Khawatir berlebihan memperburuk suasana
-Lydia
❇❇❇KALAU pulang sekolah pasti Lydia tidak banyak melakukan aktifitas. Kalau kalian ingin tahu aktifitas Lydia di rumah itu apa? Cukup simple sekali. Lydia hanya tidur dan makan. Tapi terkadang menyapu, mencuci apa saja, dan memasak.
Keadaan ekonomi keluarga Lydia sudah cukup membaik. Usaha gorengan ibu Lydia sudah lancar dan banyak pembelinya. Sekarang untuk makan Lydia tidak kesulitan lagi.
Lydia sekarang membaringkan tubuhnya di kasurnya yang tidak empuk sambil membawa buku puisi dan ponselnya. Lalu Lydia membuka ponselnya dan masih penasaran dengan Instagramnya. Akun Instagram Lydia sudah tidak bisa dipakai Lydia karena kata sandinya sudah diganti oleh hacker. Karena malas akhirnya aplikasi instagram ia hapus.
Buku puisinya sudah ia baca sampai habis. Dan lagi tidak mood bermain ponsel. Di sekitar rumah tidak ada yang bisa diajak main. Sungguh kegabutan yang tiada tara.
"Lya, sini bantuin ibu sebentar," teriak Ibu dari ruang depan.
"Iyaaaa, " jawab Lydia teriak juga.
Lydia berjalan dengan kaki diseret dan mukanya yang kusut ditambah lagi lemas. Kalau dilihat keadaannya seperti habis melahirkan. Apakah ini efek samping dari gabut?
Ibu Lydia bernama Lyna Selena itu sedang asiknya duduk sambil bermain monopoli. Mentang-mentang lagi libur malah main monopoli, emang mother jaman now.
"Bantuin apa Bu? Masak air? Nyuci atau nyapu?" tanya Lydia dengan nada suara yang tidak bernyawa dan hampa.
"Yaampun Lya, jangan lemes mulu. Ada apa sih? Gak baik loh anak cantik mukanya kusut kaya gitu," nasihat Lina.
"Tidak apa-apa kok Bu, ya cuman gabut aja."
"Gabut itu artinya apa?"
"Kalau menurut Lya semacam keadaan malas gitu-gitu."
"Ohhh," mulut Lina O dan mengerti maksud anaknya yang sudah bisa menggunakan bahasa gaul.
"Tuhkan malah ganti topik. Tadi ibu mau nyuruh apa?" tanya Lydia kesal. Sekarang mukanya jadi imut kalau kesal gitu.
"Ohh ayo main monopoli bareng ibu. Ini tadi baru beli di tukang jepitan harganya sepuluh ribu," jawab Lina sambil mengeluarkan uang monopoli dan kartu-kartunya.
"Ya ilahhh, Lya kira apa? Yaudah Lya juga lagi gak ada kerjaan," Lydia kaget ternyata emak-emak juga masih main monopoli.
Lina membaca aturan permainan monopoli yang tertara di belakang. Dibelakanngnya juga ada permainan ular tangga. Lalu Lina membagikan uang secara merata sesuai dengan aturan.
"Ayo suit biar adil," kata Lina kaya bocah suaranya.
"Iyaaaaaaa," jawab Lydia dengan nada kesal.
Mereka bermain cukup lama. Kadang sampai bertengkar karena hal-hal sepele. Ibu dan anak ini selalu kompak dan serasi.
Disela permainan Lydia masih bengong dan memasang muka lemas. Lina masih kasian dengan putrinya. Pasti ada masalah yang dipendam.
"Lya lagi punya masalah ya? Ceritain dong ke Ibu. Siapa tau Ibu bisa bantu. Walaupun umur Ibu sudah 39 tapi ibu berjiwa remaja jadi ceritain aja," kata Lina.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lydia (END)
HumorSINOPSIS: Siapa yang tidak mengenal Lydia. Kita bisa sebut dia sebagai artis papan jalan. Penampilan, tingkah laku, dan gaya bahasa yang berbeda membuat tertarik semua orang. Kecantikannya menyilaukan wajah. Kejadian langka dan tidak terduga mempert...