SENDRA POV....👨

1.9K 77 9
                                    

Empat tahun kemudian…..

Hari ini aku dan istriku berangkat kerumah tante untuk acara arisan keluarga , dari kemarin aku lihat Eza sering murung,malas, sering emosi dan masih banyak tingkah istriku yang gak bisa ditebak.
Contohnya kemarin, waktu aku pulang jaga dia nangis dikamar aku tanya “kenapa kamu nangis dek?”
“Aku pengen makan gudeg yang didepan rumah sakit” ucap dia
“Oalah yang, gak usah nangis dong, kamu kan bisa telfon kakak, nanti pasti kakak beliin” ucapku pelan sambil mengelus kepalanya.
“Ya udah kakak beliin” ucapnya.
“Oke, tapi jangan nangis “ ucapku lalu mengambil kunci motor di atas meja. Saat dijalan aku juga ngrasa aneh sama istriku itu, seumur-umur aku gak pernah lihat Eza beli gudeg kecuali dibuatin sama ibu, sesampainya disana aku tidak melihat warung yang biasanya menjual gudeg didekat situ. Aku pun bertanya kepada tukang parkir yang didekat sitj
“Om yang jual gudeg di sini ,gak jualan ya? “ tanya ku
“Gak pak, udah seminggu gak jualan” jawab tukang parkir
“Ya udah makasih om” ucapku kemudian aku keliling mencari, dan nihil  tidak menemukan penjual gudeg. Saat ingin balik pulang ingat kenapa aku gak kerumah ibu aja ya mungkin ibuk buat. Aku langsung puter balik dan melajukan motorku kearah rumah ibuk,  saat aku masuk ke halaman, rumah sudah tutup dan mati semua lampunya, itu menandakan bahwa semua sudah tidur. Namun saat aku ingin pulang ayah datang dan tanya.
“Kok gak masuk Le… “
“Pun tilem sedaya ngoten “ jawabku.
“Ana apa, mampir omah? “ tanya ayah.
“niki lo, Eza nangis pengen gudeg” ucapku.
“Ealah, ibumu tas gawe arep dibawa omah’e tante mu”ucap ayah.
“Geh pun Nyuwun geh yah” ucap ku.
“Ya, ayo mlebu ayah jupuk no” ucap ayah sambil buka pintu dan langsung pergi kedapur, saat sampai dapur aku terkejut melihat ibu yang masih masak didapur.
“Iho Edi, Ana apa le? “ tanya ibu.
“Iki lo buk mantumu jaluk gudeg sampek nangis “ jawab ayah langsung.
“Ealah, iki lo Ana sik ibu pundutne adah, gek dang mamik kana” ucap ibu samabil mencari tempat untuk gudeg.
Setelah semua siap aku langsung pamit untuk pulang, sepanjang jalan aku bersyukur atas kemudahan yanga Allah berikan, sampai dirumah aku langsung memeberukab gudeg itu ke Eza.
“Dek ini gudegnya” ucapku
“Iya bentar “ jawabnya.
“Oke, kakak taruh didapur ya” ucapku langsung ambil baju ganti dan bersih-bersih. Saat aku selesai bersih-bersih aku melihat Eza sudah senyum di meja tempat kita makan biasanya. Aku pun berjalan menuju meja dan duduk di dekat Istri kesayanganku ini. Dia menyiapkan makan buat ku dan kita makan bersama-sama, ditengah suasana makan malam ini aku bilang ke dia kalau besuk ada acara keluarga.
“Dek besuk kita disuruh ayah ikut kerumah tante, ada acara arisan keluarga “ ucapku sambil menyantap makanan secara langsung raut wajah Eza berubah.
“Nginep gak?  Kalok nginep aku pulang duluan “ jawabnya.
“Kenapa?  Kamu kok gak nyaman kalok kesana “ tanyaku heran.
“Coba kakak yang jadi aku, sakit ini hati tiap kali disindir tentang momongan, dibilang dokter gak bisa jaga kesehatan, punya penyakit lah….” ucapnya sambil menitikan air mata. Aku merasa bersalah sama dia akupun minta maaf.
“Oke, sebisa mungkin kita gak nginep “ ucapku sambil menenangkan hatinya
Setelah semua selesai aku membantunya untuk membereskan piring-piring kotor. Dan kita berdua bersiap untuk istrirahat.

         ********-----*******

Paginya aku sudah besiap untuk berangkat ke rumah tante, namun Eza kelihatan tidak bersemangat,aku tau apa yang difikirkan istriku itu, aku mencoba menghiburnya namun dia tetap murung dan diam.
Sampai disana kita semua disambut oleh tante namun seperti biasa yang tante tanyakan untuk keluarga kecil ku.
“Gimana Ed istri kamu udah hamil.? “ tanyanya sambil melihat Eza.
Aku langsung melihat muka Eza dan mengelus-elus tangannya.
“Doain aja tante, semoga secepat nya “ jawabku.
“Tante karo ayah ibumu iku wis dungo , sampai Enam tahun di enteni gak di wenehi, cacat paling istri KAMU iku” sindir tante sambil melihat Eza.
Sebelum aku jawab ayah langsung mengajak untuk memulai acara arisan keluarga ini.
“Wis ayo di lekasi arisne iki, aku pengen eruh siapa sing oleh” ucap ayah mengganti topik.
Acara ini berlangsung sangat meriah namun, raur muka Eza sangat kelihatan kalok dia sakit hati dengan tuduan tante tadi, setelah acara arisan selesain kami semua tidak langsung pulang tante sudah menyiapkan kamar untuk kamu semua menginap, Eza langsung berbisik pada aku.
“Kakak, aku gak kuat aku pengen pulang, kalok mas gak mau aku pulang sendiri ke rumnas” ucap dia.
“Jangan dek, kita nginep aja, ini udah malam kamu kekamar dulu sana nanti kakak susul” suruh ku agar Eza menenangkan hati dan pikirnya agar lebih tenang
Dia menjawab dengan anggukan kepala, setelah itu aku pergi untuk berbincang-bincang dengan semua yang masih ada di ruang keluarga, saat kita semua asik tiba-tiba tante datang dan mengajakku untuk bicara berdua, aku pun mengikuti.
Sampai di meha makan tante bertanya pada ku.
“Le… Wakmu iku ora pengen momongan? “ tanya dia.
“Geh purun, tapi pripun, Gusti allah durung wenei” ucapku santai.
“Wis enam tahun wakmu rabi, mas mu ae wis gedhe anak’e mosok gak milik” tanya tante.
“Anak rasa milik, nanging piye maneh” jawabku.
“Le tante duwe kenalan, lek arep wakmu tak kenalno” tutur tante.
“Te.. Kula pun gadah istri, Ayu, pinter, gak anak sing kurang” ucuoku agak tegas.
“Bojomu iku cacat, gak iso duwe anak, pikiren, teko kapan wakmu ngarep anak saka bojomu “ ucap tante.
“Duko te, kula pun janji gak bakal larani istri kula, duwe anak kalih boten sami mawon” ucapku kemudian pergi meninggalkan Tante dan menyusul Eza di kamar ,namun apa yang ku lihat Eza sudah tidur akupun menutup pintu dan bertanya
" Dek,  udah tidur" tanya ku sambil berjalan kearah kasur.
"Belum, adek gak bisa tidur" ucapnya  membelakangi ku.
"Kenapa? Kamu sakit? " tanyaku cemas.
"Gak papa, gak Eza gak sakit.  Cuma Eza pengen pulang" jawab tetep dalam posisinya.
"Kalok boleh kakak pengen lihat wajah kamu, kok gak mau lihat kakak? " rayu ku agar dia mau berbalik
"Gak papa, udah kakak tidur aja,  besuk kan kita pulang pagi" bilangnya .
Sendrapun mendekati Eza dan memeluknya.
Setelah sholat subuh berjamaah aku melihat Istriku  mengemasi baju kedalam tas aku pun bilang.
"Dek kita pulangnya habis sarapan aja ya?, kan kakak gak ada dinas hari ini" ucapku sambil duduk di kursi rias
"Ya, mau gimana lagi" jawab dia dengan suara sinis.
"Kamu kenapa sih dari semalam kamu aneh, kakak salah apa? " tanyaku dengan suara agak keras.
"Aku gak papa, kakak aja mungkin yang rasa adek aneh" jawab dial dengan mata merah.
"Kalok gak papa kenapa kamu sinis?  tanya aku dengan nada tinggi
"AKU GAK SINIS" jawab dia dengan nada yang tidak kalah tinggi
"Udah, kakak males berdebat, kakak mau keluar" pamit ku untuk menenangkan hatiku namun sebelum aku berjalan keluar dia menahanku.
"Bentar adek mau tanya? " ucapnya dengan suara gemetar.
"Tanya apa? " jawab ku sambil meredakan amarahku
"Kakak bosen ya sama Eza, kalok memang bosen bilang kakak, Eza bakal lepasin kakak" ucapnya yang membuat aku kaget
"Kamu ngomong apa sih?  Enam tahun kita udah jalani rumah tangga ini, tiba-tiba adek tanya kayak gitu, kakak gak bosan " tuturku kemudian aku melangkah keluar,sebelum sampai depan pintu  dia Bilang.
"PULANGKAN AKU PADA KELUARGA KU JIKA KAKAK SUDAH BOSAN DENGAN AKU".
Seketika hatiku terasa sakit sekali akupun keluar dari kamar dengan  membanting pintu, aku berjalan kearah dapur dan melihat ayah sedang minum teh hangat, aku menghampirinya. Saat ayah melihatku beliau langsung bertanya,
“Kamu kenapa le..?” tanya ayah.
“Boten” jawabku.
“Jaluk mulih bijomu” tanya lagi.
“Inggih” ucapku lirih.
“Ya wis, dang Bali ojo gawe bojomu ayel, ayah eruh. Yapo bojomu jaluk mulih” tutur ayah.
“Niat kula mari sarapan, boten kesusu” jawabku.
“Ya jajal omong sing apik-apik gak usah emosi” ucapnya lagi.
“Inggih” jawabku kemudian bangkit dari kursi dan berjalan kearah kamar,sesampainya didepan pintu kamar aku takut jika aku tak bisa menahan amarahku. Namunaku harus menyelesaikan masalah ini dengan istriku,agar rumah tangga kami tak ada masalah lagi.
Akupun mengumpulkan keberanian untuk membuka pintu kamar dan saat pintu itu terbuka betapa kagetnya aku melihat istriku tergeletak di lantai tak sadarkan diri akupun menghampirinya dan mencoba mengangkatnya.

Sampai sini dulu ya ceritanya, semoga suka. Makasih udah vote,coment buat part kemarin, buat part ini jangan lupa komen yang banyaknya…… ☆☆☆☆☆☆

Buat part selanjutnya jika lama aku minta maaf….. 🙇🙇🙇

My boyfriend is Militer 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang