Konflik tidak hanya negatif, tetapi bisa saja mengarah ke positif
(Sebenarnya dalam pelajaran sosiologi juga ada teorinya)-Bu Miska
❇❇❇ISTIRAHAT ini digunakan dengan sebaiknya oleh geng Tensmart untuk menyerbu Reza. Tapi mereka juga akan ke Tama sebentar untuk bertanya sedikit.
"Bel istirahat sudah berbunyi. Ayo kita beraksi," suara Hilman dibuat seperti mata-mata yang sedang memecahkan kasus.
"Oh iya kelasnya Reza dimana sih?" tanya Hilman.
"Yah gue kira lo tau. Tadi semangat banget," kata Rido.
"Gue tau kelasnya. Ayo kesana!" teriak Lydia keras.
"Ayo!!!!!" satu kelas kompak dan semangat.
"Kok jadi sekelas. Emang mau tawuran antar kelas? Ini urusan geng Tensmart aja ya," sahut Lydia.
"Yahhhhhh," semua murid kelas sepuluh satu kecewa. Seli masih berdiam diri saja di kelas tanpa berkutik.
Mereka beriringan menuju pintu kelas. Bukannya berjalan satu-satu untuk keluar kelas malah langsung semuanya keluar pintu, sehingga membuat berdempetan untuk keluar pintu. Pintunya cuma satu tapi langsung semuanya keluar. Emang gak jelas banget nih geng.
"Aduhhh sakittt, ngapain sih yang keluar langsung seabrek. Satu-satu!" Desy masih diapit Lydia dan Hilman. Sengsaranya rambut kribo Hilman menghalangi wajah Desy, beberapa rambut mungkin ada yang masuk ke mulutnya.
"Tau nih gak jelas banget. Ayo kita dorong badan kita ke depan. Gue hitung ya. 1 ... 2 ... 3 ..." ketika aba-aba dari Lydia, mereka langsung ambruk ke depan.
"Ayo kita ke kelas XII IPS 3. Liat aja nanti," Wendi masih geram ditambah semangat juangnya.
📝📝📝
Mereka berjalan bersama menuju kelasnya Reza. Melewati lapangan luas yang sedang digunakan untuk berolahraga oleh kelas sebelas. Kelas sebelas lagi olahraga skipping."Hei, Hilman, jangan liatin cewek lagi skipping mulu. Dosa woi," Wendi menyadarkan Hilman yang sedari tadi melihat anak cewek main skipping. Kalian tahulah kalau cewek main skipping ada sesuatu yang bergoyang.
"Nggak kok hehe. Gue lagi liat Bu Meri kok," Bu Meri—guru olahraga kelas sebelas.
"Sama aja. Udah jangan liatin cewek mulu. Ayo cepet," Rido berbicara sambil melangkahkan kaki lebih cepat.
Hilman menyusul lebih cepat. "Bodo, dari pada liatin cowok mulu. Gue normal gaes ...."
Mereka sudah sampai di kelas dua belas. Kelas Reza berada di dekat gang kecil. Waktu itu gang ini tempat mengumpat Lydia saat bermain petak umpat. Tanpa ragu mereka memasuki kelas.
Mereka masuk secara perlahan dan pasti. Sekarang pemikiran mereka berubah. Ternyata masuk kelas dua belas sangat mengerikan. Tatapan kakak kelas yang sinis dan menakutkan. Apalagi banyak anak cowok yang menyeramlan dan cewek yang lebih sangar dari Seli.
"Ternyata kakak kelas kita serem," bisik Lydia.
"Iya serem sih, tapi beberapa ada yang ganteng. Termasuk Reza tuh ada dibelakang," bisik Desy.
![](https://img.wattpad.com/cover/154512231-288-k550601.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lydia (END)
ЮморSINOPSIS: Siapa yang tidak mengenal Lydia. Kita bisa sebut dia sebagai artis papan jalan. Penampilan, tingkah laku, dan gaya bahasa yang berbeda membuat tertarik semua orang. Kecantikannya menyilaukan wajah. Kejadian langka dan tidak terduga mempert...