gue.” Ujar Junhoe dramatis.

“Udah lo ikutin aja jun, gue pukul nih lama-lama” Ujar Jungkook yang kembali membuat suasana pada saat itu menghangat.

“Gaes, kalian jangan lupa untuk selalu menjaga rekan satu kelompok kalian.” Ujar Jungkook diangguki oleh semuanya.

“Kook, nanti kita berkumpul dimana?” Tanya Jiho.

“Di lapangan tengah, itu titik berkumpul kita.” Ujar Jungkook.

Setelah itu mereka segera berpencar untuk mencari dimana tempat buku itu disembunyikan. Yang tanpa mereka sadari akan merenggut nyawa mereka.

18.12
Focus: Junhoe, Jaehyun, Jiho

“Jun, sekarang kita kemana?” Tanya Jaehyun.

“Jangan tanya gue jae, gue juga bingung.”

“Jiho, lo ada ide gak?”

“Gak mau nyoba cek kelas satu-satu?” Usul Jiho.

“Bukannya nanti akan lama?” Tanya Jaehyun.

“Kalo lama kita bisa berpencar,”

“Hah, berpencar?”

“Kenapa jae? Lo takut?” Ledek Junhoe.

“Bukan, maksud gue tentang yang dibilang Jungkook tadi. Kita harus tetap bareng.”

“Kalau itu tenang aja jae, memangnya bahaya apa yang menanti kita?”

“Jiho, pelanin suara lo nanti ada yang de-” Ucap Jaehyun terpotong oleh bunyi benda jatuh di tengah sunyinya lorong.

“Jae, lo denger kan?” Bisik Junhoe.

“Iya, gue denger.” Bisik Jaehyun.

“Lo mau periksa jae?” Usul Junhoe.

“Lah napa jadi gua bangsat?”

“Udah, kalian ini jangan ribut melulu” Ucap Jiho. “Lebih baik kita periksa bersama aja.” Usul Jiho yang akhirnya diterima oleh Jaehyun dan Junhoe.

Mereka pun memeriksa suara yang keluar dari kelas yang berada di kanan mereka. Belum saja Jaehyun membuka pintu kelas itu mereka sudah merasakan aura yang sangat menyeramkan dari balik pintu tersebut.

“Perasaan gue gak enak nih,” Ucap Jaehyun yang sudah siap membuka pintu tersebut.
“Gue juga sama jae, tapi mau gamau kita harus buka pintu itu.”

“Jun, lo yakin?” Ucap Jiho. Junhoe mengangguk.

Dengan kekuatan nekat, Jaehyun membuka pintu tersebut. Mereka pun melihat semua sudut yang ada di kelas tersebut dan sampailah pandangan mereka ke salah satu kursi yang berada di ujung kelas tersebut. Benar saja, mereka baru saja melihat sebuah bayangan besar dengan mata merahnya yang awalnya melihat kearah papan kini beralih menatap tajam kearah mereka.

Fuck

We have to run!” Perintah Junhoe.

Setelah bertatapan cukup lama, bayangan itu terlihat bergerak kecil siap untuk menerkam. Dengan sekejap bayangan itu mulai mengejar mereka.

NOW!” Teriak Junhoe yang langsung berlari kencang diiringi oleh kedua temannya.

Mereka pun berlari sekencang-kencangnya dari bayangan hitam yang mengejar mereka itu. Di tengah-tengah lari mereka Jaehyun kelelahan yang membuatnya tertinggal ditambah kakinya yang keseleo membuat ia tidak bisa berlari, sementara bayangan itu mulai mendekat. Jaehyun yang sudah di ujung tombak itu lebih memilih sembunyi di salah ruangan terdekat. Dengan napas yang tersengal-sengal Jaehyun duduk sembari memperhatikan apakah bayangan itu sudah pergi atau belum. Ia menunggu selama beberapa menit untuk memastikan keadaan benar-benar aman. Saat dirasa sudah aman, Jaehyun memberanikan diri untuk keluar dari ruangan itu dan pergi mencari teman-temannya.

“Akh, bisa-bisanya kakiku sakit di saat seperti ini.” Kesal Jaehyun.

“Semoga gue gak ketemu sama makhluk sialan itu.”

Di saat Jaehyun mau mencari teman-temannya seketika ia mendengar suara tangisan yang berada tak jauh. Dikarenakan rasa penasaran Jaehyun yang tinggi ditambah ia sudah bodo amat, Jaehyun pun memberanikan diri untuk memeriksa sumber tangisan tersebut. Ia pun mengikuti suara tangisan tersebut yang akhirnya mengarahkan ke salah satu ruangan yang katanya terkenal paling angker seantero sekolah. Dengan modal nekat Jaehyun langsung membuka pintu tersebut dan mendapati seseorang sedang duduk di bangku paling depan.

“Woi, siapa lo?” Teriak Jaehyun. Perempuan tidak merespon.

“Woi, lo manusia bukan?” Tetap tidak ada respon.

“Assalamualaikum, ga jawab DPR”

Setelah mencoba berbagai cara akhirnya dia berdiri dan berbalik badan menghadap Jaehyun dengan tatapan tajam.

“Loh, ngapain lo bisa disini?” Ucap Jaehyun.

Setelah mendengar ucapan Jaehyun, ia tersenyum dan mengeluarkan pisau yang dari tadi ia sembunyikan.

“T-tunggu k-kita bisa bicarakan ini baik-baik.” Ucap Jaehyun dibalas tertawa kecil.

“GILA LO SINTING, BANGSAT” Umpat Jaehyun. Seakan tak peduli ia mulai berjalan mendekati Jaehyun dengan pisau yang dari tadi ia genggam.

“Jadi selama ini lo pembunuhnya!?” Ucapan Jaehyun sontak membuat ia berhenti melangkah.

“Siapa yang lo maksud? Chanyeol? Hahaha, dia hanya menjadi hama. Seharusnya lo lebih menghawatirkan nyawa lo”

“DASAR LO MONSTER BAJ-akh” Teriak Jaehyun yang tiba-tiba sebilah pisau sudah menancap ditubuhnya.

“Ga usah banyak bacot lo,” Ucapnya sambil menikam Jaehyun berkali-kali sampai ia benar-benar mati.


16/4/15. 19.03
Jaehyun died.

📘📘📘

Indigo :The Book -97Line-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang