Belajar Mengikhlaskan....

1.2K 79 0
                                    

EZA POV

Mendengar ada kabar bahwa suamiku hilang kontak selama 1 minggu di tempat tugasnya, hati ini rasanya seperti ditusuk secara tiba-tiba,badan ini seperti tak ada tulang yang menopang, semua keinginan ku dengan suami telah sirna ditelan oleh kabar duka .
Bukan aku saja pasti orang tua kak Sendra atau mertuaku juga merasa kehilangan seperti yang aku rasakan, namun mereka masih bisa menenangkan ku, memberi semangat, mengingatkan bahwa ada kehidupan didalam rahimku tak terkecuali mama dan papa juga menemai aku sampai mereka mengorbankan pekerjaannya untuk  memberi kekuatan, selama ini aku masih tinggal di Rumnas. Di tempat ini aku mengenang suamiku.
Sudah hampir 3 minggu aku mengurung diri di dalam kamar,keluar pun hanya makan mandi dan jika kondisi kandunganku mulai bermasalah. Semua ini gara-gara aku terus memikirkan suamiku.
Kemarin kakak yang paling aku sayang, kak Nesa merelakan penelitiannya dan pekerjaannya di Perancis untuk pulang ke tanah air hanya beralasan menengok ku dan menemani sampai aku lahiran itu yang dia katakan padaku kemarin.
Masih ada rasa bahwa tuhan tak adil dengan ku, dia mengambil suamiku disaat aku mengandung calon anak kami , apa ini maksudnya dia memberi 2 calon anak didalam rahimku. Namun setelah aku mulai belajar mengikhlaskan kepergian suamiku, hati ini mulai merasa tenang, nyeyak tidurku, dan bayi didalam perutku juga akan ak seperti waktu aku sedih.

                   *****-----******

Pagi ini setelah bangun aku ambil wudhu dan sholat subuh, tak lupa aku berdoa semoga suamiku segera ketemu dalam keadaan dan kondisi apapun.
Setelah sholat aku mencoba untuk menghubungi pihak rumah sakit untuk mengabarkan bahwa aku telah siap untuk bekerja melayani masyarakat lagi.
"Halo.... Selamat pagi bisa bicara dengan Prof Darman...?" ucapku ditelepon.
"Maaf bu sebelumnya ini bicara dengan siapa" ucap yang menerima telfon
"Dengan Doktor Eza Crictian, spesialis bedah dalam" ucapku.
"Mohon maaf buk Prof. Darman nya lagi ada kunjungan di Singapura, jika ada pesan bisa saya sampaikan" jawabnya...
"Oh begitu kalok begitu saya tolong tanyakan kepada wakil ketua rumah sakit, apa bisa saya nanti bertemu? " tanyaku.
"Baik bu nanti tanyakan " jawab nya lagi.
"Terima kasih selamat pagi" ucapku.
"Selamat pagi ".
Selesai menghubungi pihak rumah sakit  aku langsung keluar kamar, dan betapa kagetnya aku melihat kak Nesa hanya pakek celana kolor telanjang dada berdiri didepan aku.
"Astagfirullahaladzim..... " ucapku.
"Ada apa dekbkok teriak" tanya kak Nesa tanpa dosa.
"Itu ngapain masih pakek kolor? " ucapku.
"Astaghfirullah..... Aduh lupa... " ucap dia sambil berlari kerah belakang.
Aku melihat kelakuan kak Nesa tertawa sendiri sambil berjalan kebelakang untuk menemui mama.
"Morning.... Mom.... ". Ucapku
"Morning sayang.... Mau sarapan sama apa? " tanya mama.
"Aduh... Linu punggung Eza mama, itu aja roti isi coklat aja" jawabku sambil duduk.
"Ya kan udah hampir lahiran... Berat lah nak... Oh ya kamu belum syukuran 7 bulanan kan" ucap mama
"Belom kan masih ada kejadian kemarin tapi kandungan Eza juga udah 7 bu
bulan lebih mam.... " ucapku.
"Ya udah kita syukuran kecil-kecilan  aja.,ngundang masyarakat sini aja terus berbagi sama orang-orang di jalan" ucap mama.
"Iya terserah mama aja, mam... Eza besok lahirannya normal apa sesar ya? " tanyaku
"Ya lihat besok kalok bisa normal aja" ucap mama.
"Ya udah... Lihat hasil dokter aja, h ya Eza hari ini mau kerumah sakit" ucapku.
"Mau praktek lagi? " tanya mama.
"Iya.... Kak Nesa suruh nganterin mau gak ya...? " tanya ku.
"Mau lah biar mama yang bilang, udah kamu makan sekarang kasian calon cucu mama kelaperan " becanda mama.
"Iya mam.... " ucapku kemudian melanjutkan makan.
Tiba-tiba kak Nesa dan papa datang,
"Morning.... " sapa papa.
"Morning.... " jawabku bersama mama.
"Oh ya mama sama papa kan udah lama di sini nemenin Eza, sekarang ada kak Nesa juga, bukan maksud Eza ngusir tapi papa sama mama kan harus kerja" ucapku.
"Papa sama mama gak masalah soal itu yang penting anak papa udah tenang udah mau keluar kamar, udah mau beraktivitas lagi.... " ucap papa.
"Thank's kalok gitu papa.... " ucapku.
"Ya udah dilanjut makanya. " ucap mama, kami pun melanjutkan makan,namun saat kita asik sarapan terdengar suara orang mengucapkan salam didepan rumah,
"Assalamualaikum..... " salam orang diluar
"Wa'alaikumussalam.... Bentar" jawab kami, kak Nesa bangkit dari duduknya dan berjalan kedepan membuka pintu.
Ternyata itu bang Erdi.
"Silakan masuk mas.... Itu Eza dibelakang" ucap kak Nesa.
"Iya terima kasih" ucap bang Erdi.
"Dek ini ada kakaknya Sendra" ucap kak Nesa sambil berjalan kebelakang.
"Iya bentar.... Aduh.... Susah banget buat bangkit " ucap ku sambil bangkit dan berjalan kedepan pelan-pelan.
"Mas Erdi ada apa? " tanya ku.
"Ini Za mas kesini disuruh ayah sama ibu buat ngasih tau kalok nanti mau ngadain acara doa bersama buat Sendra" ucap bang Erdi.
"Iya mas, nanti kalok gak ada halangan Eza kesana? " jawab ku.
"Sekalian ibu tadi suruh abang tanya kapan mau tujuh bulanan kandungan kamu? " ucap abang Erdi
"Niatnya besok kalok gak gitu lusa mas" jawabku.
"Ya udah.... Abang pulang dulu msu masuk pagi soalnya, oh ya salam buat papa dan mama kamu" ucap bang Erdi dan kemudian pamit untuk pergi ke kesatuan buat apel pagi.

   💐💐💐💐🌱🌱🌱🌱💐💐💐💐

Sedangkan ditempat lain pemuda yang ditemukan oleh warga desa telah dibawa ke rumah sakit yang afa di kota disana pemuda itu dibawa keruang UGD dan dokter memberi tahu bahwa pemuda itu harus melakukan operasi pada bahu dan pinggangnya. Warga yang membawa merasa bingung bagaimana cara mereka untuk membayar biaya operasi dan perawatan, akhirnya para warga sepakat untuk melaporkan ke pihak kepolisian, namun para warga bingung, mereka tak tau nama pemuda itu, Lato',tiba-tiba salah satu dari warga memberi usul, "Bagaimana kalok kita foto terus kita taruh di internet. kitabisa minta tolong pak mantri atau putranya pak Kades" usul salah satu warga.
"Iya ...tp kita izin ke pak dokter dulu" ucap warga lahi.
mereka pun meminta izin untuk mengambil foto pemuda itu, setelah mengambil foto sebagian warga kembali ke desa dan sebagian menunggu di Rumah sakit. Warga yang menunggu disana mencoba negosiasi dengan pihak rumah sakit agar pemuda itu tetap di operaso dan dirawat,namun biayanya menunggu kabar dari pemuda tesebut jika tidak ada maka warga akan mengadakan musyawarah bersama Kepala Desa. Akhirnya pihak rumah sakit menyetujui permintaan dari warga namun dengan jaminan yang bisa dipertanggung jawabkan dan persetujuan itu dibuat oleh rumah sakit dan di tandatangai  oleh pihak rumah sakit dan warga desa.


sampai sini dulu ya part kali ini makasih udah pada vote and comment di part sebelumnya....
Maaf  ya seharusnya kemarin upload nya tapi kemarin authornya lagi sakit.... Uafi belum sempet upload deh...
Makasih... Udah mau nunggu part kali ini....
Jangan lupa vote and comment
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

My boyfriend is Militer 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang