AUTHOR POV
Disebuah rumah sakit terdapat pemuda yang sedang terbaring lemas di atas ranjang, terlihat kaki dan bahunya dibalut perban, di telapak tangannya juga terlihat jarum suntik terpasang dengan rapi, disampingnya terdapat seorang pria menjaganya.
Dengar-dengar pemuda itu baru saja melakukan operasi pada kaki dan bahunya, jika tidak salah 1 minggu yang lalu, pemuda itu yang ditemukan oleh warga dan dibawa ke rumah sakit. Sejak ditemukan 1 bulan lalu warga sudah membuat pengumuman tentang pemuda itu namun tak ada satu pun keluarganya atau orang yang kenal,warga sudah melapor kepada aparat yang setiap hari selasa menjaga di pos dekat desa mereka namun tak ada jawaban, akhirnya warga sepakat jika hari ini akan pergi kantor polisi untuk membuat laporan lagi.
Namun, saat sore hari pemuda itu bangun dari tidur lamanya, warga yang menunggu langsung memanggil perawat jaga.
"Sus..... Mas nya sudah sadar" ucap warga.
"Baik pak.... Saya akan kesana bersama dokter jaga." ucap suster itu sambil memanggil menghubungi dokter jaga.
Setelah menunggu beberapa menit dokter jaga datang untuk memeriksa pemuda itu, saat diperiksa dokter memberi tahu agar pemuda itu tidak banyak gerak, Sehabis diperiksa oleh dokter warga menyuruh pemuda itu untuk istirahat kembali, namun pemuda itu bertanya kepada warga.
"Saya kok bisa dirumah sakit? Dan ini di kota mana? " tanya pemuda itu.
"Anak muda ada di Pagar ****,nak muda ditemukan oleh sesepuh desa dan kami bawa kesini,itu kaki sama bahu retak nak" jawab warga.
"Jika mau ke Palembang,apa jauh pak? " tanya pemuda itu.
"Ya agak jauh nak, jika saya boleh tau anak muda ini siapa namanya dan asalnya mana? " tanya warga.
"Nama saya Sendra pak , saya dari Magelang, Jawa Tengah" jawab pemuda itu yang bernama Sendra.
"Ya nak Sendra, kalok boleh saya tau, nak Sendra di sini kerja atau apa? " tanya warga.
"Saya cari alamat saudara di Palembang," jawab Sendra.
"Apa nak Sendra tau nomer telepon keluarga di Palembang atau di Jawa? " tanya warga.
"Bapak coba telfon nomer ini 0293-897***" ucap Sendra.
"Iya nak nanti bapak telfon kan, sekarang nak Sendra istirahat saja, oh ya bapak ke musholla dulu " ucap warga.
"Iya pak, maaf sebelumnya bapak namanya siapa? " tanya Sendra.
"Panggil saja saya pak War" ucap warga yang bernama pak War.
"Iya pak " ucap Sendra.
Setelah pak War pamit ke musholla, tiba-tiba Sendra memikirkan keadaan istrinya dan calon anaknya sudah hampir 2 bulan tidak bertemu dan tau kabar mereka, Sendra ingin bangkit dari posisinya yang tidur, namun bahu dab kakinya terasa nyeri, Sendra sudah berusaha beberapa kali namun tetap saja gagal, akhirnya Sendra menyerah dan kembali beristirahat.*****----*****
Pagi harinya saat suster mengontrol kondisinya, Sendra mencoba bertanya tentang kondisi kaki dan bahunya.
"Selamat pagi pak, bagaimana perasaan anda sekarang? " tanya suster.
"Pagi sus... Lumayan segar, maaf sus boleh saya bertanya tentang kondisi kaki dan bahu saya, apa sangat parah retaknya? " tanya Sendra.
"Maaf pak untuk masalah itu bapak bisa bertanya ke dokter yang menangani bapak, namun beliau baru datang puluk 9.00, ada yang bisa saya bantu lagi? " tanya suster yang memeriksa selang infusnya.
"Maaf sebelumnya boleh saya pinjam ponselnya, saya ingin menghubungi keluarga saya, atau jika suster tidak bawa tolong beri tau lewat telfon rumah sakit, saya beri nomer nya saja" ucap Sendra.
"Maaf jika bertugas saya jarang bawa ponsel, lebih baik bapak telfon di telfon rumah sakit, jika bapak berkenan? " tanya suster.
"Iya sus saya mau, tapi bagaimana saya pergi ke bagian lobby? " tanya Sendra.
"Bentar pak saya panggilan teman cowok saya dan saya ambilkan kursi roda, sekalian bapak berjemur, biar gak jamuran pak, bapak lo sudah hampir 3 minggu dikamar ini" gurau suster.
"Jika diperbolehkan, sekalian terima kasih sus..." ucap Sendra.
"Sebentar ya pak" ucap suster itu dan keluar untuk memanggil kawannya,sekitar 15 menit suster itu kembali dengan 2 kawan cowoknya dan sebuah kursi roda.
