Bagi Jimin, Yoongi adalah orang yang paling dekat dengannya. Mendengarkan setiap cerita yang terdengar membosankan. Tanpa menyela atau menolak untuk tidak lagi menyuruhnya berbicara soal omong kosong. Lain Yoongi, lain juga Hoseok. Teman sekamarnya telah lebih banyak memberikannya masukan atas perasaan yang tidak bisa ia pahami. Memutuskan jawaban atas perkataan yang telah terucap, dan meninggalkan pertanyaan baru atasnya.
Kejadian yang terus berulang. Pengorbanan atas perasaan, dan menolak atas apa yang ia perlihatkan. Dibanyak sisi, Jimin memiliki orang-orang yang menyayanginya. Menyerahkan keputusan atas perasaan yang membelenggu tanpa memaksa. Memeluk seolah menjadi obat lain atas perasaan sakitnya.
Seokjin seperti orang tua kedua yang selalu memahami apa yang harus ia lakukan, memberikan perasaan hangat saat ia memeluk Jimin setelah melihat hal-hal yang menyakitkan. Menguatkan Jimin dibalik air mata, dan mempercayakan keputusan yang Jimin harapkan. Tidak berbeda darinya, Namjoon juga bertidak atas perasaan Jimin selama ini. Memberikan nasihat, menolak untuk tidak memberikan pelukan di saat Jimin merasa lemah.
Orang-orang terus beranggapan atas setiap orang yang tidak menyukai keberadaan Jimin. Menganggap asumsi seperti itu adalah benar. Menolak kenyataan bahwa Jimin adalah kesayangan bagi semua orang. Jika ditanya, kenapa harus Jimin? Kenapa semua orang menyayangi Jimin?
Haruskah mereka memberitahu apa saja yang menjadi alasan atas pertanyaan itu? Jimin lebih dari orang yang berpangaruh atas mereka. Penyemangat, vitamin, anggota keluarga yang sangat diharapkan. Perkataan Jimin terus menjadi semangat, tanpa memperdulikan tombak bernama celaan akan terus memperkeruh keadaan. Vitamin disaat mereka membutuhkan perkataan hangat yang mampu menyemangati mereka. Atau sebagai anggota keluarga yang selalu memperdulikan orang lain sebelum dirinya terlebih dahulu.
Itu Jimin.
Dan masih banyak hal baik lainnya yang tidak sempat dijelaskan. Kau takkan mudah untuk memahaminya. Ini sulit untuk dipahami ketika kebencianmu bahkan lebih besar dari padanya.
.
.
.Pertunjukkan seperti apa lagi yang harus ia perlihatkan? Senyuman manis seperti apa yang mereka harapkan? Atau perkataan seperti apa yang membuat mereka merasa lebih baik?
Pada kenyataannya, Jimin masih tersenyum di balik sana mengatakan semua hal yang terjadi hari ini tidak berarti banyak baginya. Dia sendiri tidak mengerti kenapa ini terasa seperti hal biasa yang sudah sering terjadi? Atau sepertinya.. ia memang telah terbiasa dengan sandiwara yang telah lama mereka lakukan.
Lalu kenapa senyuman manis itu berubah menjadi datar, tanpa ekspresi? Kemana air mata yang biasa ia perlihatkan setelah lama menahan di balik sebuah pertunjukkan? Apa yang telah mereka perbuat? Kemana Jimin yang sebelumnya? Seribu pertanyaan akan kau katakan setelah melihat Jimin yang pendiam seperti ini.
Membuat jarak seolah semakin melebar. Membekukan suasana dengan perlakuan yang semakin dingin. Mengorbankan diri atas perasaan. Jimin telah berhasil menghilangkan dirinya, menggantinya dengan topeng yang bersembunyi dibalik wajah aslinya.
Disisi lain, Taehyung yang melihat perubahan Jimin semakin diliputi perasaan bersalah. Ia merindukan Jimin yang lebih terbuka, bukan Jimin yang terus mengatakan tidak apa-apa padanya. Memeluk Jimin yang menangis, dan mendengarkan semua perasaan terlukanya. Siapa Jimin yang berada didalamnya sekarang? Ia sungguh tidak dapat mengenalinya. Bagaimana Jimin bisa mengenakan topeng tebal seperti itu? Hingga ia tidak dapat melihat celah dibaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAIES [KM]
Fiksi Penggemar[KOOKMIN BOOK I - END] Untuk sesuatu yang tidak pernah berakhir baik, sebuah harapan kembali hadir. Setidaknya begitulah yang Jimin percaya. Karena Jungkook telah membuatnya percaya. *** Highest Ranking ; #16 Jikook #23 Kookmin ©couronnessy,6/12/20...