SEASON 2 | EPISODE 1 MASIH INGAT??

16 1 0
                                    

SURPRISE!!!!!!!!!!!!
HALLO KEMBALI LAGI KE SEASON 2 KITA NGAKAK LAGI YA...
SELAMAT MEMBACA!!

~•~
Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah. Penantian panjang selama libur sekolah. Bosan juga dengan moment lama. Maka dari itu kita buka kisah baru. Kisah yang menarik, penuh canda tawa pastinya, dan kisah cinta Komedi baru. Mari kita ukir masa sekolah dengan menuntut ilmu tentunya dengan bumbu cinta.

Lydia masih sibuk menggosok pakaian di pagi hari. Mukanya kalang-kabut. Ia baru ingat hanya seragam yang belum ia sentuh untuk persiapan sekolah, sedangkan semua alat tulis serta buku sudah siap. Lydia terus menggosok secepat flash dan secepat super Dede.

"Bu, bantuin Lya... Roknya belum digosok!" teriak Lydia sampai terdengar ke dapur.

Lina tiba-tiba lari masih membawa ricecooker dan centong nasinya. "Ya ampun, Ibu kira kamu udah siapin. Setengah jam lagi kamu harus berangkat loh! Eh ini ngapa ibu bawa magikkom!"

Lina dan Lydia menggosok secara cepat. Beruntung strika ada dua. Lydia sudah menyelesaikan sedangkan Lina masih menggosok Roknya yang masih lusuh.

"Yaudah Bu, bodo amat dah lecek dikit. Sini Lydia mau mandi dulu."

"Ok! lagian kamu juga paling lari-larian. Rok kamu aja sering ibu jahit. Lagian kamu tuh jalan suka banget jatuh. entah kepeleset bungkus seblak, batu, atau kepleset angin!"

Lydia langsung ke kamar mandi. Ia harus buru-buru. Takutnya Desi sudah menjemput dan menunggu di pertigaan Jalan Asik. Dalam waktu dua menit Lydia selesai mandi dan rapih menggunakan seragam. Jangan heran, menjadi pelajar harus mempunyai keterampilan dalam berseragam.

Lydia mengambil roti dua ribuan yang sudah ditaruh di meja. Lalu memakannya sambil berlari. Masih ada waktu lima belas menit menuju sekolah. Mari kita ubah genre novel ini sementara menuju genre adventure, action!

Mulai! Tolong baca ini dengan keadaan tegang dan cepat! Lyida mulai berlari melintasi rintangan yaitu comberan dan genangan air akibat hujan semalam. Lalu Lydia melompati kayu jati yang tumbang akibat badai semalam. Lydia melewati badai pasir dan badai polusi, ia tetap berlari menghempasnya. Lalu ada segerombolan orang berlari marathon di sana. Lydia ikut berlari mengalahkannya.

"Ah! disana ada sekumpulan emak-emak belanja di pasar! gue harus lewati!" Lydia berlari. Tenaga emak-emak adalah sumber kekuatan di bumi. Ia tidak akan mampu melewatinya dengan sekejap. "Ah tolong gue gak bisa!" Seketika tangan Lydia ada yang menarik.

Ketika dilihat yaitu gadis dengan rambut sebahu. Menggunakan kacamata jengkol, poni yang menutupi mata, dengan muka mengenaskan. Masih ingat? Masih? Dia Desi!

"Terima kasih Desi temanku sejagat raya," kelebayan Lydia mulai kumat.

"Ayo masih ada waktu 9 menit lagi. Pintu bakal ditutup sama Pak tukul."

"Siap! Kita lari!"

Kembali lagi genre Adventure action. Lyida dan Desi berlari beriringan. Ia tidak akan jatuh oleh bungkus seblak atau bungkus apapun. Ia berlari secepat mungkin. Sudah tampak terlihat dan bersinar sekolah SMAN Haru Biru. Akhirnya mereka selamat lahir dan batin. Pintu tidak terkunci. Tetapi ketika mereka melihat kebelakang...

"Tolong gue dikunciin! Pak Tukul bukain!" Hilman teriak histeris seperti orang yang tertangkap dan terjerat di jeruji besi. Masih ingat Hilman? Masih? Ah sudahlah pasti kalian ingat.

Rambut kribo Hilman masih bergelora di pagar. Mukanya tampak lusuh karena hanya selisih 50 detik pintu gerbang sudah ditutup. Pak Tukul sepertinya tidak bisa memaafkannya. Pak Tukul hanya tersenyum bahagia melihat ada murid yang akhrinya terkunci gerbang.

Lydia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang