Proses Melahirkan 2 🤰🏻

1.3K 74 5
                                    

EZA POV

Setelah kemarin air ketubanku mulai keluar dan sakit sekali perutku, akhirnya aku dianjurkan untuk menginap di rumah sakit agar 1 jam atau 2 jam sekali bisa dipantau kondisi kandungan dan janinnya, kenapa air ketuban ku terus keluar atau merembes,  karena selaput ketuban ku mulai menipis, sehingga kalok tidak hati-hati bisa pecah dini dan membahayakan calon anakku.
Setelah di ruang UGD aku dipindahkan ke ruang rawat inap yang dipilihkan bang Erdi, saat keranjang tidurku didorong menuju ruang inap yang sudah di booking,saat pintu kamar dibuka aku melihat mama,papa,ibu dan ayah sudah menunggu di dalam.
"Hallo sayang... Apa yang kamu rasakan sekarang? " tanya mama.
"Lumayan hilang ma... Tapi punggung Eza pegel banget" jawabku ke mama.
"Sabar ya...., sini mama elus-elus punggungnya  biar agak enakan" ucap mama.
Aku pun mencoba memiringkan badan ku, langsung mama mengelus-elus punggungku, namun lama-kelamaan saking keenakan aku terbawa kealam mimpi. 
Saat enak-enak tidur aku terbangun karena ingin buang air kecil, aku melihat mama dan papa tidur berdampingan di kasur dekat sofa, aku tak tega membangunkan mereka berdua, akhirnya aku pencet tombol didekat bantalku, tak lama  suster pun datang.
"Selamat malam buk ada yang bisa saya bantu?" tanya suster.
"Saya ingin buang air kecil, " ucapku
"Ingin di toilet apa di sini bu? " tanya suster.
"Dan kamar mandi aja" jawabku.
Kemudian aku dibantu untuk turun dari ranjang dan berjalan ke toilet, setelah aku dibantu duduk di closed, dan aku menyuruh suster untuk menunggu di luar,selesai dari kamar mandi aku langsung tiduran lagi sambil menunggu azan subuh, namun mata ini tak bisa diajak menunggu aku ketiduran sampai pukul setengah tujuh.

                      *****----******

Jam 5 sore setelah mandi perutku kembali kram dan air ketuban ku keluar lagi namun saat di periksa oleh dokter Rina ( dokter kandungan yang menangani aku dari awal aku hamil) beliau bilang jika air ketuban ku sudah keruh dan pembukaan 3 , selanjutnya dokter Rina pengambilan darahku, cek detak jantung bayi, kondisi bayi dan masih banyak lagi, saat menunggu hasil pemeriksaan perut ku  kram lagi, tapi di bawah terasa ada yang air hangat yang mengalir ke bawah(seperti buang air kecil) tak lama 2 suster datang,
"Bagaimana bu? Apa kram lagi? " tanya suster.
"Iya sus... Kram tapi air ketuban saya keluar lagi" ucap ku sambil nahan sakit.
"Baik bu atur nafas, dan jangan ngeden ya buk" ucap Suster.
"Iya sus... Apa pembukaannya tambah? ". Tanya ku.
Saat dilihat memang benar sudah pembukaan 4.
Tiba-tiba aku mendengar pintu kamar kebuka, aku melihat seseorang yang duduk di kursi roda dan di dorong oleh ayah, seseorang itu tak asing bagi ku seperti suamiku, tapi tak mungkin kak Sendra udah tenang, Eza udah ikhlas.
"Assalamualaikum.... Adek....." ucap dia tapi benar itu suara kak Sendra.
"Walaikumsalam... " jawab semua orang
"Gak mungkin kalok aku mimpi,benar itu kak Sendra, tapi kenapa dia duduk di kursi roda, Dia kenapa? "
Kulihat dia mendekat ke tempat tidurku dan mencoba menenangkan aku dengan cara mengelus-elus perut buncit yang di dalamnya ada bayi kembar kita
"Assalamualaikum... Sayang, ini yayah maafin yayah ya gak bisa juga buma sama kalian, jangan nakal anak  jangan buat buma kesakitan ya... " ucap kak Sendra. Perlahan-lahan perutku tak terasa sakit,
"Kak Sendra.... " ucapku sambil meneteskan air mata.
"Iya dek.... Yang kuat ya kakak disini... Maaf sudah buat adek cemas selama ini" jawab suami ku dan masih memegangi perutku.
"Kakak kenapa kok duduk di kursi roda? Kakak sakit? " tanya ku dengan nada cemas.
"Kak gak papa, udah kamu fokus sama kelahiran anak kita... " ucap suamiku menenangkan.
Dengan setia kak Sendra terus memegangi perutku sambil membaca sholawat. Sekitar 30 kemudian dokter Rina memberi hasil dan ternyata harus segera dilakukan tindakan agar tidak membahayakan bayi didalam kandungan , sebab detak jantungnya mulai menurun,dokter Rina pun memberi obat untuk kontraksi agar pembukaannya cepat,namun sampai pukul 00.35 tetep tidak ada perubahan, dokter Rina menyarankan untuk operasi caesar sekarang juga.
Setelah semuanya siap, aku dibawa ke ruang operasi dan kak Sendra juga ikut mendampingi aku selama prosedur operasi berlangsung.

              🌱🌱🌱🌹🌹🌹🌱🌱🌱

Sendra POV

Sudah 1 minggu aku keluar dari rumah sakit, selama 1 minggu aku tinggal di rumah pak Wan, dan  sore ini aku dan pak Wan mau berangkat ke Magelang,
Dengan tiket yang di belikan ayah dari Magelang. Dari desa tempat aku tinggal selama ini untuk ke bandara harus perjalan 2 jam.
Pada pukul 6 baru saja pesawat aku boarding dan sampai di Magelang sekitar jam 8 malam, langsung aku menuju rumah sakit karena ayah bilang kalok istriku,Eza masuk rumah sakit disebabkan perutnya kram, sampai disana aku langsung di antara kan ayah menuju kamar Eza. Benar saat aku masuk alu melihat Eza kesakitan gara-gara kontraksi terus-menerus.
"Assalamualaikum.... Adek....." ucapku sambil didorong menuju Eza
"Walaikumsalam... " jawab semua orang.
Aku melihat istriku sedang diperiksa oleh suster, setelah suster pergi aku mencoba untuk memegang dan mengelus-elus perut istriku agar sedikit lebih baik
"Kak Sendra.... " ucap dia pelan sambil meneteskan air mata.
"Iya dek.... Yang kuat ya kakak disini... Maaf sudah buat adek cemas selama ini" jawab  ku dan masih memegangi perutnya
"Kakak kenapa kok duduk di kursi roda? Kakak sakit? " tanya dengan dengan nada khawatir.
"Kak gak papa, udah kamu fokus sama kelahiran anak kita... " ucap ku agar dia tenang.
Sambil menunggu hasil dokter aku terus memegangi perut istriku sembari bersholawat agar dimudahkan untuk kelahiranya, selang 30 menit dokternya datang dan memberi tahu bahwa bayi di dalam kandungan detak jantungnya menurun dan harus operasi, setelah dokter memberi beberapa suntikan untuk istriku aku disuruh untuk ganti pakaian operasi untuk menemani Eza, seletah selesai ganti aku tak melihat Eza di kamarnya dan ternyata dia sudah di bawa keruang operasi, tiba-tiba ada perawat laki-laki menghampiri aku dan bertutur
"Bapak Sendra? " tanya dia.
"Iya, saya ada apa ya mas? " tanya ku bingung.
"Mari pak menuju ruang operasi, ibu Eza sudah di sana dan akan segera dimulai" ucapnya.
"Iya baik, mari mas" ucap aku dan dia mendorong kursi roda.
Saat masuk ruang operasi aku melihat separuh badan Eza diberi kain hijau, dan bagian dada ke atas di beri penghalang tirai, aku menemani Eza, menenangkan dia sambil berzikir dan berdoa semoga selamat semua tak ada halangan sedikit pun. Sekitar 30 menit aku melihat bayi keluar dari perut istriku dan secepatnya dia menangis kencang,setelah itu dokter memberikan bayi itu ke suster untuk di bersihkan, aku melihat Eza menitikkan air mata dan bilang, "anak kita kak" aku jawab dengan anggukan , tak begitu lama dokter kembali memberikan bayi  ke 2 kepada suster sedangkan dia masih berusaha mengeluarkan  1 bayi lagi yang masih di dalam perut istriku, sekiranya 2 menit dokter berhasil mengangkat bayi ke 3,namun dia tak langsung bisa menangis seperti kedua bayi tadi akhirnya dokter melakukan berbagai cara dan dia menangis kencang.....
Seketika aku dan Eza mengucapkan syukur kepada Maha Kuasa  yang telah memberi kesempatan kepada aku dan Eza untuk di beri 3  sekaligus oleh  Nya.

Segini dulu ya ceritanya terimakasih sudah vote and coment .
Jangan lupa part kali ini juga di beri vote yang banyakkkk.......
☆☆☆☆☆☆☆

My boyfriend is Militer 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang