Semua bisa berubah dalam waktu sekejab
-Lydia
***
CAHAYA sinar matahari pagi menyoroti tempat tidur Lydia. Lydia bangun dalam keadaan kusut dan kumal. Dia langsung beranjak dari tempat tidurnya dan mengambil seragamnya yang sudah dilipat rapih. Lalu ia ke kamar mandi membersihkan diri.
Sekarang penampilan Lydia sudah perfect. Syalnya sudah dibuang, walaupun butuh waktu yang lama untuk memikirkannya. Seragamnya sudah rapih dan baru. Rambutnya lurus dan tidak acak-acak. Lydia sudah sangat siap!
Lydia ke meja makannya untuk sarapan bersama ibunya. Sekarang keadaan ekonomi keluarganya membaik, meskipun ibunya masih buruh tani. Duit hasil lomba Lydia digunakan untuk buka usaha kecil-kecilan disekitar perkebunan tempat ibunya berkebun. Sekarang untuk makan sudah berkecukupan.
"Jualannya laku kan bu?" tanya Lydia sambil mengunyah nasi goreng.
"Alhamdullilah laku. Temen kerja ibu mau beli gorengan. Katanya enak."
"Maaf ya bu, Lya belum bisa bantu jualan."
"Modal jualan dari hasil lomba kamu. Seharusnya ibu berterima kasih sama kamu."
"Lya udah selesai. Lya berangkat ya Bu," Lydia lalu salam ke ibunya dan berangkat sekolah.
📝📝📝
Lydia berjalan sambil membaca buku puisi. Inilah tingkat kesulitan Lydia, ia harus berfokus membaca dan melihat jalan. Untung jalannya hanya lurus dan tidak terlalu banyak kendaraan lewat.
"Itukan Lya ...."
"Itu Lya ... yang lagi viral!"
"Cantik banget ternyata ...."
Semua menatap Lydia yang lagi berjalan sambil membaca buku. Dari tukang bubur, tukang parkir, sampai bapak-bapak yang lagi nongkrong sibuk membicaran Lydia. Lydia tetap saja fokus membaca tanpa mengubris banyak orang.
Tidak disadari Lydia sudah sampai di depan gerbang sekolah. Ia masih membaca buku puisinya sambil berjalan ke dalam sekolah.
Ada yang menghalangi Lydia berjalan. Lydia ke kiri orang itu mengikutinya. Lydia ke kanan tetap sama. Lydia menutup bukunya dan menatap orang tersebut.
"Lo??? Ngapain ngalangin gue? Udah puas ngejelekin gue kemarin?" orang itu yang kemarin dihalangi Lydia saat bermain petak umpet.
"Gue mau minta maaf," jelas orang itu.
"Udah gue maafin minggir!"
"Nama gue Reza."
"Oke, minggir!" Lydia masih gondok dengan Reza.
Lydia berjalan melewatinya. Reza masih tetap mengikutinya dan berusaha berbicara dengan Lydia.
"Lya, minta nomer lo," kata Reza.
"Cih, gak usah sok kenal sama gue. Kemarin lo hina gue. Sekarang minta nomer. Gak jelas!" Lydia tetap berjalan menuju kelas.
"Lya, please, gue minta maaf banget, gue suka sama lo," bujuk Reza langsung terang-terangan.
"Apaan sih, udah gue maafin. Gue mau ke kelas dulu."
"Nanti istirahat ke kantin bareng ya, sekalian mau menebus kesalahan gue," kata Reza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lydia (END)
HumorSINOPSIS: Siapa yang tidak mengenal Lydia. Kita bisa sebut dia sebagai artis papan jalan. Penampilan, tingkah laku, dan gaya bahasa yang berbeda membuat tertarik semua orang. Kecantikannya menyilaukan wajah. Kejadian langka dan tidak terduga mempert...