Kata-kata seperti apa lagi yang bisa membuatnya mengerti. Pengakuan yang bagaimana lagi yang mampu membuatnya menoleh. Jimin telah lama membuat dirinya menyatu dalam belenggu ketidakpastian. Menaruh perasaan tanpa mengharapkan balasan. Menanti tanpa menuntut jawaban. Dan Jungkook masih tetap sama, berdiri dengan angkuh tanpa memberi celah atas pertanyaan.
Ini hanya kali pertamanya jatuh hati. Bagaimana pemuda yang baru saja menginjak usia remaja. Mengetahui fakta lain tentang pengalamannya soal hal seperti ini. Perasaannya masih terlalu lembut, meninggalkan kesan remaja yang baru mengenal istilah lain dari 'cinta'.
Namun kenyataan lain seolah menamparnya dengan telak. Menghancurkan kepercayaan atas perasaan, menganggap apa yang telah ia lihat barusan adalah bentuk dari penolakan. Jungkook baru saja mendapati Jimin yang tengah berpelukan dengan Taehyung diruang sempit diujung sana. Seolah terlambat mengakui setelah mendengar pernyataan Taehyung tentang perasaannya.
"Jimin-ah, apa kau masih belum memahaminya? Kau tahu itu. Kau mengetahui benar tentang perasaanku padamu." Taehyung bermonolog didepan sang empu.
"Kau bisa datang padaku, sekarang.." Detik selanjutnya sebuah kecupan ringan menempati kening mulus Jimin.
GREP
Sebuah pelukan seolah tengah membalas atas permintaan maaf yang tidak terucap. Mengakhiri dengan setetes air mata dibaliknya. Tanpa menyadari, pemuda yang sedari tadi melihat kronologis dengan apa yang baru saja terjadi membuatnya membungkam. Membalik badan dan meninggalkan kesalahpahaman lain atas mereka.
Dimulai dari detik itu, Jimin telah menjadi puing atas penolakan yang semakin membesar. Jungkook membuat tameng atas sikap yang selama ini telah ia acuhkan. Dan sikap itu telah berhasil membuat Jimin semakin mengecil. Menerima pertanyaan tak langsung yang Jungkook perlihatkan.
"Jungkook-ah, poppo~"
(Jungkook-ah, kiss~)Kata itu mungkin akan sangat Jungkook rindukan. Mengetahui fakta baru tentang Jimin yang mulai memberi jarak baru bagi keduanya. Memilih untuk lebih dekat yang lain tanpa membedakan sikap yang sebelumnya ia dapatkan lebih.
Jimin telah membuat jarak menjadi awal atas opini baru yang akan mereka perlihatkan. Menjadi lebih dekat dengan Yoongi tanpa alasan tertentu. Hanya sebuah perasaan nyaman ketika bersama orang yang lebih tua darinya dua tahun itu. Sebaliknya Yoongi juga tidak mempermasalahkannya, karena sebelum itu ia telah lama memiliki perasaan yang berbeda tanpa Jimin ketahui.
Yoongi adalah pria baik. Baginya Yoongi sangat berbeda dari yang orang lain katakan. Pria itu menjadi jauh lebih hangat ketika bersamanya, layaknya memperlakukan kekasihnya.
.
.
.Malam kali ini terasa lebih dingin dari sebelumnya. Mungkin karena suhu udara diluar yang tengah menurun, atau tentang cerita baru yang baru saja Jimin perdengarkan.
"Sepertinya banyak yang menyukai kedekatan antara Jungkook dan Taehyung." Sang manager berucap, setelah mengumpulkan beberapa orang diantara mereka.
Memberitahu sebuah kisah dengan skenario yang telah ditetapkan didalamnya. Mengikuti alur untuk mendapatkan kesan baru yang mereka harapkan. Hingga dukungan-dukungan itu terdengar semakin membesar.
Penolakan mereka tidak berarti. Karena ini telah ditentukan sejak awal. Menjalani sebuah kisah dengan skenarionya masing-masing. Yang mengharuskan Jimin untuk lebih menjauh. Dan mengorbankan perasaan atas apa yang tengah terjadi selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAIES [KM]
Fanfiction[KOOKMIN BOOK I - END] Untuk sesuatu yang tidak pernah berakhir baik, sebuah harapan kembali hadir. Setidaknya begitulah yang Jimin percaya. Karena Jungkook telah membuatnya percaya. *** Highest Ranking ; #16 Jikook #23 Kookmin ©couronnessy,6/12/20...