tanda-tanda 👶

1.9K 82 4
                                    

AUTHOR POV

Setelah mendengarkan nasihat dari ayahnya Sendra langsung berjalan menuju kamar namun saat di depan pintu kamar Sendra mencoba menahan amarahnya dan mengumpulkan keberanian untuk membuka pintu kamar dan saat pintu itu terbuka betapa kagetnya Sendra melihat istri kesayangannya tergeletak di lantai tak sadarkan diri Sendra menghampirinya dan mencoba mengangkat Eza keatas kasur dan memanggil ibunya untuk membantu
"Buk... Ibukk... Mriki o" teriak Sendra dari dalam kamar.
"Ana apa le? " suara ibu.
"Eza buk, Eza semaput"ucap Sendra khawatir.
"Semaput piye? " ucap ibu saat masuk kamar
"Gak ngertos,kula mlebet pun teng lantai" ucao Sendra lagi sambil memijat kaki Eza.
"Minyak kayu putih" minta ibu.
"Niki buk" ucap Sendra sambil memberikan minyaknya.
Tak begitu lama ayah,tante,Sari dan bang Erdi sama istrinya masuk ke kamar ku.
"Kenapa mantuku? " tanya ayah.
"Gak eruh yah, ibu yo kaget" ucap ibu.
"Di gawa nang klinik" usul ayah.
"Di wenei minyak mengko lek tangi " sahut tante.
"Tante iku kok gak seneng karo mbak Eza nyapo to? Salah e mbak Eza iku apa" ucap Sari dengan nada sebel
"Wakmu iku cah cilik gak usah melu-melu" jawab tante sinis.
"Wong kok gak eling umur, wis prawan tuwa, gak ana sing gelem, la wong judese kayak nek lampir" cerocos Sari.
"Wakmu iku diwarai unggah - ungguh gak karo bapakmu" balas tante.
"Uwis aja marai ngelu, iki kabeh gara-gara tante, bojoku semaput, lek gak tante omong kayak mambengi gak kayak ngene, aku janji ora bakal mrene maneh, eling o saman,tante iku mung anak sing dititipni nang kakung, dadi tante iku gak duwe hak ngatur keluargaku, apa maneh ngatur keluargane ayah  karo ibu," ucap Sendra yang membuat semua orang kaget.
"Le saman iku ngomong apa? Ibuk gak pernah marai elek ngono" tanya ibu
"Ibuk bapak, pun marai kula unggah-ungguh, tapi kula ngertos pundi sing dinut kaleh boten " ucap Sendra lagi.
"Wis kowe Sendra dang ngalih , aja mrene maneh, aja sambat nang tante" ucap tante dengan marah.
"Inggih, eling tante apa sing saman tandur iku sing saman unduh" ucap Sendra sambil menggendong Eza dan dibuntuti oleh Sari yang membawa koper.
Setelah itu Sendra pulang sambil bilang untuk terakhir kalinya kepada tante.
"INGAT DENGAN UCAPAN SAYA INI, LIHAT DALAM WAKTU SATU BULAN TANTE AKAN KERUMAH AYAH MENGEMIS BELAS KASIHAN KEPADA KELUARGA KAMI" Itulah kata yang di ucapkan Sendra sambil memboyong tubuh Eza ke dalam mobil

