Dari tampangnya cantik, tetapi kalau sudah marah berubah dratis
-Lydia
***
HARI Minggu biasanya Lydia hanya menonton tv, tetapi sekarang dia mulai membaca buku. Buku yang diberikan Tama sangat berpengaruh sekali. Biasanya Lydia hanya membaca buku kalau ada PR.
Ternyata puisi sangat menarik dan enak untuk dibaca. Lydia sekarang jadi menyukai puisi.
Lydia membaringkan tubuhnya di tempat tidurnya dan menaruh bukunya disebelahnya. Lalu dia mengambil HP pemberian Tama. Lama-lama Lydia mulai terbiasa menggunakan HP.
'Lya ... gue lagi liburan di monas dong, lo kemana nih?' 💬 Pesan dari Desy.
'Bodo ... bikin iri gue aja lo. Gue cuma di rumah 😭😭😭'💬 Bales Lydia.
Tiba-tiba ada pesan dari Tama.
'Lyaa ... main yuk. Gue bosen dirumah.' 💬
'Oke ke rumah gue dulu aja ya. Gue siap-siap dulu' 💬 bales Lydia.
Lydia langsung mengacak-acak lemari bajunya. Dia memilih menggunakan baju santai dengan celana berbahan dan menggunakan syalnya. Lydia sudah siap!
Tok ... tok ...
Lydia membukakan pintu rumahnya. Ternyata Tama sudah datang. Tama hari ini sungguh menawan, kaos hitam dan jaket serta celana levis, sederhana tetapi sangat cocok.
Mereka langsung ke mobil. Lydia walaupun baru kenal beberapa hari, tapi sudah jalan bareng dua kali, berawal dari barang jatuh bisa aja jadi jatuh cinta.
"Kita mau kemana nih?" tanya Lydia.
"Liat aja nanti," jawab Tama sambil tersenyum manis.
"Oh iya, nama kepanjangan lo apa? Masa gue taunya Tama doang," kata Lydia.
Pertanyaan Lydia diurungkan dan Tama mengalihkan pembicaraan. "Eh, Udah nyampe ayo turun."
Lydia sontak kaget dan melotot. "Ini kan SALON!!!!!"
📝📝📝
"Ahhhhhhh .... gue telattttt!!!!" Lydia bangun melihat jam sudah 07:00. Lydia langsung buru-buru mandi dan menggunakan seragamnya. Lydia langsung berlari tanpa sarapan sama sekali. Beruntung pelajaran dan seragamnya sudah disiapkan tadi malam.
Lydia sudah sampai di depan pagar sekolah. Ternyata sudah ditutup. Lydia masih mengatur nafasnya dan jongkok kelelahan. Dia menghampiri Pak Tukul satpam sekolah.
"Maaf pak, saya terlambat. Saya siap dihukum guru piket. Jadi biarkan saya masuk dulu," kata Lydia masih ngos-ngosan.
"Tuan putri, kamu anak kelas berapa? Saya baru lihat kamu, cantik sekali kamu."
"Saya Lya, sudah biasa liat masih aja lupa. Saya emang cantik dari dulu." Lydia heran dengan perkataan aneh Pak Tukul.
"Lya, kamu emang cantik dari dulu sih ... tapi ... yaudah masuk keburu jam pelajaran pertama selesai," Pak Tukul masih meneliti Lydia, dia masih tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lydia (END)
HumorSINOPSIS: Siapa yang tidak mengenal Lydia. Kita bisa sebut dia sebagai artis papan jalan. Penampilan, tingkah laku, dan gaya bahasa yang berbeda membuat tertarik semua orang. Kecantikannya menyilaukan wajah. Kejadian langka dan tidak terduga mempert...