"Permisi pak, mari saya bantu untuk keluar " ucap perawat cowok yang satu dan yang satunya membantu menyeimbangkan badan Sendra.
"Pelan-pelan mas, masih nyeri bahu saya" ucap Sendra sambil mencoba menahan rasa sakit di bahu dan kakinya.
Setelah berhasil duduk di kursi roda Sendra dibantu suster yang tadi ke bagian lobby, sesamapai disana Sendra meminta izin untuk meminjam telfon rumah sakit,
"Permisi saya pinjam telfon untuk menghubungi keluarga saya" ucap Sendra.
"Silakan, mari saya bantu berapa nomer nya?" ucap suster jaga.
" 0293-897***" ucap Sendra.
"Silakan pak ini telfonnya" ucap suster lagi sambil memberi telfonnya.
Sendra langsung menunggu telfon itu diangkat.
"Tut.... Tut.... Tut..... ""Tut.... Tut.... Tut..... "
"Tut.... Tut.... Tut..... "
Tiba-tiba ada suara dari seberang.
"Selamat siang ini dari rumah praktek dokter Eza Crictian, ada yang busa kami bantu?" ucap dari seberang.
"Halo.... Assalamualaikum... Ini Sendra"
"Halo... Halo.... Ini Sendra"
Namun telfon di tutup secara langsung.
Setelah itu Sendra kembali ke kamarnya dan ternyata di sana ada pak Wan.
"Nak Sendra dari mana? " ucap pak Wan.
"Saya coba telfon rumah namun tak bisa" jawab Sendra.
"Nak Sendra ada yang lain yang diingat nomer telepon?" tanya pak Wan.
"Ada ini nomor rumah orangtua saya. 0293-965***" ucap Sendra.
Pak wan pun mencoba menelfon dan tersambung,
"Tut.... Tut.... Tut..... ""Tut.... Tut.... Tut..... "
"Tut.... Tut.... Tut..... "
"Assalamualaikum ,sinten" terdengar suara ibu-ibu.
Ternyata yang mengangkat telfon adalah ibunya
"Waalaikumsalam.... Ibu ini saya pak Wan, saya dari pagar***, Palembang, saya mau kasih tau kalok anak ibu, Sendra, sedang dirawat di rumah sakit"
"Ojo ngawur, ojo dolanan" ucap ibu.
"Ini lebih baik ibu bicara sendiri dengan anaknya" ucap pak Wan
"Buk niki Sendra Edi buk putrane ibuk" ucap Sendra.
Tak ada jawaban lagi namun telfon tak di tutup tiba-tiba Sendra mendengar suara dari telfon teriakan
"Astagfirullah..... Ibu..... Pak ibuk ...." suara seorang cewek
"Kok iso nyapo iki mau? " suara bapak
"Mari jawab telfon, iku telfon dereng di tutup" ucap Cewek.
Tiba-tiba saat Sendra fokus mendengarkan dari telfon terdengar suara bapak-bapak
"Halo.... Assalamualaikum.... Sinten? "
"Wa'alaikumsalam, niki Sendra yah....
Sendra teng rumah sakit... " jawab Sendra.
"Astagfirullah...... Le... Sendra" ucap ayahnya Sendra.
"Inggih... Pak niki Sendra teng daerah Pagar**** yah... " jawab Sendra.
"Le.... Piye keadaanmu le...., yah panjenengan simpen nomer niki mengke menawi badhe hubungan malih,menawi kula pun saras wangsul teng Jawa, yah pripun keadaan Eza kaleh kandungan e? " tanya Sendra.
"Alhamdulillah bojo lan anakmu sehat.... Jarene bojo mu wulan ngarep lahirkan" jawab ayah
"Gak usah bingung Sendra boten nopo-nopo, pun yah niki telfon e pak Wan, menikah tiang kang rambut kula teng mriki" ucap Sendra.
"Iya, salam ya... Gawe pak Wan" ucap ayah Sendra.
"Geh.... Assalamualaikum.... " pamit Sendra.
"Waalaikumsalam.... Hati-hati, "
Setelah itu Sendra memberikan ponsel ke pak Wan.
"Pak soal biaya selama saya di sini dan lain-lain, bapak bisa bilang ke saya nanti saya ganti semua" ucap Sendra
"Iya nanti aja jika nak Sendra sudah baik" ucap pak Wan.Segini aja ya.... Maaf lama update nya...
Thanks buat vote and comments....
Jangan lupa di vote amd comments part ini.....
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
![](https://img.wattpad.com/cover/150002903-288-k216858.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My boyfriend is Militer 2
RomanceSebuah rumah tangga pasti ada saja masalah yang menerpa. Semakin tinggi pohon maka semakin kencang pula angin yang menerpanya. Rumah tangga itu bisa dibilang sakinah mawadah warohmah itu bisa melewati semua ujian yang di berikan oleh Allah... Jik...