Flashback 1/4
(2 full flashback)---
Belajar dari yang telah berlalu, Jungkook menjadi seseorang yang tidak akan termakan keegoisannya. Mendengarkan alasan dibalik rencana yang Jimin katakan. Memilih untuk tidak beragumentasi seorang diri.
Malam itu, Jimin telah lebih dulu memilih tidur dikamar mereka. Memunggungi seolah tidak perduli. Hingga membuat Jungkook sempat menghela nafasnya beberapa kali. Berbaring di sampingnya, sambil memperhatikan punggung sempit milik Jimin. Detik berikutnya, tangan kekar Jungkook menggulung di antara pinggang ramping Jimin. Membuat jarak yang tidak bisa di katakan dekat.
"Kau sudah tidur?"
Kini Jungkook mulai menenggelamkan wajahnya disela-sela tengkuk leher belakang Jimin. Deru nafas terdengar damai mengingat Jimin telah tertidur sedari tadi.
"Apa kau marah padaku?"
Jungkook bertanya seolah menunggu sesorang akan mendengar dan menjawabnya.
"Maafkan aku.. aku sunggu minta maaf. Aku hanya tidak ingin kau kembali terluka karenaku." Pelukannya semakin erat, seolah tak ingin melepaskan diri.
"Aku takut kau akan meninggalkan ku karena hal seperti itu terus terjadi." Jungkook meringkuk, menganggap segala hal yang terjadi sebelumnya adalah salahnya.
"Jimin-ah.. apa kau tahu aku benar-benar mencintaimu?"
Suara Jungkook terdengar begitu lembut, dan nyaman. Sikapnya tidak jauh berbeda dari perkataannya. Nyatanya, ia memang telah mencintai Jimin lebih dari yang mereka bayangkan.
Tanpa disadari, pria yang menjadi tempat tujuan dari serangkai pertanyaan tadi tidak benar-benar tertidur. Ia hanya berniat sejenak menenangkan pikirannya dibalik selimut. Matanya berkedip mendengar kejujuran yang telah Jungkook katakan, bagaimana seseorang yang lebih muda darinya telah bersikap dewasa saat ini? Jungkook tumbuh lebih cepat, Jungkook telah menjadi lebih dewasa dengan pikirannya yang lebih tenang.
"Aku tahu.." Imbuh Jimin menjawab pertanyaannya.
Detik berikutnya Jimin berbalik menghadap Jungkook yang tengah menatapnya tak percaya. Atensinya tak lepas dari bayangan wajahnya didalam bola mata indah milik Jungkook.
"Apa aku membangunkanmu?"
Jimin menggelengkan kepalanya pelan, menangkap pipi Jungkook dengan sebelah tangannya. Mengelus lembut, penuh perasaan.
"Maaf karena telah membuatmu mengkhawatirkanku."
"Lain kali, aku tidak akan melarang apapun yang ingin kau tunjukkan pada semua orang tentang hubungan kita."
Mereka saling melempar tatapan, memberi kesan hangat didalamnya. Tangan Jungkook bergerak menangkap pipi berisi milik Jimin, menarik tubuh Jimin yang semakin mendekat hingga memberi kecupan singkat pada bibir Jimin. Beralih dengan ciuman yang lebih dalam, seirama dengan perlakuan Jungkook. Mereka berciuman, melupakan kesalahpaham yang telah terjadi.
.
.
.Kejadian hari ini kembali mengingatkan mereka tentang kisah lama, saat kesalahpahaman menjadi masalah besar bagi keduanya. Jika diceritakan mungkin saja kau tidak akan sanggup mendengarnya. Memilukan ketika diingat, sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAIES [KM]
Fanfiction[KOOKMIN BOOK I - END] Untuk sesuatu yang tidak pernah berakhir baik, sebuah harapan kembali hadir. Setidaknya begitulah yang Jimin percaya. Karena Jungkook telah membuatnya percaya. *** Highest Ranking ; #16 Jikook #23 Kookmin ©couronnessy,6/12/20...