THE MOON

6.1K 606 39
                                    

Dibalik gelapnya langit malam, sepercik bintang hadir meneranginya agar ia tak kesepian. Seperti matahari dan bulan yang takkan pernah bisa bertemu dan kita yang tak bisa bersama.

Mereka berbicara.

Pada dasarnya, dimata mereka, dua orang itu tidak lebih dari teman dan takkan pernah bisa lebih dari berteman.

Takkan pernah.

Lalu selangkah, kedua orang itu berjalan melewati kota yang telah lama ingin mereka kunjungi. Menghabiskan waktu tanpa memikirkan apa yang akan terjadi jika ada menangkapnya. Melepas diri atas nama seorang selebritas dan menjadi dua pemuda yang tengah menikmati waktu seperti yang lain.

.
.
.

Hujan menemani ketika kedua orang itu baru saja tiba disana. Dengan jalanan yang terasa licin untuk berkendara lebih cepat. Ini sedikit melelahkan. Untuk waktu yang sangat panjang hanya duduk sambil menunggu penerbangan. Namun ditengah-tengah itu, Jimin masih betah memeluk lengan pemuda disampingnya sambil menunggu kendaraan mobil yang tengah di tumpangi tiba di penginapan yang telah Jungkook pesan sebelumnya.

Dan sesuai aturan utama, perjalanan ini-- bukan, lebih tepatnya liburan kali ini biarkan Jungkook yang menjadi pemandu atasnya. Memberi keistimewaan pada sang terkasih.

Dibalik kamar, Jungkook masih sibuk mengotak-atik kamera yang telah ia setting sebelumnya. Sementara Jimin masih didalam kamar mandi, pemuda itu belum selesai membersihkan diri. Sambil menunggu, Jungkook menyalakan televisi dan mengganti siaran yang bisa ia tonton sebelum akhirnya dimatikannya kembali karena tidak ada yang menarik.

Detik berikutnya, tangannya kembali bermain pada ponselnya. Jarinya dengan gesit membuka dan kembali menutup aplikasi didalamnya. Menunggu Jimin selesai dengan kegiatannya begitu membosankan.

"Jimin-ah, lama sekali--"

Perkataannya belum selesai, namun ia segera melihat Jimin baru saja akan keluar dari balik pintu kamar mandi. Ia tersenyum getir mendapati Jimin yang baru saja menatapnya.

"Maaf. Hehe." Guraunya,

"Tidak gerah? Pergilah mandi, aku sudah  menggantinya dengan air yang lebih hangat."

Seperti sihir, Jungkook beranjak lalu berjalan kearahnya. Tidak lupa mengacak rambut milik kekasihnya gemas.

"Kau yang terbaik." Ucapnya, lalu menghindar. Melangkahkan kakinya segera menjauh melewati Jimin-nya begitu saja.

Hahaha.

"Sudah ku bilang berhenti bermain dengan rambutku." Jimin menoleh, geram.

Setelah keduanya membersihkan diri, tidak ada banyak hal yang bisa dilakukan, hanya sekedar bercerita, atau bergelut setelah saling memberi candaan. Hingga waktu yang menunjukkan pukul empat dini hari, Jimin masih setia dengan ponselnya, diikuti dengan Jungkook yang ikut bermain ponsel dengan sebelah tangannya. Karena tangan satu lagi telah menjadi bantal seperti yang biasa Jimin lakukan sebelum tidur.

"Kalau tidak segera tidur, kita akan telat bangun besok pagi." Ucapnya sambil mengelus surai pirang milik kekasih-nya.

"Sebentar lagi. Lagipula, aku akan tetap bangun lebih dulu besok. Kalau kau lupa." Celetuknya sambil tetap memainkan ponsel itu.

PLAIES [KM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang