"Kehilangan sebuah benda adalah hal yang menyakitkan. Seperti senja, senja akan kembali esok hari. Begitupun benda itu akan kembali kepadamu."
-Lydia
***
TANPA alarm Lydia bangun dari tidurnya. Mukanya yang masih kusut plus pasti bau. Lydia menguap panjang sambil menutup mulutnya. Matanya silau terkena sorotan cahaya matahari. Dia beranjak dari tempat tidurnya menuju ke ruang depan.
Dilihatnya meja makan yang sudah tua atau tidak layak dipakai. Tidak ada makanan yang diletakkan di situ. Mungkinkah tidak ada lauk lagi untuk dimakan?
Muka ibu tampak sendu dan lemah, "Lya, maaf ibu tidak punya duit. Duit ibu hanya cukup buat beli beras aja."
"Tidak apa-apa. Tapi masih ada telor kan bu?"
"Masih tinggal sebutir. Buat kamu aja ya. Buat sarapan. Kamu kan mau sekolah dikit lagi."
"Yaudah, Lya masak aja ya bu. Nanti kita makan bareng aja."
Hidup Lydia memang serba susah. Ibunya hanya seorang buruh tani. Penghasilan ibunya tidak mencukupi. Ayahnya meninggalkan mereka keluar kota. Tetapi semua cobaan itu tetap Lydia jalani dengan semangat dan tabah.
Beruntung Lydia memiliki kecerdasan dan kepintaran. Dia mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk sekolah di SMA terfavorit. Lydia juga mendapatkan banyak prestasi di bidang akademik. Orang paling percaya diri sedunia adalah Lydia, sehingga lomba apapun ia ikut.
Setelah sarapan, Lydia berangkat ke sekolah. Lydia lari sangat kencang, padahal masih subuh. Sekolah masuk jam 06:45. Lydia berlari menyusuri jalan yang panjang.
📝📝📝
Lydia melewati pagar sekolah. Inilah saatnya tebar pesona. Saat melewati lapangan yang luas semua orang melihat aura hebat dari Lydia. Lydia hanya melambaikan tangan ke semua murid yang melihatnya dan tersenyum manis. Lydia menegaskan penglihatannya ternyata bukan ia yang menjadi objek perhatian. Lydia menoleh ke belakang, dan terdapat anak baru itu yang berjalan di belakang Lydia.
"Ehh ... lo kok ngintilin gue sih, sana jalan duluan." ujar Lydia.
Anak itu langsung kaget dan menatap Lydia. "Gue lagi jalan. Lo jalannya lama sih, jadi pengen duluan gak enak."
"Lapangan ini luas, lo boleh jalan lewat mana aja, sana cepat lari ke kelas." Lydia memberikan jalan Anak itu.
Anak itu mendahului Lydia dan berjalan cepat. Siswi-siswi heboh melihat ketampanan anak itu. Sekarang Lydia sudah diabaikan oleh semua murid.
"Akhirnya, kita ngelihat cogan juga. Untung dia pindah ke sini," kata salah satu siswi.
"Aduh ... nih anak, gue kalah saing sama kegantengannya," kata Lydia dalam hati.
Anak itu sudah berjalan cepat dan meninggalkan Lydia. Ternyata dia memiliki keahlian dalam cabang olahraga jalan cepat, terbukti dalam sekejab anak itu sudah masuk ke kelasnya.
Lydia berjalan di sepanjang kelas sambil tersenyum ceria. Rasanya semua menanti kehadiran Lydia. Tiba-tiba ia bertabrakan dengan anak laki-laki yang berlari cepat.
"Eh ... jalan liat-liat, badan gue segede gini masa gak keliatan," badan Lydia memang langsing, tetapi bisa gitu orangtidak melihat dia lagi berjalan. Lydia berteriak sambil duduk di lantai karena terjatuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lydia (END)
HumorSINOPSIS: Siapa yang tidak mengenal Lydia. Kita bisa sebut dia sebagai artis papan jalan. Penampilan, tingkah laku, dan gaya bahasa yang berbeda membuat tertarik semua orang. Kecantikannya menyilaukan wajah. Kejadian langka dan tidak terduga mempert...