Suara itu mengagetkannya, apa sedang terjadi disini? Apa yang telah ia lewatkan?
"Jungkook?"
Jimin terdiam, menatap penuh tanya pada sosok lelaki di hadapannya. Waktu berhenti, memperlihatkan salju yang tidak lagi turun. Menampakkan sedikit cahaya dari bulan yang tengah menyorot kearah mereka, seperti properti panggung. Dan mereka yang menjadi peran utamanya.
GREP
"J-Jungkook?"
Yang membuat Jimin tidak percaya bukan pelukan yang baru saja ia dapatkan, tetapi kepada siapa pemilik dari pelukan itu? Apa yang harus ia lakukan sekarang? Ia lebih terkejut dibanding dua orang yang tengah memperhatikan dari dalam sana.
"Maafkan aku.." Jungkook berucap pelan,
Jimin terdiam, seolah menulikan telinganya. Menolak perkataan tulus yang baru saja ia dengar.
"Maaf telah membuatmu seperti ini.."
Jimin masih berdiam pada tempatnya, sekarang bahkan ia tengah berusaha membutakan matanya, menutup rapat agar ia tidak dapat lagi melihat orang itu.
"Maaf karena telah menjadi pengecut, dan tidak berani mengatakan apapun padamu."
Setetes air mata mengalir tanpa disadari, Jungkook telah kembali membuatnya merasa kalah. Ia menangis bahkan untuk alasan yang tidak pasti, lalu untuk apa air mata itu? Ia seakan menolak pada kenyataan yang sudah jelas.
"Jangan menjauh dariku." Jungkook kembali mengatakannya,
Jangan pergi...Bukan hanya Jimin yang berubah, namun Jungkook telah mencoba melarikan diri untuk menutupi segala yang tidak bisa ia katakan.
"Aku tidak menyukai itu." Ucapnya lagi,
Tetap disamping ku.Sebuah perkataan yang bertolak belakang dari apa yang ia rasakan, menjadikan perkataan itu menjadi seperti bumbu manis namun memiliki presepsi yang berbeda. Jimin telah menyadarinya, ia telah menyukai Jungkook lebih dari yang ia perkirakan sebelumnya.
Dan ia tidak dapat menemukan cara untuk keluar dari itu.
Jungkook melonggarkan pelukannya, memeluk pinggang ramping Jimin menatap matanya yang tengah tertutup rapat. Dengan sebelah tangan ia menghapus jejak air mata yang mulai mengering, menggantinya dengan sebuah kecupan yang membuat suasana menjadi hangat bahkan di cuaca yang begitu dingin.
CHU~
Jungkook mengecup bibirnya hangat, membuat Jimin kembali pada dirinya. Menatap pria yang tengah mencium bibirnya dengan penuh tanya, namun sorot mata pria itu membuatnya kembali melupakan seluruh pertanyaan yang seharusnya sudah ia tanyakan.
Namun sebelum itu terjadi, Jungkook telah memperdalam ciumannya, mengecup lembut di setiap inci memenuhi seluruh ruang kosong menjadi begitu hangat. Sedangkan Jimin telah memejamkan matanya, mengikuti setiap kecupan itu menjadi sebuah ciuman yang meleburkan dinginnya malam ini.
Jimin membuka mata setelah Jungkook melepaskan ciuman mereka, menatap mata yang tengah menaruh harapan pada perasaannya.
"Aku mencintaimu, hyung." Ucap Jungkook dengan sebuah kecupan yang mendarat dikening Jimin.

KAMU SEDANG MEMBACA
PLAIES [KM]
Fanfiction[KOOKMIN BOOK I - END] Untuk sesuatu yang tidak pernah berakhir baik, sebuah harapan kembali hadir. Setidaknya begitulah yang Jimin percaya. Karena Jungkook telah membuatnya percaya. *** Highest Ranking ; #16 Jikook #23 Kookmin ©couronnessy,6/12/20...