      **********-------******

Saat ditengah perjalanan Eza sadar dan mengeluh "aduh.... "
"Ada apa dek, ada yang sakit?"ucap Sendra sambil meminggirkan mobil .
"Gak papa, kok udah didalam mobil? " tanya Eza bingung.
"Iya, kita pulang aja, apa adek mau ke klinik dulu?" ucap Sendra
"Gak usah langsung pulang aja" ucap Eza.
"Oke, kita pulang ya" ucap Sendra meneruskan perjalanan
Selama diperjalanan pulang Eza tidur terus Sendrapun memakluminya gara-gara di paksa jadi tertekan istrinya itu, saat asik memandangi wajah Eza tiba-tiba HP Sendra berbunyi dan dilayar tertera nama komandannya.
"Selamat pagi ndan" ucap Sendra
"Selamat pagi, kamu sudah selesai acara kamu" ucap dari seberang.
"Siap... Sudah, apa ada tugas untuk saya? " tanya Sendra.
"Oke, sejam lagi bisa menghadap saya? " tanya dari komandannya.
"Siap.... Saya langsung menghadap ndan" jawab Sendra dengan tegas  
"Baik selamat pagi" ucap komandan
"Siap..... Selamat pagi"jawab Sendra
Setelah itu Sendra melanjutkan perjalanan menuju rumah dinasnya. Sesampai dirumah Eza masih tertidur pulas, Sendra tak tega untuk membangunkannya akhirnya Sendra masuk kedalam untuk berganti pakaian dan mencoba membangunkan Eza kembali namun gagal Eza tetap tertidur pulang akhirnya Sendra menggendong kedalam dan menaruhnya didalam kamar kemudian Sendra berangkat untuk menemui komandannya.
Sesampainya di kesatuan Sendra langsung menuju ruang atasannya itu dan mencoba untuk mengetuk pintu.
"Tok... Tok... Permisi" ucap Sendra.
"Silahkan masuk" jawab orang didalam.
"Siap.... Apa ada tugas untuk saya? " tanya Sendra
"Duduklah," suruhnya.
"Siap" Sendra langsung melaksanakan perintah atasanya itu.
"Saya punya tugas untuk kamu, kamu akan saya kirim bersama Kapten Wira ke Jakarta besuk lusa," ucap komandan.
"Siap.... bersedia. Mohon Izin jika boleh saya ingin mengajak istri saya " ucap Sendra dengan takut.
"Silakan tapi dari kesatuan hanya menfasilitasi satu kamar hotel, dan dua tiket." ucap komandan.
"Siap... Kalok begitu saya izin keluar" pamit  Sendra.
"Silahkan"
"Siap" ucap  Sendra kemudian hormat.
Saat keluar dari ruangan tiba-tiba Sendra terkejut melihat seorang kowad yang menyapanya.
"Pagi kapten " ucap kowad itu.
"Pagi " jawab Sendra cuek.
"Lupa kamu sama saya? " ucapnya lagi.
"Maaf anda siapa? " tanya Sendra.
"Ya ampun aku Arin temen kamu SMA" ucap nya.
"Arin..... Apa kamu yang daftar pramugari  itu ya? " tanya Sendra.
"Iya, tapi bosen habis pendidikan pramugari aku langsung coba daftar kowad, eh keterima" jelasnya.
"O, aneh kamu,ohya udah nikah belum?" tanya Sendra.
"Udah lah, tapi anak masih satu, kalok kamu denger-denger udah nikah sama orang Jakarta " ucap Arin.
"Iya, kan saya udah kirim Undangan, tapi kata ayahmu kamu di Manado"tutur Sendra.
"Iya, setelah menikah dapet tugas disana, anak udah berapa? " tanya Arin.
"Belum dikasih sama yang atas" ucap Sendra pelan.
"Udah, aku aja 4 tahun nikah, baru punya anak " ucapnya.
"Ya aku gak maksa juga ke istri," tutur Sendra.
"Saya mau pamit dulu Kapten" ucapnya.
"Ya hati-hati Sersan" Ucap Sendra. Kemudian Sendra langsung pulang menuju rumah untuk melihat Eza.

            ******-------******

Selesai sholat maghrib berjamaah Eza langsung menuju dapur untuk menyiapkan makanan sedangkan Sendra ganti baju dan berjalan menuju dapur, sampai didapur Sendra duduk dimeja makan sambil mengambil tahu goreng yang ada di atas meja sambil berkata.
"Dek... Kakak besok lusa mau berangkat ke Jakarta,dapat tugas " ucap Sendra.
"Oke, berapa hari? " tanya Eza.
"Sekitar 1 minggu, kakak udah minta izin kalok kamu ikut, tapi beda tempat  duduknya,kakak beliin tiket buat kamu besuk" ucap Sendra.
"Ya udah nanti adek siapin pakaian buat kakak." jawab Eza.
"Ya, dek kakak mau bilang tapi kamu jangan marah ya" bilang Sendra.
"Iya,ada apa?" tanya Eza bingung.
"Kamu kok tambah berisi dek, perut kamu lo juga agak buncit kamu lagi suka makan? " ucap Sendra pelan.
"Masak, kalok gitu aku besuk mau lari - lari keliling lapangan" ucap Eza cemas.
"Udah gak usah aku suka kamu kayak gini, tapi itu perutnya buncit gitu, apa kamu hamil dek? " tanya Sendra memastikannya.
"Gak kok, tapi udah 3 bulan ini adek gak bulanan, mungkin kambuh lagi yang kayak dulu" ucap Eza santai.
"Tapi apa salahnya kamu cek, apa kakak beliin test pack? " tawar Sendra.
"Gak usah, Eza punya.  Udah ayo makan malam dulu, oh ya sama siapa kakak ke Jakarta? " tanya Eza sambil mengambilkan nasi Sendra
"Sama kapten Wira, kalok bisa kamu duluan yang berangkat, biar kakak gak khawatir " ucap Sendra sambil melahap makanannya.
"Oh ya kakak Eza baru inget kalok om Fery mau nginep dirumah, aku belum bilang" ucap Eza.
"Oke, nanti aku ijin ke ketua kompleksnya" ucap Sendra dan melanjutkan makan.
"Makasih, " jawab Eza kemudian melanjutkan makan. Selesai makan Sendra langsung menuju teras rumah untuk duduk santai tak begitu lama Sertu Arya datang dengan nafas ngos-ngosan.
"Selamat malam kapten izin lapor" sertu Arya sambil mengatur napas.
"Selamat malam, silakan " jawab Sendra.
"Lapor, di gerbang depan ada seseorang yang mencari rumah Kapten,katanya dia pamannya dokter Eza." lapornya.
" Kamu antar kesini ,saya beri tahu istri saya dulu" ucap Sendra.
"Siap laksaksanankan" Ucapnya sambil berlari keluar halaman
sedangkan Sendra masuk kedalam untuk menmui istrinya..



Segini dulunya cerita dipart ini tunggu kelanjutannya di part selanjutnya.
Thanks buat vote and commentnya.....
Jangan lupa vote and comment yang banyak.......☆☆☆☆☆☆☆

My boyfriend is Militer 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang